🔞
"Apaan sih lo? Jangan mentang-mentang gua kecil gini ya, dan seenaknya lo ngangkat gua!"
"Diem atau gue cium?"
"Lo pengen gua pukul tau nggak!"
"Tidur."
Dan akhirnya Renjun tidur dengan posisi membelakangi Haechan. Karena selimut hanya ada satu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini sudah satu bulan setelah Guanlin berkata akan ke China bersama Ayahnya. Hidup Renjun menjadi lebih tenang, apalagi dengan kegiatan nya sehari-hari yang menuruti kemauan si duo bayi.
Seperti saat ini, ia sedang membuat jus apel dengan campuran cabai hijau. Memang aneh, tapi Renjun menginginkan jus itu.
"Harus bikin dua nggak sih buat Ayah?" Gumam Renjun.
"Hmm, oke harus. Tapi punya Haechan harus pake bawang merah, enak tuh." Kata Renjun.
Ia mulai membuat jus apel dengan campuran satu butir bawang merah. Senyum di wajahnya selalu muncul, menandakan bahwa ia selalu bahagia. Apalagi setelah kehadiran dua bayinya.
Setelah selesai membuat jus. Ia ke taman belakang untuk menuju ke gazebo, Haechan juga di sana. Bersantai sembari bekerja di laptopnya.
"Jus apel jadi!" Haechan tersenyum melihat Renjun. Seperti biasa dan sudah menjadi rutin satu bulan terakhir ini, Renjun akan tersenyum dan mendekatkan pipinya ke arah Haechan; meminta di cium.
Setelah saling mengecup pipi. Si manis memberikan jus apel kepada sang suami.
Haechan masih belum tau jika apel tersebut mengandung bawang merah, meskipun sedikit berwarna ungu, tetapi ia masih ber positif thinking jika itu adalah sedikit buah naga.
Renjun duduk di samping Haechan dan dengan santai meminum jus apel dengan sedikit rasa cabai. "Uekk!" Untuk tegukan ke dua Renjun merasa mual.
"Nggak enak-uekk!"
"Kenapa sih? Bukannya kamu suka apel?"
"Aku pake caba-uekk." Rasa tak enak dari jus tersebut seakan menempel di lidah nya, ia menuju air keran di samping kolam renang dan langsung berkumur beberapa kali.
"JANGAN LARI-LARIAN!!" Teriak Haechan takut jika istrinya terpeleset dan jatuh, ia pun berdiri menyusul istrinya yang sedang mencuci lidahnya di sebuah air keran.
"Kamu pake apa di jus nya?" Tanya Haechan.
"Cabai dan nggak enak, huwaa!" Pria mungil itu menangis sembari mendongak, mulutnya terbuka dan mata tertutup dengan bulu mata lentik yang sudah basah karena air mata.
"Cup, cup, cup. Jangan nangis, malu di liatin dede bayi." Ucap Haechan mengusap bahu Renjun dan menuntun nya kembali ke tempat awal mereka bersantai.
Saat duduk dengan santai Haechan meminum jus yang di buat oleh Renjun, seketika wajahnya berubah merah, menahan sesuatu yang akan kembali keluar melalui mulutnya. Wajahnya memerah, mulut tertutup rapat dan susah paya menelan jus buatan Renjun.
"Enak nggak? A-aku pake bawang merah di punya kamu." Kata Renjun dengan wajah yang super polos dan pupil mata yang bulat, menambah kesan lucu.
"Kalo kamu abisin.. aku boleh makan eskrim tiga rasa, ya.." kata Renjun sembari mempertemukan jari telunjuknya 👉👈 dengan wajah yang menunduk malu, ia mendongak dengan mata berbinar nya melihat Haechan.