bagian : 23

4.5K 437 65
                                    

Kangen nggak?

Bacanya pelan-pelan(⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)

-

Masuk ke usia kehamilan yang ke 8 sudah membuat pria mungil itu kesulitan berjalan.

Saat ini Renjun Renjun sedang mandi dan dengan bantuan oleh Haechan.

"Jadi endut banget kamu." Gurau Haechan dan di hadiahi tatapan sinis dari Renjun.

"Gara-gara siapa aku gini?!" Teriak Renjun dengan wajah garangnya, Renjun seperti ibu kucing yang mengomel.

"Tenang sayang, mau kamu gendut ataupun kurus aku tetap cinta sama kamu." Haechan berlutut dihadapan Renjun membuat busa dari sabun seolah itu adalah bunga.

"Jangan becanda, aku lagi nggak mood gara-gara kamu!" Renjun melipat tangannya di depan dada dan membuang mukanya ke samping.

"YAK!!"

Renjun menjerit karena nipple nya di cubit oleh Haechan, "awas ya, pas lahiran nanti aku udah nggak mau kasih jatah lagi ke kamu!"

"Iya, iya, iya. Maaf sayangkuu. Gemes soalnya."

"YAK!" Ujung bibir atas pria mungil itu terangkat dan lama kelamaan melengkung kebawa kemudian menangis.

Haechan panik dan langsung menghibur istrinya dengan menggunakan busa di dagunya agar terlihat seperti kakek-kakek berjenggot.

"Nggak lucu!" Renjun membilas tubuhnya dan memakai handuk. Ia keluar dari kamar mandi dengan cara berjalan sedikit mengangkang.

Dari belakang Haechan mengikuti cara berjalan istrinya.

Si manis menyadari kalau suaminya itu sedang menirunya. Lirikan sinis nya mampu membuat nyali Haechan menciut dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"BUATKAN AKU SALAD BUAH!" Tubuh Haechan tersentak dan langsung ke arah dapur.

"Ck! Dasar suami nggak tau diri, dia pikir siapa yang buat aku bunting kayak gini?" Renjun berjalan dengan hati-hati menuju ke kamarnya.

-

"Sayang kuu, salad nya sudah siap!" Renjun turun dari kamar dengan bantuan Haechan.

"Awas aja kalo nggak enak, tidur di luar kamu." Sinis Renjun.

//Deg

"Ja-jangan dong sayang. Kamu nggak sayang aku?" Wajah Haechan memelas. Sekarang yang paling ia takuti adalah istrinya.

Renjun itu super duper galak, bahkan tatapannya seperti ingin membunuh.

"A-aku jamin itu enak banget."

"Dari pada kamu diem aja mending mikir nama anak." Ucap Renjun. Oh iya, anak mereka ternyata kembar tak seiras. Dan dua-duanya adalah laki-laki.

"Emm gimana kalo Jisung? Lee Jisung."

"Boleh juga kamu mikir, satunya lagi?"

"Sungchan gimana? Lee Sungchan." Renjun tersenyum,

"Pinter juga suami aku nih, Akh aduh, aduh," Renjun meringis sedikit.

"Kenapa, sayang?" Tanya Haechan panik.

"Mereka nendang, pake nanya lagi!"

"Maaf kan aku nggak tau, galak banget si?"

"APA KAMU BILANG?!" Mata Renjun melotot membuat Haechan tak berani menatapnya.

"Anak lagi nendang bukannya di usap, malah nanya!"

Dengan takut-takut Haechan mengusap perut Renjun, agar istrinya itu tidak marah-marah lagi.

"Nak, kalian mesti sabar ya. Bunda kalian galak." Bisik Haechan dan tentunya tidak dapat di dengar oleh Renjun karena si galak itu sedang asyik dengan salad buah.

DI JODOHKAN | Hyuckren (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang