02

229 157 276
                                    

"Selalu ada hasil yang memuaskan untuk orang-orang yang berusaha."

••🕸••

Saat jam pulang tiba, hampir seluruh siswa berlarian ke arah yang sama membuat Karin dan Thania yang masih diambang pintu kelasnya mengernyit heran.

"Ada apa sih?" Tanya Karin kepada Thania yang juga menatap mereka.

"Astaga! Gue lupa. Hari ini kan Daksa sama yang lain ada tanding basket sama anak kelas sebelah." Pekik Thania menepuk jidatnya.

Karin menatap malas raut wajah panik Thania yang seakan melupakan hal yang sangat penting.

"Gue kira apaan. Pulang yuk?"

"Ih gak asik banget sih lo Rin. Pokoknya kita harus nonton." Putus Thania lalu dengan paksa menarik tangan Karin.

"Than, please deh gue males liat begituan."

"Bebep gue butuh dukungan gue Rin."

••🕸••

Di tempat Lain Ayara dan kedua teman juga tidak ketinggalan untuk menonton pertandingan basket itu. Ayara yang masih murid baru tidak berekspektasi penontonnya bakalan seramai ini. Padahal katanya ini hanya lomba seleksi siapa yang akan mewakili sekolah nanti. Tidak terlalu formal.

Dan yang membuat Ayara malas ketika penonton cewek-ceweknya berteriak histeris menyebut nama Daksa ataupun pemain basket lainnya, tapi yang paling dominan Ayara dengar itu nama cowok batu itu yang hobi coret-coret kertas. Memangnya dia sepopuler itu ya? Atau dia memang primadona sekolah?

Entahlah, yang jelas sekarang Ayara melihat laki-laki itu semakin tebar pesona mendengar teriakan para betinanya. Rambutnya sesekali dikibaskan keatas, sesekali juga dia melap keringat menggunakan baju bagian bawahnya sehingga perut putih mulus itu terlihat membuat suara perempuan kembali menggelegar di ruangan.

"Si cowok batu itu artis sekolah ya? Di telinga gue penuh nama dia nih." Ujar Ayara kesal seraya menutup salah satu telinganya.

"Daksa maksud lo? Jangan salah Yar. Asal lo tahu Daksa itu saingan beratnya Leon di sekolah." Jelas Cika yang dibalas senyum mengejek dari Ayara.

"Alah, modal ganteng doang gak bisa nyaingin prestasi cowok gue." Leon memang salah cowok yang jenius di sekolah, menjadi kebanggaan guru-guru dan bahkan menjadi ketua OSIS. Membuat beberapa kaum hawa terpikat dengan aura kepintarannya.

Kekesalan Ayara tiba-tiba meredam saat melihat sang kekasih tersenyum dan memberinya kiss jauh. Senyuman Ayara semakin lebar seraya mengepalkan tangannya di depan dada, mengisyaratkan semangat untuk Leon.

Laki-laki jangkung itu terlihat mempesona dengan headband berwarna abu-abu pemberian Ayara saat pertama kali tahu Leon hobi main basket. Lima bulan berpacaran Ayara semakin kagum dengan laki-laki itu, benar-benar multitalenta. Dia bukan hanya pintar di bidang pelajaran akademik tapi di bidang non akademik juga.

"Aaaaaa byy semangat! Do'a ku menyertaimu!" Pikik Thania kegirangan setibanya di tribun penonton. Namun sialnya dia bersebelahan dengan Ayara yang masih menikmati suasana hatinya yang berbunga-bunga dengan perlakuan pacarnya.

Ambis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang