Chapter 8 : Baju

920 109 14
                                    

Hari itu, ketika Gempa sedang berbelanja dengan sang Bunda, secara tak sengaja dirinya melihat salah satu baju bayi di toko pakaian yang mereka lewati. Merasa baju itu cukup lucu, Gempa meminta sang bunda untuk membelinya. Tentu saja Gempa akan membelinya dengan uangnya sendiri. Ia ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk adiknya dengan uang yang ia tabung sendiri.

Bunda menyembunyikan kekehannya melihat tingkah imut Gempa. Bunda meraih tangan Gempa dan mengajaknya masuk ke toko yang Gempa tunjuk. Tanpa berusaha menyembunyikan rasa senangnya, Gempa tersenyum lebar. Dengan semangat dirinya memilih baju imut untuk sang adik. Bunda berdiri di dekat kasir, memperhatikan tingkah Gempa memilah baju untuk sang adik. Senyuman mengembang di wajahnya, merasa senang karena Gempa sangat menyayangi adiknya.

Setelah selesai, Gempa langsung membawa baju yang dipilihnya menuju kasir. Mengangkat baju itu, menunjukkannya pada bunda. Bunda mengangguk dan mengambil baju yang Gempa pilih.

"Ini saja Bu?" Tanya kasir sambil merapikan baju itu.

Bunda mengangguk,"iya, itu saja."

"Mau di bungkus atau tidak?" Sang kasir kembali bertanya, takut takut nanti akan di jadikan hadiah.

"Ndak, itu buat dedek, nanti dedek gak bisa buka," bukan bunda yang menjawab, melainkan Gempa.

Kasir yang melihatnya merasa gemas, pipi tembam Gempa terlihat mengemaskan ketika sang empunya berbicara. Pelanggan lain yang melihat pun jadi ikut merasa gemas sendiri. Sedangkan Bunda tersenyum bangga, ya, anaknya memang manis.

"Ini mau buat dedek? Kamu yang mau belikan?" Kasir itu bertanya sambil memandang Gempa.

Gempa mengangguk kecil sebagai balasan, "um, buat dedek, aku yang belikan."

"Pake uang kamu sendiri?"

"Mm! Gempa mau kasih dedek hadiah baju bagus," katanya.

Sang kasir bertambah gemas, kemudian berkata lagi, "wuaahh, hebat ya bisa belikan dedek baju sendiri, khusus buat kamu kakak kasih diskon deh."

Gempa mengangguk polos mendengarnya, yah dia paham soal diskon itu, yang tidak dia paham adalah kenapa kakak didepannya mau memberinya diskon. Memangnya apa yang dia lalukan? Dia kan cuma ingin membelikan adiknya baju baru.

Dan dengan begitu, mereka pulang dengan aura cerah di sekitar bunda. Setelah sampai Gempa langsung berlari menuju kamar sang adik. Baju yang baru ia beli digenggamnya erat. Sesampainya disana ternyata sang adik sedang bermain bersama Ice. Tidak, sebenarnya tidak sedang bermain, melainkan [Name] yang sedang duduk di atas Ice yang tertidur. Dengan semangat Gempa menunjukkan baju ditangannya.

"Ta-Da! Ini kakak beli untuk kamu, bagus kan?" Katanya dengan senyum lebar.

[Name] kecil menatap bingung, tapi kemudian tertawa melihat senyuman Gempa. Bertepuk tangan dengan riang, dengan cekikikan khas bayi. Ice yang merasa terganggu pun bangun, kemudian menatap bingung kedua saudaranya yang tertawa. Apa yang ia lewatkan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..

Published : 15-Nov-22
Revisi : -

Note : Halo, ada kah yang masih baca dan kangen buku ini? ⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)

Memories : Boboiboy & Lil sis Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang