11. ғᴀʟʟɪɴɢ-

165 31 8
                                    

"Karena orang yang kusukai adalah kamu, hyung.." Doyoung, terdiam tak bersua kembali disaat mendengar perkataan barusan menembus suara berisiknya hujan, hingga ia melupakan cara mengedip.

"Su-sunho.. Hujan sudah berhenti, aku harus segera kembali," Alihan topik sembari berpalingkan mata, usai berkata ia menyinggung senyum memaksa, lalu menggengam erat ranselnya, mencoba tak peduli manakala lelaki bersurai hitam disampingnya menatap ia teramat dalam.

"Aku menunggu jawabanmu.. Hyun-

-Kim Doyoung!," Doyoung tersentak, begitu pula sunho yang juga mendongakan kepala pada sumber suara, dan mendapati lelaki tinggi berdiri di gerbang mereka.

Membuat, keseruan dan teriakan berkali-kali tersampai.

Dan Doyoung mengerjap tak berani mengeluarkan suaranya, ketika mendapati sky Jung menunggunya sembari menatapnya, "mari pulang," Panggil Jung, sehingga kim tak bergeming dari tempat.

Apa yang terjadi?

"Ah.. Kurasa aku harus pamitan," Sela pemuda manis menoleh pada pria jangkung yang masih heran beserta gerjapan tak bergunanya. "Bay bay sunho!," Seru kim, menunjukan senyuman kelinci.

Dengan begitu ia berlari pada Jung yang menatapnya tak seperti biasa, rasanya tatapan itu, ingin membunuh kim Doyoung saat ini juga, "m-mengapa disini?," Tanya ia mencoba memastikan, sementara sky tak melerai pertanyaan kim. Dan berjalan sembari berdecak.

Sampai akhirnya yang lebih muda mengikuti ia berjalan berdampingan.

Suasana cukup hening bagi mereka, dimana jalan kegelapan tak berujung ini diisikan oleh pria tak acuh terdengar tak ingin membuka suara.

Doyoung menahan kegetaran tubuh, lalu mendongak pada sky yang menatapnya juga, "kamu menyukainya?," Kedua alis terangkat, apaan pertanyaan itu?

"M-menyukai siapa?," Berbalik dan berusaha menyela agar tak menjawab.

"Lee sunho," Meremang, tatapan membulat ia adakan telak menghentikan langkah mereka setelah jarak dari sekolah menempuh jauh.

Doyoung tak bersuara, lantas?, "A-apa yang hyung bicarakan?..." Ujarnya beserta kekehan, berusaha tak mengucapkan nada ketus kala menemukan sky menatapnya berbagai macam.

"Aku tak mengizinkannya," Doyoung mengangkat kedua alis, "huh?"

"Aku tak mengizinkannya, selama kau menjadi arwahku, aku tak mengizinkanmu menyukainya," Pemuda ini terbelalak, apa kata barusan yang ia sampaikan?.

Tak tersadar, lengan bebas terkepal erat beserta gertakannya, "lalu apa urusanmu?," Tekan kim, pada kalimat yang ia lontari, membuat lelaki tampan terdiam sejenak, berlalu tertawa.

"Urusanku menanganimu bukan?," Kepalan mengerat, menggeretakan gigi sehingga tak terasa matanya memanas dengan semilir angin berhembus.

Usai menatap tajam Jung, bibir Doyoung sedikit terekspos.

"Hei! Jika aku tahu akan ditangani seorang, aku berjanji tak ingin mati! Walau berkata ini takdir? Omong kosong!," Bentaknya, menaiki nada beberapa oktaf, membuat perlahan sky menoleh, dan menatap ia dalam sedalam sumur.

"Kamu arwah terakhir yang marah padaku, kau membenciku? Bodoh sekali, kamu tak sadar posisimu sekarang-

-JIKA AKU MENYUKAINYA LALU KENAPA?!," Teriakan itu, mengeras dan bergema ditengah kegelapan yang sunyi.

Dream Latern [Jaedo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang