"Nanti Ayah jemput ya, 'Nak..."
Lingga berdiri pada salah satu ujung permukaan mobil mewah yang menjadi tunggangan Dyo dan tidak berniat bergeser dari posisinya sedikit pun, karena ia tidak tahu menahu mengapa malah Dyo yang hadir di hadapannya, dan bukan sang Ayah.
Iya.
Dyo.
Adik tertua Aji itu kemudian menurunkan kaca mobilnya hingga habis yang hanya mencapai sebatas pinggul Lingga dan melongokkan kepalanya. "Ayo masuk, Lingga." Pinta Dyo sambil tersenyum manis.
Lingga tidak seberapa dekat dengan Dyo walau mereka sudah kenal baik sejak kepergian Nyonya Rahayu beberapa bulan lalu, yang membuatnya menetap sementara di Rumah Besar Adhiwangsa setelah Aji meminta izin kepada Tuan Dirga agar Lingga diperbolehkan menemaninya lebih lama lagi, sembari membantu Lingga menyiapkan daftar ulang Sekolah Menengah Atas-nya yang sudah satu bulan ini ia jalani.
Begitu pun dengan Lintang, yang membuat Lingga kemudian menyadari betapa tiga kakak beradik itu memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang.
"Nanti Ayah yang katanya jemput, Dyo..."
"Om Dirga tiba-tiba harus berangkat nemenin Ayah ke Ubud tadi siang, dan kebetulan aku lagi di rumah, baru pulang shooting, makanya aku yang minta izin jemput kamu." Jawab Dyo, kali ini sambil membuka pintu mobil dengan sebelah tangan dan tubuh yang tetap duduk di balik kemudi agar Lingga dapat langsung masuk ke dalam. "Takut ku culik?"
Lingga tertawa sekilas, "disekapnya di mana?" Ia malah menimpali seenak jidat.
"Janitor dapur belakang." Seloroh Dyo, membuat tawa Lingga kian renyah.
Pantes Mas Aji betah, pikir Dyo sambil mencuri pandang kedua mata Lingga melewati kaca spion yang terpasang di antara mereka. Lalu ia memutuskan kembali bertanya, "mau makan siang dulu?"
"Aku udah makan siang tadi, Dyo..."
"Makan malam?"
"Baru jam empat sore sekarang..."
"Makan malamnya dua kali."
Lingga menggelengkan kepalanya perlahan dan menolak ajakan Dyo secara halus, "aku makan di rumah aja, Dyo, lagi pengen cepet-cepet istirahat... Enggak apa-apa, kan?"
"Ah..." Dyo membuat raut wajah kecewa dengan sengaja agar Lingga tahu bahwa ia tidak menyukai jawaban Lingga barusan, "padahal mau ku traktir bakso."
"Bakso?"
"Iya... Mas Aji pernah cerita kalau kamu suka bakso, kebetulan aku tau tempat yang enak dan enggak jauh dari sini, makanya aku nawarin kamu buat makan bareng-bareng."
Mas Aji cerita...?
Lingga kembali tersenyum lembut sambil membayangkan Aji bercerita tentang dirinya. Kalau boleh jujur, Lingga ingin Aji lah yang mengajaknya saat ini mengingat sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Jadwal dan tugas sekolah mereka benar-benar berbenturan dan sangat menyita waktu, apalagi Aji dengan kegiatan Basket-nya itu. Maka Lingga memutuskan tetap menolak ajakan Dyo walau tawaran Dyo terdengar sangat menggiurkan di telinganya.
"Oke... Aku enggak bakalan maksa." Dyo menolehkan kepalanya sejenak ke arah Lingga agar Lingga mengetahui bahwa ini bukan lah sesuatu yang harus dipaksakan, setidaknya untuk saat ini.
Dyo pastikan kalau kebersamaan mereka akan lebih banyak lagi setelah ini.
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse of Heaven : Passé - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]
Fanfiction(2) "Kita berpikir sudah baik, tapi Tuhan belum tentu beranggapan demikian, Mas..." "Maksudnya, Lingga?" "Aku mencintai Seseorang yang enggak balas mencintaiku..." Laki-laki manis itu terdiam sebentar, jantungnya seperti ingin meloncat dari tempatn...