13. ɴᴏᴛ ʟᴏᴠᴇ-

188 27 2
                                    

Satu tatapan terbuka, maniknya menangkap jelas awalan yang diamati kedua bola matanya, sentak, ia termegu kala menyaksikan ruangan yang dipenuhi berbagai pajangan obatan serta tirai putih menutupi ranjang yang di tidurnya.

Terhempas angin kala jendela ruangan itu terbuka, hingga akhirnya perlahan ia menyeimbangi tubuh dan terduduk lemah.

Apa yang terjadi padanya hari ini? Mengapa ia bisa berakhir disini.. Ah tidak, mengapa ia tak mengingat apapun?

"Aku harus pergi.." Lirihnya, meringis disertakan kedua lengan menetralkan tubuh, lantas, terdiam kala dirasakan beberapa rambut halus terkena pada lengan kirinya hingga sang embuh segera menoleh. Dan betapa terkejut saat menemukan lelaki usang itu tertidur di ujung ranjangnya dengan keadaan tak nyaman.

Doyoung terdiam, sesaat, ia mendekat dan menyodori lengan kanan, menyentuh sedikit untuk di guncang agar pemuda ini terbangun.

Namun sebelum itu, pemuda ini terbangun terlebih dahulu hingga kim memundurkan kepalanya, Doyoung tertegun, menemukan pemuda tersenyum, "bagaimana keadaanmu hyu-

-tuk!

"Sunho? Apa yang terjadi, kau baik saja," Sunho terdiam, sesaat menatap kim yang merampas lengan kanannya hingga ia tak membuka suara, serta yang lebih tua yang memicingkan tatapan berupa terus menerus menyaksikan bagaimana luka-luka yang tertera pada tubuhnya.

Dan kekotoran pada seragam.

"Kamu harus pulang.. Kamu harus di obati-

-bruk!

Doyoung tak bergerak, disaat ingin meraih beberapa obatan, namun terurung kala yang lebih muda menahannya, " Tak apa, tak sakit.. Aku baik saja"

"T-tapi.. -

-tetaplah seperti ini sebentar," Doyoung tak mengelak, merasakan wajah itu menunduk pada bahunya, menyembunyikan luka sehingga park tak dapat melakukan aksi apapun.

Sunho mengeratkan cengkraman yang ia beri pada kedua kerah kim, Doyoung beberapa saat terdiam.

Membiarkan.

"Apakah sesakit itu?.. Lee sunho"

©theending

PLAKK!

Bunyi menggema, satu tamparan itu berhasil menyentuh pipi lebamnya hingga menambah kesan orang terpukul.

Seorang lelaki masih berdiri tak mengoreksi perbuatan tak patut ini, hingga hanya ada suara hela nafas panjang yang didengarnya.

"Apa yang terjadi padamu sunho? Kamu kehilangan nilaimu akhir-akhir ini, kamu bahkan tak meraih peringkat satu, dan sekarang kamu membuat masalah??," Seorang putra tak membuka suara, kala wanita tak terlalu tua bersurai pendek itu meremat keningnya.

"Apa yang membuatmu kehilangan fokus, astaga! Mengapa aku harus mendapat putra sepertimu!! Bagaimana selama ini didikan yang kami beri!! Kamu membongkar nama harum keluarga lee!," Perlanjutan tak berhenti, hanya bisa mengepalkan tangan serta tundukan tiada henti kala tubuhnya menandakan banyak luka.

Sunho tak bergeming, ini tamparan ke tiga kalinya, ia tahu.. Saat membuat masalah..

Brak!

Telak, segera ia mengangkat kepala dan menemukan lelaki berpakaian rapih serta dasinya berantakan itu berjalan tanpa santai, tak berhati-hati setelah menggebrak pintu.

Dream Latern [Jaedo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang