Tak ada yang begitu spesial, hanya suara ujan bergerumuh menghantam atap manusia tak bersalah hingga memunculkan suara tak ada hentinya menusuk bilik telinga.
Jika bisa, manusia didalam rumah ingin menghancurkan bau karat hasil hujan itu sekarang.
Tawa ricu yang tadinya terdengar begitu gusar kini berubah menjadi kesunyian samar, hari ini, pusat kota Seoul tak terhitung sepinya sampai tak terasa tanggal telah berubah jauh.
Terletaknya asal kejauhan antara ia dan kota Seoul, namun, bukan karena ini ia tak ingin bergerak sedari tadi, sibuk berkutat sesuatu ditemani wajah berkerut ketika sorak dari telinga yang dikeluarkan seperti bergumam khas manusia baru bangun, "hyung, apakah hantu bisa lapar?," Pemuda bertubuh jangkung malah melewati pertanyaan memilih berkutat dengan masakan, sedangkan yang bertanya mengerucutkan bibirnya kesal.
Jung mendengus kala helaan nafas terdengar amat banyak, seperti anjing yang baru saja mendapatkan tulang besar hingga harus menciumi dulu sebelum melahap.
Ya.. Dia tak ada bedanya dengan anjing.
"Hyung!! Lihatlah!! Bau karatnya enak sekali! Kau mau hyung? Maukah kusimpankannya untukmu?," Teramat pasrah ketika ricuh suara ribut ini terdengar memenuhi seluruh mansionnya.
Sky berbalik menghadang pemuda di tepi jendela sementara satu kakinya ia naiki di atas dan kepala yang dikeluarkan mencari lihat apa yang tengah terjadi, anak ini.. Benar-benar.
Entah apa yang bersalah pada otaknya hingga ia mau membawah arwah ini ke tempatnya, padahal, sebelumnya ia tak pernah melakukan hal seperti ini.
Hanya saja.
Malam itu.
Ia merasa kasihan saja melihat anak seusianya tertidur ditengah jalan sangking lelahnya, melihat hal tersebut tentu sekeras apapun hatinya akan meleleh juga, dan sekarang, ia sudah seperti manusia baik yang baru saja memungut anak kuci-anjing yang tak ada lelahnya.
Hu, Jung bersyukur tak ada yang mendengar teriakan ini, jika ada. Ah tak mungkin, lagipula ia tinggal di tengah hutan tak terjangkau jauhnya.
"Hyung haruskah aku memperbaiki ini?"
"Hyung! Haruskah aku melakukan ini? "
"Hyung! Kau butuh bantuan?"
"Hyung! Lihat! Pesawat terbang! Woah seperti pesawat tempur!," Yang lebih tua tak bergeming, memilih sibuk dengan kutatan memasak tuk memakainya makan siang, sementara anak yang diujung sana sudah tak ada suara lagi, perlahan, Jung penasaran, ia menoleh mencari sosok anak pendek sedadanya dan tak menemukannya ataupun suara. "WOAHH!!," teriakan bergema begitu kejutan yang diberikan menjadi kesunyian, yang dikejutkan tak bergerak sangking kerasnya jantung pemuda ini.
"Apa yang kau lakukan?," Mulut yang baru saja terekspos tertutup sekejap, berlalu ia menarik daging yang baru saja menjadi sajian, Jung yang melihatnya hanya mampu menggelengkan kepala.
"Astaga ada apa dengan orang itu, apakah ia benar hantu? Dasar jantung batu! Jika manusia normal mungkin ia akan pingsan saat ini juga"--
-- "aku mendengarmu," Usai berkata gumaman tersebut tak terdengar lagi, sky berlaju menuju pemuda yang duduk di hadapan meja makan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Latern [Jaedo]
Romance(HIATUS) © 𝘏𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘢𝘣𝘶𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘶𝘴𝘢𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘮𝘱𝘶𝘬...