Sebelas

429 11 0
                                    

Ari POV

Entahlah aku suka sekali melihat tingkah konyolnya, melihat ekspresi wajahnya yang kebingungan, menggemaskan, hingga dalam hatiku ingin rasanya aku menggodanya terus.
Aku melirik nya sudah pergi masuk kerumah.
Ayu pun masuk kedalam rumah, Buk Par ternyata masih menunggunya dengan Rara kali ini dia lupa tak membawakan jajanan karena ban motornya tadi kempes, sehingga tidak sempat mampir karena dirasa juga capek sekali.
Ayu ingin lekas segera  tidur.
Ayu meminta Rara segera tidur dan Buk Par menginap karena besok subuh harus bangun membuat adonan kue.
Ayu menidurkan Alfat dan Rara, sebentar saja mereka sudah tertidur semua.

"Buk Par, tidur disini saja ya, besok pesenan lagi, njenengan bangunin saya kalau saya belum bangun" pinta Ayu.

"Iya, mbak" jawab Bu Par.

"Kalau motor parkir didepan itu sudah pergi dan ibu belum tidur, pagar dikunci ya Bu, saya mau lekas tidur capek dan ngantuk " tambah Ayu.

"Iya , mbak" jawab Bu Par.

Ayu keatas kembali kekamarnya, sebelum tidur dia masih sempat menengok dari jendela kamar motor yang parkir tadi, dan melihat rumah sampingnya itu,  orangnya kemana  tidak kelihatan ahh sudahlah tidak penting juga. Batin Ayu.

Subuh Ayu dan Bu Par sudah bangun, selesai subuhan mereka menyiapkan keperluan untuk membuat pesenan kue. Rara dan Alfat pun juga sudah bangun, mereka segera mandi dan sarapan pagi.
Ayu masih juga harus mengantat Rara kesekolah.
Selesai sarapan Alfat dititipkan sama  Buk Par  sebentar.
Ayu masih menggunakan daster selutut, segera dia langsung memakai celana  kulot,  mengenakan jaketnya dan memakai jilbab, bukan apa-apa karena masih sibuk berkejaran waktu dengan  urusan dapur tidak mungkin dia ganti pakaian.

Sedikit memoles bedak dan lipstik biar tidak terlalu pucat, mungkin sudah biasa emak-emak anter anak sekolah seperti itu.

Di sambar tas kecil  dan siap mengantar Rara kesekolah. Pas keluar dilihatnya motor lelaki semalam masih terparkir disitu, dia baru ingat kalau motornya semalam bocor ahh kenapa bisa lupa.

Bagaimana mengantar Rara kesekolah, waktupun juga mepet. 
Buk Par kesini ngojek.
Apa ojek saja?
Tapi apa iya ngojek rasanya tidak tega Rara disuruh berangkat naik ojek, belum pernah sama sekali.
Motor itu masih ada tapi kemana orangnya?

"Rara tunggu sebentar ya" ucap Ayu.

Dia memberanikan diri kerumah sebelah rumah yang direnovasi itu, kebetulan masih pagi para pekerja belum datang.
Dia membuka pagar dan masuk lalu mengetok pintu,

Tookk....tookk.. 

"Permisii.. Paakk,,"
"Paakk"

Terlihat lelaki itu membuka pintu dan baru bangun dari tidurnya,

"Ee.. ada apa mbak"?

"Saya boleh pinjem motor Pak, buat anter anak kesekolah"

"Boleh , bentar tak cari  kuncinya mbak cantik" ujarnya sembari mencari kunci lalu diberikan kepada Ayu.

"Inii.... Eetts, Tapi ini tidak gratis lo mbak" sambungnya.

"Maksudnya" ? Ayu terlihat kaget.

" Perut saya keroncongan mbak, butuh asupan gizi" ujarnya sambil meraba perutnya.

Ayu pun paham maksudnya bapak ini.

"Oh, saya antar anak saya dulu Pak". sautnya lalu pergi meninggalkan lelaki itu.
Rara pun diantar Ayu dengan mengendarai motor tetangganya itu.
Setelah mengantar Rara dia bergegas pulang mau melanjutkan aktivitasnya yang tertunda, motor dia masukkan lagi garasi,  terlihat lelaki tadi sudah agak rapi mungkin dia selesai mandi. Dia seolah sibuk, dengan rumahnya dihalaman depan.
Atau menunggu para pekerjanya. Entahlah dia akan segera menyelesaikan tugasnya.

Salahkah aku ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang