"Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Tapi keberhasilan adalah milik mereka yang senantiasa berusaha"
-B.j. Habibie-••🕸••
Kini Oskar dan Ekal telah sampai ditempat dimana Akra jatuh
"Kok lo bisa jatuh sih Kra?" Tanya Ekal seraya mengangkat motor Akra yang sedang menimpah setengah tubuh Akra
"Jalanannya licin"
"Hah? Kok bisa? Padahal gak hujan" Ucap Oskar mengerutkan keningnya
"Kaki gue! Sakit banget sumpah. Aaarggh" Akra berteriak untuk menyalurkan rasa sakitnya
"Yang ini?" Oskar memegangi pergelangan kaki Akra membuat Akra kembali meringis
"Aarrgh!" Akra menepis tangan Oskar kemudian menatapnya tajam
"Ya sorry" Oskar tersenyum memperlihatkan deretan gigi rapihnya seraya menggarung kepalanya yang tak gatal
"Ini kayaknya keseleo deh Kra" Sambungnya
"Jalanannya licin bukan karna air tapi oli" Ekal menatapi aspal tempat dimana Akra jatuh
"Sialan" Umpat Akra ketika terlintas dibenaknya orang yang telah melakukan hal yang licik itu
"Pasti kerjaannya si Ghali nih, benar benar gak punya otak tuh orang" Ucap Oskar
"Lho? Yara sama Ghali kok bisa balapan?" Tanya Ekal ketika Yara dan Ghali melintas didepannya
"Lho lho lho?" Kedua mata Oskar memicing memandangi Ghali dan Yara yang sedang beradu kecepatan
"Kok mereka bisa balapan sih?" Dengan raut wajah yang kesal Akra bangkit dari duduknya
"Eh eh, Lo mau kemana?" Oskar menghalangi Akra yang ingin berjalan kearah motornya
"Mau ngejar mereka lah, lo kan tau sifat Ghali gimana. Bisa bisa Yara dicelakain sama dia!"
"Awas!"
"Lo kenapa sih Kra?! Bisa gak lo itu mikirin diri lo dulu? Kaki lo sakit Kra!" Ekal memandangi Akra dengan tatapan kesal
"Gak bisa Kal, pasti si brengsek itu akan lakuin 1000 cara buat celakain Yara!"
"Itu cuman pikiran lo doang!"
"Iya Kra, Yara pasti selamat kok. Mending kita pulang dan tungguin Yara di sana" Bujuk Bian namun sayangnya tidak mengurangi kekhawatiran Akra
"Lo berdua gak akan ngerti!" Akra berjalan pincang ke arah motornya
"Ck. Kepala batu" Gumam Ekal kemudian mengambil alih motor Akra
"Biar gue bonceng lo" Akra hanya mengangguk karena tidak mungkin juga jika dia yang mengendarai motornya dengan kaki yang sakit
Ketiganya pun menyusul Yara dan Ghali yang samar samar masih terlihat
"Nah kan, bener kalo Yara itu selamat dan pasti menang" Ucap Oskar ketika melihat Yara sudah sampai di garis finish
"Yar! Akhirnya lo menang juga" Elora berhembur pelukan Yara
"Apaan sih, lebay deh lo" Ucap Yara membuat Elora melepaskan pelukannya dengan wajah yang ditekuk
"Ya udah sih" Yara hanya terkekeh melihat ekspresi Elora yang begitu menggemaskan
BUGH
"Brengsek lo! Gak punya cara lain lo buat menang dari balapan?!" Ucap Akra setelah meninju Ghali
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambis
Teen Fiction[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] "Dunia itu tempatnya meninggalkan dan ditinggalkan. Karena pada intinya semua akan pergi jika sudah waktunya." [ cerita ini murni hasil fikiran saya. maaf jika ada kesamaan alur, nama tokoh, tempat, dan lain-lain]