Blaze Pov
Hari ini Blaze dan Bunda sedang menemani [Name] bermain. [Name] selalu melempar mainannya kemanapun! Jika tidak di lempar [Name] pasti akan memasukkannya kedalam mulut. Tapi tidak apa apa, kata bunda itu wajar jika [Name] melempar atau menggigit mainannya. Hanya saja bunda juga bilang kalau sebaiknya [Name] tidak melakukannya, takut nanti terbawa sampai besar.
3nd POV
Blaze memegang tangan [Name] sebelum bayi itu dapat melemparkan balok di genggamannya. [Name] kemudian menatap bingung dan polos pada Blaze.
"Gak boleh, nanti mainannya rusak loh," Blaze menggelengkan kepalanya.
[Name] kecil diam, tapi kemudian dia menarik tangannya dan melemparkan balok itu.
"Ugghh waahhh," dia kemudian tertawa riang.
"No no, gak boleh [Name]," Blaze kembali berucap sambil menggoyangkan jari telunjuknya.
"Wahhh!! Ahhh!! Hahahah," [Name] melempar semua mainan di sekitarnya sambil terkikik.
"[Nameee]!!"
Bunda hanya terkekeh melihat keduanya, Blaze yang mencoba menghentikan sang adik dan [Name] yang tetap melempar mainannya sambil tertawa. Tangan bunda terulur kemudian menahan tangan kecil [Name], di genggamannya erat tangan halus itu. [Name] kecil menoleh, menatap bingung sang bunda.
"No, [Name]," ucap bunda sambil menepuk pelan hidung mungil bayinya.
[Name] mencoba menarik kembali tangannya, tapi bund tetap memegangnya dengan erat. Wajah [Name] memerah, dia akan segera menangis namun bunda memutuskan untuk tetap menggodanya dan tak melepaskan tangan mungil itu. [Name] menoleh pada Blaze dengan mata berkaca-kaca, tangannya yang lain melambai lambai mencoba meraih Blaze.
"Gak! Gaaakk!! Uuuhhh!! Gaakk!!" Ocehnya hampir menangis.
Blaze dan Bunda terkejut, [Name] baru saja menyebut Blaze sebagai kakaknya. Senyum lebar menyebar di wajah Blaze.
"Iya! Kakak! Sini! Sini sama kakak!!" Blaze mengulurkan tangan pada [Name], melepas genggaman bunda pada tangan kecil [Name].
"Gaaakk!! Uhhh!! Uaahh!! Gakak!" [Name] kecil memeluk Blaze.
"[Name]," panggil bunda, [Name] menoleh.
"Bundaa, bun...ndaa" ucap bunda.
"Dunndaa... Nddaaa," [Name] mengikuti kata kata bunda.
"Aahh [Name] anak pintar, anak bunda sudah besar," aura di sekitar bunda berubah menjadi cerah dengan bunga di sekitarnya.
"Gakaaakkk!! Dunnddaaa!!" Ucapnya riang sambil mengangkat tangannya.
"Iyaa! [Name] pintar,"
Kedua pipi tembam [Name] di cium dari dua sisi. Sebelah kiri di cium oleh Blaze dan sebelah kanan di cium oleh bunda.
"Ummm, pipi [Name] lembut sekali,"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..Published : 10 -Jul-22
Revisi : -Note : Mulai update kedepannya saya gak bisa update sering sering lagi. Besok udh mulai tahun ajaran baru soalnya, udh mulai sibuk juga. Karena besok saya udh kelas 9 jadi bakalan banyak les dan persiapan ujian. Gak bisa sering sering nulis lagi buat book ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories : Boboiboy & Lil sis Reader
FanficKenangan indah akan tersimpan dalam dalam Perasaan senang dan bahagia terus terbayang Dan ketika itu adalah kenangan menyedihkan, bekas akan tertinggal Bersama dengan perasaan sedih yang terus datang __________________________________________ Yup...