"Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan."
-Ir.Soekarno-••🕸••
Setelah berjam-jam perjalanan, meraka pun sampai disalah satu tempat camping yang ada di puncak bogor.
Suasananya begitu asri dan sejuk. Pengunjungnya tidak begitu ramai hanya ada beberapa orang yang juga sedang ber-camping.
Namun sebelum masuk mereka harus membayar sebanyak 65.000 perorang dengan waktu satu hari satu malam. Ini termasuk murah karena sudah dilengkapi dengan kamar mandi dan juga bisa meminjam peralatan camping.
Semuanya menikmati suasana itu. Rasanya sangat senang karena biasanya mereka menghirup udara yang penuh dengan polusi dan bangunan-bangunan tinggi yang selalu mereka lihat.
Akra dan teman-temannya di arahkan oleh seorang bapak-bapak yang entah pemilik tempat itu atau hanya penjaga. Bapak-bapak itu berjalan dan diekori oleh mereka.
"Sini, biar aku yang bawa." Ucap Akra kepada Yara agar memberikan carrier yang Yara gendong sedari tadi.
"Biar aku aja."
"Berat Yar." Yara terus berjalan tanpa mempedulikan Akra yang terus meminta agar Yara memberikan carrier itu.
Yara menghentikan langkahnya. Kemudian menoleh kebelakang ketika menyadari carrier yang ia bawa tiba-tiba menjadi ringan seperti tidak ada isinya. Yara memutar bola mata malas ketika mendapati Akra yang sedang mengangkat handles carrier. Pantas saja terasa sangat ringan.
"Ini mah sama aja kamu yang bawa."
"Makanya sini." Yara mendengus kesal kemudian memberikan carrier itu kepada Akra. Akra memang keras kepala. Padahal kan enak, dia gak bawa apa-apa.
"Kalian camp disini aja ya? Tempatnya lumayan bagus dan sedikit jauh dari jalan masuk." Ucap bapak-bapak itu yang diangguuki semuanya.
"Kalau ada peralatan kalian yang tidak lengkap, bisa pinjam di tempat pembayaran tadi."
"Iya Pak, makasih."
"Kalau begitu saya pergi dulu." Bapak itu pergi meninggalkan Akra dan teman-temannya.
Semuanya mengamati tempat itu, di mana-mana ada tumbuhan. Tempat ini seperti padang rumput tapi tidak begitu luas, sekitar 30 meter dari tempat mereka camp terdapat hutan namun tidak begitu lebat. Tak jauh dari tempat mereka juga ada sebuah sungai kecil yang airnya sangat jernih.
"Kita pasang tenda yuk. Nanti keburu magrib." Ucap Akra.
Sembilan dari mereka, hanya ada empat orang membawa tenda. Sebenarnya sih tidak apa-apa toh seru juga 'kan kalau di dalam tenda ramai. Walaupun sedikit sempit.
"Eh. Gue dengar-dengar temat ini lumayan angker." Bisik Dito seraya memasang tenda.
"Jaga sopan santun." Peringat Ekal.
"Aelah Kal, gue kan cuman kasi tau."
"Dit. Liat deh." Oskar memegang cacing yang baru ia ambil dari tanah. Dia menyodorkan cacing itu kepada Dito sambil tersenyum jahil, Oskar sangat tahu kalau Dito geli kalau melihat cacing.
![](https://img.wattpad.com/cover/284983475-288-k330976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambis
Teen Fiction[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] "Dunia itu tempatnya meninggalkan dan ditinggalkan. Karena pada intinya semua akan pergi jika sudah waktunya." [ cerita ini murni hasil fikiran saya. maaf jika ada kesamaan alur, nama tokoh, tempat, dan lain-lain]