06. sᴇᴄʀᴇᴛ-

207 43 1
                                    

ᵗʰᵉ ᵉⁿᵈⁱⁿᵍ

"Aku melihat, dirimu semakin berubah," Penuh keyakinan, lantas terkekeh kala dilihat atensi menyala begitu kelam seolah ada perkataan, 'tidak terima!,' dan itu semua membuat seorang Nakamoto tertawa. 

Beberapa menit senyuman mengembang, ia turunkan lalu menghadang junior yang saat ini duduk disampingnya, setia menghisap benda nikotin tersebut.

Suu mendengus, meraih sigap pemilik rokok sontak sky menoleh, ditatap penuh kerutan di dahi, lalu, dengan santai yang lebih tua menginjak rokoknya tanpa izin.

"Katakan," Suara seperti ini, terdengar seperti ejekan bagi Jung, sky menghela nafas sebelum memalingkan tatapan kembali, "katakan apanya—

—mengapa kau mengatakan bahwa Doyoung anak itu tak boleh mengenal seseorang dikehidupan sebelumnya?," Potongan serentak terdengar intimidasi, perlahan, yang lebih muda menghentikan hembusan nafas samar yanh sedari tadi ia lakukan.

Menatap dalam yang bertanya, tak lama, senyuman terpatri muncul manakala ia mendongakan kepala ke atas langit, "mengapa kau penasaran dengan itu?," Nakamoto tertegun, kembali menaiki sudut bibir namun tak menjamin ia merasa lucu, lantas belum lima detik terputar ia lalu melihat kelam yang di samping kini menurunkan senyuman juga.

"Lihat, sekarang kau bahkan mengatakan hal tadi tanpa sepengetahuan mu bukan?," Tak menjawab, tak dapat menjawab lebih tepatnya, untung seorang Jung selalu di kenal sebagai seorang yang paling murung dan tak banyak berbicara.

"Aku tidak.. " Terdiam, ia tak berkata seolah perkataan yang tadi sulit untuk dilanjutkan bahkan dijeda untuknya secara bertahap ditemani kenyitan, menatap teduh yang lebih tua hingga kedua manik mereka bertabrakan, "hanya saja.. Kau bilang bahwa ada sisi kosong didalam jiwanya," Lanjutan demikian, walau bibir terkunci namun ada yang ingin ia lanjutkan.

Nakamoto yang mengerti mengulas senyuman, "karena itu.. Aku tak ingin ia mengenal orang yang dulu untuknya, aku hanya kasihan padanya, hanya kasihan," Mengganguk-angguk berusaha menghilangkan kecanggungan bodoh yang ia gunakan.

Sementara ia termegu, saat melihat tatapan tak percaya dari seniornya, Jung pun menarik nafas panjang, "aku tahu ini kesalahan, aku juga tahu bahwa aku berbohong padanya, tapi, saat ku lihat ia menderita didunia sebelumnya itu sudah lebih dari cukup memberi jawaban bahwa mereka jahat didalam hidupnya," Usai meyakinkan, suu malah menarik sudut bibir.

"Aku tahu kau tak yakin dengan ucapanmu jae—

Hyung! Karena! Aku ingin membuat hidup arwah yang kutangani lebih baik, aku ingin membuat ia melupakan semuanya dikehidupan yang lama, dan membuat cerita baru tanpa mereka masuk didalam sana, dan aku akan mengisi jiwa kosong itu dan tak ada mereka yang bisa memasuki semuanya," Nafas terengah, nakamoto terdiam tak bersuara, melongo  tak percaya saat saat mendengar ucapan pemuda gila ini barusan, amat panjang, teramat panjang, ia bahkan sempat tak menyangka ini seorang Jung.

Toh, lagipula ia hanya bercanda tadi, mengapa sky harus meyakinkan ucapan yang terdengar mutlak.

"Cih! Anak ini! Lihat, kau bahkan mengatakan ini," Berusaha mencairkan suasana kelam, sontak menggapai surai yang lebih muda berlalu ia menghelusnya.

Sementara yang diperlakukan seperti itu mendengus jengkel, "ah hentikan!," Seruan bergema namun tak ada tanda-tanda ia ingin menyingkirkan pemilik tangan, pikirannya masih kosong, menghantam apa yang ia lakui.

Apa yang ia katakan.

Apa yang ia jelaskan.

Dan apa yang ia yakinkan.

Ini bukan dirinya. Mengapa?

©theending

Malam begitu kelam, jika ingin jujur doyoung suka sendiri namun tidak suka kesepian, mungkin rata-rata sifat semua orang sama sepertinya.

Dream Latern [Jaedo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang