Taufan POV
Halo halo!! Taufan disini!! Hari ini giliran Taufan yang menjaga [Name], umur [Name] sudah 2 bulan sekarang. Bunda sedang memasak di dapur jadi Taufan menjaga [Name] di kamar.
[Name] hanya menatap Taufan sedari tadi, bunda bilang itu karena [Name] belum bisa berbicara dan banyak bergerak. Oh! Itu mainan [Name]!
3nd POV
Taufan kemudian mengambil kerincingan milik [Name].
"[Name] lihat sini!" Panggil Taufan. [Name] sendiri masih setia menatap Taufan.
Cring
Cring
Cring
Taufan menggoyang kerincingan ditangan nya. [Name] menatap kerincingan itu, senyuman mulai tumbuh di wajah manisnya.
"Uuhh! Uaahh!! Guuhh," oceh [Name] tidak jelas.
"Hehe [Name] suka ya? Ini lihat lihat!"
Taufan dengan semangat mulai mengguncang dan menggerakkan kerincingan ditangannya. Mata [Name] mengikuti gerakan kerincingan itu, tangan mulai menggenggam dan terbuka berulang kali.
"Uuhh!! Aagg!! Euhh!!"
Taufan tersenyum dan mendekatkan kerincingan itu pada [Name].
"[Name] mau ya? Hihi kuatkan dulu otot tangan [Name], biar nanti [Name] kuat gerakinnya,"
[Name] menatap polos Taufan, senyuman tumbuh di wajah manisnya. Taufan terperangah, dia kemudian menggenggam baju di bagian dadanya. Wajahnya memerah dan seolah tengah menahan sesuatu yang sangat berat.
'Akhh.. apa ini? Kenapa jadi sesak?!' batin Taufan keheranan, diliriknya [Name] yang masih tersenyum.
'Rasanya sesak, tapi kenapa aku menyukainya? Aku ... Masokiss?!!'
"Taufan, makan dulu sayang," suara Bunda dari lantai bawah menyadarkan Taufan dari lamunannya.
"Ah Iya Bunda!" Balas Taufan.
Dirinya kemudian mencium pipi tembam [Name].
"Kak Ufan mau makan dulu ya [Name], dadaahh," Taufan melambaikan tangannya dan berlari keluar kamar.
Tak lama setelah Taufan keluar, Bunda masuk ke kamar [Name]. Bunda kemudian mengangkat dan menggendong [Name].
"[Name] makan dulu juga ya, nanti biar cepat besar dan main sama kakak kakak," ucap Bunda.
Sementara itu tepat setelah Taufan selesai makan bocah itu langsung berlari ke kamar [Name]. Ketika sampai dirinya melihat bundanya tengah menimang sang adik, mencoba menidurkan sang bayi. Taufan berjalan mengendap-endap, mencoba untuk tidak bersuara agar tidak membangunkan adiknya. Bunda merasa geli ketika menyadari tingkah Taufan.
Ketika sampai di depan sang Bunda, Taufan kemudian bertanya.
"Bunda, Taufan merasa sesak ketika melihat senyum adik [Name] tadi. Tapi Taufan suka perasaan sesak itu, Taufan masokis ya?" Tanyanya dengan air mata yang mulai terbentuk di sudut matanya.
Bunda terkekeh kecil mendengar penuturan Taufan. Bunda kemudian menggeleng, membingungkan Taufan yang melihatnya.
"Enggak Ufan, Taufan enggak masokis kok. Itu namanya perasaan senang sayang, dada Taufan terasa sesak karena Taufan sangat senang," jelas bunda, Taufan menatap polos bunda.
"Jadi itu karena Taufan senang? Dada Taufan sesak karena Taufan sangat senang [Name] tersenyum pada Taufan?"
"Iya Ufan, Taufan senang karena [Name] tersenyum pada Taufan,"
Senyum lebar merekah di wajah Taufan.
"Iya! Taufan senang ketika [Name] tersenyum pada Taufan!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..Published : 05-Jul-22
Revisi : -
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories : Boboiboy & Lil sis Reader
FanfictionKenangan indah akan tersimpan dalam dalam Perasaan senang dan bahagia terus terbayang Dan ketika itu adalah kenangan menyedihkan, bekas akan tertinggal Bersama dengan perasaan sedih yang terus datang __________________________________________ Yup...