“Orang yang tidak berhasil adalah orang yang tidak pernah mencoba”
••🕸••
"Astaga!! Udah udah hampir jam 10!" Pekik Yara yang baru bangunJam weker yang entah sudah sejak kapan berbunyi itu tak dihiraukan oleh teman-teman Yara.
"Bangun! Bangun! Kita udah telat ini." Yara menggoyang tubuh ketiga temannya namun tidak ada yang merespon.
Yara mendengus kesal melihat teman-temannya yang sama sekali tidak terganggu. Dia kemudian meraih bantal guling lalu memukul satu persatu temannya.
"BANGUN WOY! NANTI KITA DITINGGAL!!"
"Gue masih ngantuk."
"Udah jam berapa?"
"Jam 10."
"Hah? Lo serius?!" Tanya Eva langsung beranjak dari kasur.
"Ini semua gara-gara lo Ra, gara-gara lo ngajak kita gosip jadinya telat bangun. Pokoknya gue gak mau ya, kalau sampai kita ditinggal!" Eva tak hentinya mengomeli Elora yang masih mengumpulkan tenaga untuk memulai harinya.
"Dih. Padahal semalam lo paling serius dengar cerita gue."
"Tari! Lo kebo banget sih!" Yara menarik kedua tangan Tari sampai ia menjadi duduk.
"Kita pulang ya Yar?"
"Eh tunggu!" Pekik Tari melihat kedua temannya sudah pergi.
"Astaga Tar, rambut lo itu lho, kayak tarzan."
Setelah temannya pergi Yara meraih handuk dan melangkah memasuki kamar mandi, namun langkahnya terhenti ketika handphonenya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
"Yar, kamu dimana? Ini sudah jam 10 lho."
"I-ini udah selesai kok"
"Hmm okay. Aku tunggu ya." Setelah itu Akra pun mematikan sambungan telepon. Dengan cepat Yara berlari ke kamar mandi.
Biasanya Yara memerlukan waktu 30 menit untuk mandi tapi sekarang tak sampai 20 menit dia sudah selesai.
Yara menatap pantulan wajahnya di cermin. Dia sudah siap dengan jeans hitam yang dipadukan dengan jaket denim berwana hijau lumut.
"Gue belum packing lagi." Gumamnya membuang napas lelah
Yara mengotak atik lemarinya untuk mecari ransel. Dari yang semuanya teratur rapi hingga berantakan tak beraturan.
"Neng Yara. Akra ada dibawah, nungguin Neng Yara katanya." Ujar Mbok Nuni yang berdiri diambang pintu.
"Iya Mbok. Bentar!" Seru Yara yang masih sibuk mencari persiapan camping.
Yara memutuskan memakai tas sekolahnya waktu kelas 11. Tak ada pilihan lain karena semua tasnya yang lain sudah rusak dan dia tidak punya tas ransel yang cocok untuk camping.
"Yara pamit ya Mbok. Mau camping dulu bareng teman-teman." Ucap Yara berjalan beriringan bersama Mbok Nuni.
"Iya Neng. Tapi Neng Yara udah izin belum sama Mamanya?"
"Belum. Kayaknya Mama udah berangkat kerja deh." Ucap Yara yang diangguki oleh Mbok Nuni.
"Iya. Pagi-pagi sekali Ibu sudah pergi." Yara diam sejenak. Biasanya Mamanya pergi ke butik tempatnya bekerja sekitar jam dua siang. Tapi akhir-akhir ini Mamanya selalu pergi cepat dan pulang lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambis
Teen Fiction[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] "Dunia itu tempatnya meninggalkan dan ditinggalkan. Karena pada intinya semua akan pergi jika sudah waktunya." [ cerita ini murni hasil fikiran saya. maaf jika ada kesamaan alur, nama tokoh, tempat, dan lain-lain]