"Apakah kamu tak ingin kembali jae?," Seorang pria bersurai cokelat emas panjang itu hanya mencuri pandang pada lelaki yang masih setia duduk menatap lembah bunga terpapar indah.
Hingga jawaban yang sama ia dapatkan, adalah gelenggan, yang akhirnya membuat seorang bertanya itu terlihat putus asa.
"Namun ini sudah dua bulan jae! Bagaimana dengan arwahmu!," Seru yang lebih tua, menggeretakan gigi hingga mengguncang bahu pria tampan di sampingnya itu, hingga perlahan, korban mendongak.
"Ia pasti baik saja," Tuturnya, mengatakan sesuatu secara asal, sampai terlihat wajah surai emas ini mendelik marah.
Tuk!
Jae mengangkat alis, alih-alih membalas, ia lebih mementingkan untuk menatap seorang di sampingnya yang tengah menampar kepala ini.
Namun tak ada suara ringisan sekalipun, "mengapa aku harus percaya opinimu? Opsi yang kau beri sudah ku ikuti beberapa kali, tapi tak ada tanda kau mendengarkanku, aku senior mu sialan! Dengarkan aku walau hanya sekali!," Sontak, sky memiringkan kepala dengan racauan kacaunya tak terhingga.
"Mengapa harus aku?"
"YAA! Oh astaga.. Tidak tidakk.. Kau harus sabar suu," Memijat kening menahan kesabaran yang mana mendapat tatapan aneh pada pria yang duduk tenang terlihat tak ada beban sekalipun. Hingga nakamoto menghela nafas panjang, "beruntung kau aku tak marah, dengarkan baik-baik!," Lanjutnya, sky tak kasat mata untuk tak melihat wajah gila itu.
Membuatnya perlahan terkekeh.
"Kim doyoung tak baik saja! Kau pikir ia bisa menjalani dunia yang kejam ini dengan mengharapkan kekuatannya sendiri? Ia membutuhkanmu jae!," Teriak suu, menaiki beberapa nada oktafnya, hingga Jung memasang tampang rotasi yang malas.
"Apanya, ia berbahagia bersama teman barunya—
—sejak kapan ia memiliki teman baru?!! -
-LEE SUNHO!," Suu tertegun, sejenak alis kanannya terangkat kala melihat sky terlebih dahulu menatap lekat matanya dengan teriakan tiada tanding itu, membuat dirinya bergetar sendiri.
"A-a.. Baiklah, aku lupa, kau cemburu dan tak ingin kembali kan? Kau menyukai arwah terakhir mu kan?," Ucapnya, mencairkan suasana agar tak terlalu beku, namun yang ia dapati, hanya sorot mata Jung yang kosong dan nampak marah.
Menambah kesan seorang pembunuh.
"Tak heran jika kau yang berkata seperti itu, kau memang gila," Sahut yang lebih muda, berdiri melewati bahu kiri suu, hingga pria itu menelan salivanya susah payah.
Berucap tanpa ekspresi, benar-benar seorang Jung, apakah selama ini ia salah tanggap? Jadi sky tak menyukai kim ya?
Melamun sejenak akan pikiran omong kosongnya, sebelum angin kencang meniup wajah tampan itu, hingga nakamoto segera mengerjap dan menoleh.
Mendapati punggung Jung berjalan tanpa pamit, "kemana!?," Tanya ia, penasaran menyaksikan sikap Jung tak biasa.
Melihat sky berhenti, membuat suu semakin bertanya-tanya, dan ya, Jae menoleh perlahan, "kau menyuhruku kembali menangani arwahku bukan?," Jawabnya, terdengar helaan nafas dari pria tinggi disana, yang mana nakamoto menunduk perlahan, lalu tersenyum.
Ya, Jung tetaplah Jung, apapun itu, ia tetap akan kembali dan mendengar omongan seniornya.
"Aku pergi—
—Jae!," Penerima nama kembali diam dari langkah sesaat teriakan barusan memenuhi indra pendengarannya, perlahan ia menoleh dan mengangkat alis, menyaksikan pria bersurai emas ini terdiam tanpa alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Latern [Jaedo]
Romance(HIATUS) © 𝘏𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘢𝘣𝘶𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘶𝘴𝘢𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘮𝘱𝘶𝘬...