Chapter 5 : Makan

1K 127 13
                                    

Tatap~

Tatap~

Tatap~

"Hm?" [Name] kecil memiringkan kepalanya sedikit.

Halilintar menghela nafas, dia kemudian jatuh terduduk di lantai. Jantungnya berdegup kencang, keringat sebesar biji jagung mengalir di pelipisnya. Halilintar gugup, untuk pertama kali dalam hidupnya dia segugup ini. Kembali Halilintar menyendok makanan bayi dari mangkuk yang di pegang nya. Berdiri, Halilintar kemudian menyodorkan sesendok makanan di depan [Name].

"[Name] ayo 'Ahh'" ucap Halilintar gugup.

[Name] kecil menurut dan mengikuti perkataan Halilintar, "Ahh"

Halilintar kemudian menyuapkan makanan itu, [Name] kecil sedikit bingung tapi langsung mengunyah makanan (yang sebenarnya lembut) di mulutnya. Halilintar tak bisa menahan senyum lega di wajahnya ketika [Name] menelan makanan itu. Ini makanan pertama [Name] dan dialah yang menyuapinya. Halilintar merasa sangat senang, dia merasa melakukan suatu hal yang spesial.

Iya, walaupun Halilintar hanya anak berusia 6 tahun tapi Halilintar cukup terampil mengurus adik bayinya itu. Untuk pengetahuan kalian saja, Halilintar rela berdebat dan berebut dengan saudaranya hanya untuk suapan pertama [Name].

Blaze, yang sedari tadi mengintip terkikik sedikit melihat kelakuan kakaknya itu. Jujur saja, Blaze merasa geli dengan tingkah Halilintar yang menurutnya sangat berlebihan. Tapi secepat kikikan itu datang secepat itu juga Blaze berlari meninggalkan Halilintar. Halilintar menghela nafas dan menghentikan tatapan tajamnya, Blaze benar benar menganggu waktunya dengan [Name].

"Ugghh!! Uhh! Umm!!" Tangan mungil [Name] menggapai gapai udara, mencoba menggapai Halilintar.

Pipi Halilintar bersemu sedikit, menurutnya [Name] terlihat sangat imut sekarang. Kembali Halilintar menyendok sesuap makanan dan mengangkatnya di depan mulut [Name].

"[Name], 'Amm'!" Katanya sambil tersenyum.

"Aammmm!!" [Name] kecil membuka mulutnya dan memakan suapan itu.

Aura cerah dengan bunga bunga mengelilingi sekitar Halilintar. Dengan cekatan tangannya menyuapkan makanan itu, dan diterima dengan senang hati oleh [Name]. Perlahan lahan mangkuk makanan [Name] mulai kosong, dan sekarang adalah suapan terakhirnya. Saudara Halilintar yang lain hanya dapat memandang iri pada Halilintar. Mereka juga ingin menyuapi adik kesayangan mereka itu, tapi sayang Halilintar lah yang mendapat kesempatan spesial itu.

"Pintar, [Name] anak pintar," puji Halilintar setelah membereskan sisa sisa makanan yang berceceran di sekitar wajah adiknya.

Halilintar kemudian mencium pipi [Name], membuat bayi manis itu tertawa geli. Halilintar semakin gencar menciumi seluruh wajah [Name]. Mulai dari pipi kanan, pipi kiri, hidung, dahi, bahkan dagunya. Aura di sekitar mereka menjadi cerah dan terasa nyaman, berbanding terbalik dengan aura yang berada di sekitar elements yang lain. Aura hitam dengan kilatan petir di latar belakang yang membuat orang merasa tidak nyaman.

"Uhhh! Kakak sayang [Name]," Halilintar berucap kemudian memeluk [Name] yang tertawa riang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..

Published : 08-Jul-22
Revisi : -

Note : Hahahhah rencananya chapter ini mau saya up kemarin, tapi saya lupa 😂
Jadi up hari ini deh, saya up nya malem karena saya pergi seharian tadi ✌️

Memories : Boboiboy & Lil sis Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang