03. ʟᴏᴠᴇ ɪs ᴛʀᴜᴇ-

290 51 6
                                    

ᵗʰᵉ ᵉⁿᵈⁱⁿᵍ

"Karena dunia ini tak ada yang spesial, aku tak ingin kembali lagi, aku membencinya," Doyoung terdiam, mendapat satu tarikan nafas ia pun segera menoleh mendapati tatapan aneh dari yang lebih tua, "hyung, apakah kau memang mengizinkanku tinggal disini?," Jung, lelaki berparas tampan tak menjawab, sementara doyoung menunggu apa yang akan dikatakan sebentar. 

Dirinya menoleh kala terpatri wajah ragu, segera ia berdecak lantas menaruh joystick secara lembut berlalu ia mematikan game disaat pemilihan karakter tiga.

Doyoung tak peduli jika game itu tertera GAME OVER lagi.

"Daebak! Ternyata hantu bisa bermain game juga!," Antusiasnya anak lelaki berusia puluhan tahun sembari tertawa sana sini memastikan bahwa ia memang bahagia.

Sky menatap datar, sedangkan doyoung tak berhenti menunjuk seisi mansionnya kesana kemari dengan sebutan "besar!," Dan sekarang ia sudah berada di dapur berakhir menciumi bau sedap dari mesin pembuat kue.

Sky sudah menyadari bahkan memilih acuhkan pemuda disana yang sudah terlihat kelaparan dengan lengan menggengam perut sementara bibirnya terbuka setengah serasa melahap apa yang didalam sana.

Anak itu..

Melihat ia lama-lama benar membuat jung heran setengah mati, kemarin ia menangis, lalu ia tertawa, lalu menangis lagi saat menonton drama action komedi, dan tertawa saat menonton drama sedih, bergantian pula hanya karena menatap karakter hero temannya mati ia langsung menangis sambil meringkuk sana sini.

Sky heran mendapatkan arwah senakal ini.

"Ah, air liurku," Melap bagian mulut kala rasa tetesan telak dilantai, jung yang melihat menggelengkan kepala berlalu ia menaruh segenggam benda nikotin yang selalu bersamanya.

"Aah.. Aku menginginkannya"-

- Tuk!

Bunyi suara membangkitkan naluri ganas laparnya, kepala sang empu berbalik mencoba menetralkan apa yang terjadi barusan, mengernyit tak menemukan sosok yang lebih tua saat ini entah kemana seperti angin ia menghilang, kepala yang tadi dibingungkan mencari seseorang kini mendongak melihat secup ramen instan di meja pantri mereka.

Segera ia menyinggung senyuman dengan semangat ia meraih ditemani satu lengan memasak air panas seolah ia adalah robot pekerja andal yang amat kelaparan.

Sedangkan disana, ada seorang lelaki yang bersedekap dada menatap kelam pemuda melahap mie secara rakus.

Sky merapatkan jari jemari di kemeja putih yang dikenakannya, padahal, ia tahu Doyoung menginginkan makanan ada disitu dan entah mengapa ia mau memakan mie instan yang dilempar Jung barusan.

"Anak bodoh"

The ending

"WOAAAAAHHH!," Kedua lengan terlentang serasa memeluk seluruh alam yang ada, tawaan sempurna menunjukan ia manusia paling bahagi--tidak, hantu paling bahagia, didunia saat merasakannya, "ini pertama kali bagiku, jadi, aku sangat menikmatinya," Senyuman terpatri jelas lantas melirik sekilas yang lebih tua berdiri disampingnya memasang tatapan tajam seperti biasa.

Tak sadar, Doyoung terkekeh pelan, "laut, sangat indah bukan?," Sky tak bergeming, masih setia menatap lautan terbawa ombak sehingga sepatu kim yang diletakkan disana terbawa arus.

Dream Latern [Jaedo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang