“kamu adalah penyembuh disetiap lukaku”
—Ayara Aimara—••🕸••
Tak butuh berapa lama mereka pun sampai di warung mang Ucup seperti biasa warung itu sangat ramai, bukan karena pembeli tapi tapi karena teman teman Akra yang entah sejak kapan sudah ada di sana.Mang Ucup ini memang punya dua warung, di rumah dan di sekolah. Tapi yang di sekolah yang jaga biasa anaknya, Mang Ucup hanya Kadang-kadang berkunjung ke sana.
"Tumben nih si bocil ikut?" Tanya Oskar
"Apaan sih Kak Oskar, Dion kan bukan bocil" Dengan kesal Dion berjalan
"Iya deh, sorry" Ucap Oskar kemudian terkekeh
"tos dulu dong" Dito dan Dion ber tos. Keduanya saling melempar senyuman
Yara dan Akra kini menjadi sorotan oleh teman temannya karena sadari tadi mereka hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun bahkan mereka pun tak menyapa teman temannya
"Yon, mereka berdua kenapa?" Bisik Oskar tepat ditelinga Dion
"Dion juga gak tau" Balas Dion berbisik
Dion juga bingung kenapa Yara dan Akra diam seperti itu walaupun dia tau kalau Yara ada masalah dengan mamanya, tapi dia sama sekali tidak tahu kalo itu penyebab Yara murung
"Kenapa lo berdua murung amat?" Tanya Bian namun tak dibalas oleh Akar dan Yara
"Mau kemana Mang?" Tanya Akra kepada Mang Ucup yang berjalan dengan membawa pancing yang terbuat dari bambu
"Mau ke sungai, nangkap ikan" Ucap Mang Ucup seraya melangkah ke sepedanya yang tergolong antik sedangkan mata Akra berbinar mendengar ucapan Mang Ucup dia berpikir jika hal ini bisa membuat Yara sedikit terhibur
"Akra sama Yara boleh ikut gak Mang?" Tanya Akra penuh harap
"Sekalian bantuin"
"Hayang ngebantuin atawa hayang pacaran?" Tanya Mang Ucup membuat Akra tersenyum malu
"Ya... Mau bantuin lah Mang" Akra yang sudah lama kenal dengan Mang Ucup pun sedikit tahu bahasanya
"Ya sudah, sok atuh kalo mau ngebantuin dengan senang hati Mamang mah. Tapi sakedap, Mamang ambil jaring dulu" Mang Ucup pun berjalan ke arah Rumahnya yang bersebelahan dengan warungnya
Mang Ucup memasuki Rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu. Rumah sederhana itu terlihat bersih dan rapih, sangat sedap dipandang mata
"Kra, kamu apa apaan sih? Ntar bukannya kita bantuin malah ngebuat repot lagi"
"Tenang aja" Balas Akra
"Tau nih, mending lo itu latihan buat ntar malem" Saran Bian
"Apaan sih lo, kayak Mak gue aja, bedanya dia nyuruh gue belajar"
"Tanpa latihan juga udah dipastiin gue manang" Sambung Akra dengan sombongnya
"Di atas langit masih ada langit Kra" Nasehat Ekal
"Tau nih si Akra sombong amat" Ucap Dito menirukan sound yang ada di tik tok
"Iya deh iya. Ntar gue latihan"
"Kra, Ini jaring buat kamu sama Yara nangkap ikan . terus make sapedah anak Mamang sabab walungan teh rada jauh" Tutur Mang Ucup sembari menyodorkan jaringan kecil buat nangkap ikan
"Ngan ngagunakeun jaring, sungainya tidak dalam kok" Sambung Mang Ucup yang dibalas anggukan oleh Akra
"Terus sepeda anak Mang Ucup mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambis
Teen Fiction[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] "Dunia itu tempatnya meninggalkan dan ditinggalkan. Karena pada intinya semua akan pergi jika sudah waktunya." [ cerita ini murni hasil fikiran saya. maaf jika ada kesamaan alur, nama tokoh, tempat, dan lain-lain]