Chapter 11 : "Aku juga mauu!"

783 90 9
                                    

3nd POV

Baru tadi pagi bertemu, siang ini [Name] dan Venti sudah menjadi teman dekat. Lagi lagi yang dia lakukan hanyalah menggambar, namun kali ini gadis kecil itu lebih antusias karena memiliki teman bermain. Gadis kecil itu menggambar Venti, sedangkan si Roh menggambar apel dan beberapa hal yang tidak di ketahui [Name]. Sebuah bunga indah berwarna putih, kristal aneh berwarna biru muda dan pink, juga sebuah simbol yang tak bisa gadis kecil itu kenali.  

"Apa ini, Venti?" Tanya gadis itu menunjuk simbol berwarna hijau mint.

Venti mendongak, kemudian matanya melengkung seperti bulan sabit. Krayon yang terangkat di udara tampak menulis kan sesuatu, "Anemo" begitu tulisannya.

"Anemo?" Beo gadis kecil itu sambil memiringkan kepalanya.

Saat hendak Roh kecil itu menjelaskan, suara panggilan seseorang menyela nya, "[Nameeeee]!! Kakak pulaaanngg!!" Teriakan nyaring yang tentunya [Name] kenali.

"Kak Taufan!" Seru gadis itu membalas. Venti, roh kecil itu panik, buru buru bersembunyi di lemari pakaian.

"Venti? Kenap-" belum selesai bertanya, pintu kamar sang gadis kecil terbuka, menampakkan Taufan yang tengah duduk di atas Hoverboard melayang nya.

[Name] yang melihat langsung berbinar, perhatiannya teralihkan, "Kakak! Mau! Mau naik juga!!"

Taufan tersenyum lebar, menurunkan Hoverboard nya sedikit dan membatu adiknya naik. Gadis kecil itu tertawa riang sambil mengangkat kedua tangannya, "Uwaaahh,"

Keduanya berakhir dengan bermain Hoverboard selama beberapa saat, sebelum kemudian di tegur oleh kakak tertua mereka.

"Taufan, apa yang Bunda bilang tentang menggunakan kekuatan kita di dalam rumah?" Tanyanya dengan tatapan tajam.

"Eehh, tidak boleh menggunakannya sembarangan?" Taufan menjawab gugup.

"Dan apa yang kamu lakukan?"

"Ups..?"

Halilintar menatap tajam Taufan, sedangkan yang ditatap langsung ketar ketir. Dengan segera Taufan menurunkan adik kecilnya dan menghentikan perbuatannya. Hoverboard nya langsung menghilang seketika, dan mendapat pandangan penuh kesedihan dari [Name].

"Yaaahhh," serunya sedih.

Halilintar menatap wajah sedih adik bungsunya. Tangannya merogoh saku celananya dan mengambil sebuah permen dari sana. Dirinya kemudian berjongkok didepan [Name] sambil mengulurkan permen itu.

"Jangan sedih [Name], kan Bunda bilang tidak boleh, ini, [Name] makan permen saja yaa.." Bujuk Halilintar sambil menyerahkan permennya dan menepuk kepala sang adik.

[Name] mengangguk lesu, kemudian kembali berjalan ke kamarnya dengan permen di genggamannya.

"Lihat.. dia seperti bunga yang layu.. dan itu salah mu,"

"Diam Taufan, setidaknya bukan aku yang membuatnya menangis karena memakan puding mangga nya,"

"Hei! Aku tidak tau kalau itu milik [Name]!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sesampainya di kamarnya, wajah [Name] yang tadinya cemberut langsung berubah tersenyum lebar. Iya! Diakan punya teman baru, lebih baik bermain bersama Venti dari pada meratapi nasibnya yang tidak bisa bermain Hoverboard lagi. Dengan langkah gembira, gadis kecil itu segera membuka pintu lemarinya, mencari Roh yang menemaninya sedari tadi pagi.

"Venti?" Panggilnya kala tak melihat sosok putih kecil itu.

Pusaran angin berkumpul, lalu tak lama muncul wujud Venti dari pusaran angin itu.

Roh kecil itu mengeluarkan cicit bahagia kemudian mendusel pada pipi si gadis kecil. Entah saking bahagianya atau bagaimana, pusaran angin mulai berkumpul di sekitar [Name] dan membuat gadis kecil itu melayang di udara.

Mata [Name] berbinar, "Uwaaahh,"

"Venti.. Kereeenn!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..
Published : 11-Apr-23
Revisi : -

Note : Sekalian mau promosi, saya ada buku baru, tapi yang kali ini agak beda, karena disini kalian yang akan jadi Kakak dari Boboiboy Elemental ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧
Dan lagi yang kali ini xMale!Reader, alias Readernya laki laki.

Ketemu lagi, next update, bye bye づ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketemu lagi, next update, bye bye づ

Memories : Boboiboy & Lil sis Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang