Chapter 4 : Hilang

1.1K 141 7
                                    

3nd Pov

Itu adalah hari yang indah dan tenang sebelumnya, sampai sesuatu terjadi.

Ice dengan tergesa-gesa berlari dari kamar [Name], hidungnya merah matanya berair.
Dia berlari sekuat tenaga dan hampir terjatuh beberapa kali.

"Huwaaaa!! Bundaaa!! [Name] hilang bundaaa!!" Ice berteriak membuat yang lain terkejut.

Thorn tentu saja, menjadi dirinya sendiri dan ikut menangis.

"Huwaaa!! [Nameee]!!"

Gempa yang terkejut mendengar teriakkan Ice secara tidak sengaja menjatuhkan botol minum penuh air ditangannya. Botol itu terjatuh mengenai kaki Blaze yang langsung berteriak kesakitan. Taufan terjengit mendengar teriakkan Blaze yang tepat di samping telinganya. Solar terjatuh dari sofa karena tersenggol oleh Taufan dan menimpa Halilintar yang berada di bawahnya. Halilintar mengerang kesakitan karena tertimpa tubuh adiknya itu.

Ice sendiri tanpa rasa bersalah langsung berlari dan memeluk bundanya.

"Bundaaaa!! [Name] hilang! Tadi saat Ice lihat ke kamar [Name] sudah tidak adaaa!!" Adu nya pada sang bunda.

Bunda walau pun terkejut dengan segera menepuk kepala Ice yang sedang menyembunyikan mukanya di perut bunda.

"Ice yakin [Name] tidak ada? Sudah Ice cek dengan benar?" Tanya bunda lembut.

"Ice tidak tauu!! Ice.. hikc.. langsung men..hikc.. cari bunda tadi huwaaa!!" Ucap Ice di sela sesegukan nya.

"Ayo, kita kemar [Name]. Mungkin [Name] masih di kamar, Ice saja yang tidak lihat. Kan [Name] belum bisa jalan, merangkak saja [Name] belum bisa kan," bujuk bunda dan di angguki oleh Ice.

Bunda kemudian menggendong Ice berjalan ke kamar [Name]. Para elemen bersaudara yang lain membuntuti di belakang bunda dengan Solar yang sedang menghibur Thorn. Ketika melangkah masuk, Ice kembali menangis.

"Itu! bundaaaa! [Name] tidak adaaa!!" Katanya dengan air mata berlinangan.

Bunda malah tersenyum dan terkekeh kecil melihat Ice yang kembali menangis.

"Sssttt itu [Name] ada kok," ucap bunda menenangkan Ice.

"Dimana? [Name] tidak ada huwaaa!!" Rengek Ice sambil menarik narik kecil baju bunda.

"Ada Ice, itu lihat selimut nya bergerak gerak kan? Kalau bukan [Name] terus siapa dong yang gerakin? Masa hantu sih? Hantu kan gak bisa megang benda Ice," jelas bunda dengan candaan dan kekehan di akhir.

"Benar kah? Hikc... [Name] tidak hilang?" Tanya Ice sambil mengucek matanya.

Belum sempat bunda menjawab suara teriakkan kecil mendahuluinya.

"Huwaahh! Ugggahhh!"

Selimut itu terangkat dan menampakkan [Name] kecil yang sedang tersenyum lebar dengan posisi tengkurap.

Mata Ice melebar dan dengan segara turun dari gendongan bunda. Bocah 6 tahun itu kemudian berlari menuju sang adik dan memeluknya dengan erat namun hati hati. Elemen bersaudara yang melihatnya mengikuti Ice dan berlari mendekati [Name]. Bunda sendiri yang melihatnya justru terkejut [Name] sudah bisa tengkurap sendiri. Tak lama bunda terkekeh gemas melihat anak anaknya yang mengerubungi sang adik seperti semut yang mengerubungi gula.

"[Name] jangan begitu lagi, kak Ice takut loh," bisik Ice lirih di telinga sang adik.

[Name] kecil menatap heran kakak ke 5 nya itu. Mungkin yang ada dipikiran nya dia bingung kenapa sang kakak terlihat menyedihkan dengan hidung merah dan mata bengkak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..

Published : 06-Jul-22
Revisi : -

Memories : Boboiboy & Lil sis Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang