Chapter 6 : Kata

1K 126 18
                                    

Blaze Pov

Hari ini Blaze dan Bunda sedang menemani [Name] bermain. [Name] selalu melempar mainannya kemanapun! Jika tidak di lempar [Name] pasti akan memasukkannya kedalam mulut. Tapi tidak apa apa, kata bunda itu wajar jika [Name] melempar atau menggigit mainannya. Hanya saja bunda juga bilang kalau sebaiknya [Name] tidak melakukannya, takut nanti terbawa sampai besar.

3nd POV

Blaze memegang tangan [Name] sebelum bayi itu dapat melemparkan balok di genggamannya. [Name] kemudian menatap bingung dan polos pada Blaze.

"Gak boleh, nanti mainannya rusak loh," Blaze menggelengkan kepalanya.

[Name] kecil diam, tapi kemudian dia menarik tangannya dan melemparkan balok itu.

"Ugghh waahhh," dia kemudian tertawa riang.

"No no, gak boleh [Name]," Blaze kembali berucap sambil menggoyangkan jari telunjuknya.

"Wahhh!! Ahhh!! Hahahah," [Name] melempar semua mainan di sekitarnya sambil terkikik.

"[Nameee]!!"

Bunda hanya terkekeh melihat keduanya, Blaze yang mencoba menghentikan sang adik dan [Name] yang tetap melempar mainannya sambil tertawa. Tangan bunda terulur kemudian menahan tangan kecil [Name], di genggamannya erat tangan halus itu. [Name] kecil menoleh, menatap bingung sang bunda.

"No, [Name]," ucap bunda sambil menepuk pelan hidung mungil bayinya.

[Name] mencoba menarik kembali tangannya, tapi bund tetap memegangnya dengan erat. Wajah [Name] memerah, dia akan segera menangis namun bunda memutuskan untuk tetap menggodanya dan tak melepaskan tangan mungil itu. [Name] menoleh pada Blaze dengan mata berkaca-kaca, tangannya yang lain melambai lambai mencoba meraih Blaze.

"Gak! Gaaakk!! Uuuhhh!! Gaakk!!" Ocehnya hampir menangis.

Blaze dan Bunda terkejut, [Name] baru saja menyebut Blaze sebagai kakaknya. Senyum lebar menyebar di wajah Blaze.

"Iya! Kakak! Sini! Sini sama kakak!!" Blaze mengulurkan tangan pada [Name], melepas genggaman bunda pada tangan kecil [Name].

"Gaaakk!! Uhhh!! Uaahh!! Gakak!" [Name] kecil memeluk Blaze.

"[Name]," panggil bunda, [Name] menoleh.

"Bundaa, bun...ndaa" ucap bunda.

"Dunndaa... Nddaaa," [Name] mengikuti kata kata bunda.

"Aahh [Name] anak pintar, anak bunda sudah besar," aura di sekitar bunda berubah menjadi cerah dengan bunga di sekitarnya.

"Gakaaakkk!! Dunnddaaa!!" Ucapnya riang sambil mengangkat tangannya.

"Iyaa! [Name] pintar,"

Kedua pipi tembam [Name] di cium dari dua sisi. Sebelah kiri di cium oleh Blaze dan sebelah kanan di cium oleh bunda.

"Ummm, pipi [Name] lembut sekali,"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..

Published : 10 -Jul-22
Revisi : -

Note : Mulai update kedepannya saya gak bisa update sering sering lagi. Besok udh mulai tahun ajaran baru soalnya, udh mulai sibuk juga. Karena besok saya udh kelas 9 jadi bakalan banyak les dan persiapan ujian. Gak bisa sering sering nulis lagi buat book ini.

Memories : Boboiboy & Lil sis Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang