Chapter 12 : Seperti Kakak!!

789 87 26
                                    

3nd Pov

Beberapa hari telah berlalu sejak kemunculan Venti. Karena roh kecil itu ternyata adalah roh angin, [Name] jadi jarang bermain keluar kamar. Gadis kecil itu hanya akan keluar untuk makan atau jika dipanggil oleh sang Bunda, setelahnya gadis kecil itu akan kembali ke kamar dan mengunci pintunya. Hal ini tentu mendatangkan perasaan khawatir bagi anggota keluarga yang lain. Bagaimana tidak, biasanya [Name] akan bermain diruang keluarga sambil menunggu kakaknya pulang, lalu setelahnya akan bermain tanpa henti bersama kakaknya. Gadis kecil itu bahkan tak akan mau berhenti bermain jika tidak di tegur oleh sang ibunda.

Namun yang terjadi akhir akhir ini justru kebalikannya. Gadis kecil itu tak lagi menunggu di ruang keluarga, tak mengejar kakak kakaknya lagi, bahkan tak perlu ditegur untuk masuk ke kamar nya sendiri. Gadis kecil itu seolah mengunci diri dari dunia di luar kamarnya. Hal ini tentunya juga memberi beban di hati ke 7 kakaknya. Sayangnya yang tidak di ketahui mereka semua adalah gadis kecil itu tengah bermain dengan Venti yang melayangkan tubuhnya keseluruh penjuru kamar.

Cekikikan tertahan terdengar di seluruh penjuru kamar. [Name] kini tengah melayang layang di kamarnya, rambut hitamnya kini memiliki gradasi hijau mint diujung. Diatas kepala gadis itu tampak Venti yang tengah tertidur dengan pulas.

"[Name]! Makan dulu sayaaangg!" Teriakan sang Bunda mengalihkan perhatian gadis kecil itu.

"Iya Bunda!" Balasnya kemudian kembali menapak di lantai.

"Venti.. Venti bangun.. [Name] mau kenalkan Venti pada kakak," gadis kecil itu menepuk nepuk roh angin di kepalanya.

Venti mengeluarkan cicit kecil, menandakan dirinya sudah bangun. [Name] terkikik. Manis, Venti benar benar manis, kira kira begitu pikirnya. [Halah, mengkambing hitamkan, jelas jelas yang ngesimp si Venti Author ny-]

Ketika mencapai ruang makan, semua orang terdiam. Tatapan mereka terkunci pada benda? Atau Mahluk? Kecil di atas kepala si bungsu. Yang ditatap? Sibuk di alam mimpinya, entah sejak kapan roh kecil itu kembali tertidur. Gadis kecil yang membawa roh itu? Dia malah tersenyum lebar! Tidak peduli kah dia pada tatapan terkejut keluarganya?

Dengan senyum lebarnya gadis kecil itu berseru sambil menunjuk roh di kepalanya, "Ini Venti! Dia temanku, dan dia seperti kakak!"

"Huh?"

"Venti bisa terbang! Venti bisa menerbangkan benda, Venti juga bisa menerbangkan ku! Sama seperti kak Taufan tapi lebih keren!"

Dengan perkataan itu, Taufan merasakan panah menembus dadanya. "Pfft-" dan yang lain mencoba menahan tawa mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..
Published : 22-Apr-23
Revisi : -

Note : Yups, sesuai janji saya, update spesial hari ini. Itu alasan pertama, alasan kedua karena akhirnya dia pulang 👇

Bocah 500 tahun yang materialnya ngeselin, tapi gpp, karena dia juga ngambil material jadi lebih gampang, dia juga bagus jadi support nya Alhaitham (⁠●⁠♡⁠∀⁠♡⁠)Besok tinggal nunggu Kaveh, moga moga materialnya gak nyebelin kayak Nahida (⁠。⁠ノ⁠ω⁠\⁠。⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bocah 500 tahun yang materialnya ngeselin, tapi gpp, karena dia juga ngambil material jadi lebih gampang, dia juga bagus jadi support nya Alhaitham (⁠●⁠♡⁠∀⁠♡⁠)
Besok tinggal nunggu Kaveh, moga moga materialnya gak nyebelin kayak Nahida (⁠。⁠ノ⁠ω⁠\⁠。⁠)

Memories : Boboiboy & Lil sis Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang