Bab 11

1.5K 135 14
                                    

Perhatian
Di sini ada adegan kekerasan, jadi untuk ade-ade jangan di tiru yah

Saat ini Ana sedang berada di dalam kelasnya dengan perasaan gelisah. Sedari tadi dia hanya dapat diam dan mengepalkan tangannya karna menahan sesuatu yang sudah lama tak dia rasakan. Bahkan sekarang seragamnya sudah basah karna keringat.

"Bangsat kenpa munculnya sekarang sih" batin Ana yang mati-matian menahan diri.
"Gak..Gue gak bisa gini terus. Gue harus pergi dari sini, tapi gimana caranya?"

"Ana kamu gak papa kan?" Tanya Sindi yang dapat melihat kegelisahan temannya itu

"Ana gak papa ko" jawab Ana berusaha tenang

"Kamu yakin? Kamu gak lagi sakit kan?Muka kamu pucat banget dan ini kamu keringetan banget" ucap Sindi hawatir

"Ana sedikit gak enak badan" jawab Ana yang mendapat ide untuk pergi dari sini

"TUH KAN kamu lagi gak baik-baik aja. Ayo aku antar kamu ke uks" teriak Sindi heboh dan mengundang perhatian semua orang yang ada di kelas itu termasuk buk Ela yang sedang menjelaskan materinya di depan kelas

"SINDI kamu gak sopan yah teriak-teriak di kelasnya ibu " marah buk Ela

"Ibuk juga teriak tuh. Lagian sejak kapan kelas ini jadi kelasnya ibu, ibu kan bukan perwalian kita"

"Berani ya kamu ngejawab saya?" Ucap buk Ela sambil memelototkan matanya

"Yahhh enggak lah. Maaf buk bercanda, damai yah" jawab Sindi sambil cengengesan

"Oh iya buk, Ana sakit saya ijin ngantarin dia ke uks yah" ucap Sindi yang teringat keadaan sahatnya ini

"Iyah gak papa" jawab buk Ela yang melihat wajah Ana pucat

"Gak papa buk Ana ijin pulang aja yah" kata Ana dengan suara bergetar

"Gak bisa gitu dong. Nanti kamu kenapa-napa di jalan gimana" khawatir Sindi

"Ayo dong gue udah gak tahann" batin Ana

"Ana gak bakalan kenapa-napa kok. Boleh kan buk saya pulang lebih dulu" ijin Ana pada buk Ela

"Yaudah kamu boleh pulang. Lagian saya gak tega lihat muka pucat kamu" kata buk Ela. Setelah mendengar itu Ana langsung pergi dari kelas dengan terburu-buru.

Setelah sampai di mobil Ana langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh

"Sistem"

"Ya tuan"

"Gue butuh darah"

Sistem yang mendengar itu hanya dapat diam dan berusaha mencerna perkataan tuannya tersebut

"Gue butuh orang untuk di bunuh" ucap Ana sekali lagi dengan mata yang mulai memerah

"Lo mau kasih tau gue orang yang bisa di bunuh atau gue cari sendiri" tanya Ana dengan suara dingin

"Ahh itu anda bisa lurus. Beberapa meter dari sini ada rumah kosong dan di dalamnya ada orang yang sedang di sekap" kata sistem setelah tersadar dari keterkejutannya.

Ana yang mendengar itu tanpa pikir panjang langsung menuju ke tempat yang di katakan tersebut. Saat sudah sampai di tempat itu dia langsung masuk ke dalam rumah dan kebetulan saat baru di depan pintu dia bisa mendengar seseorang sedang berteriak meminta tolong.

"Tolong. Siapapun tolongggg" teriak orang tersebut berharap ada yang mendengarnya. Dan harapannya terpenuhi saat melihat seorang gadis yang masuk dan berjalan ke arahnya

"Tolong... saya mohon tolong saya" ucap pria tersebut

"Yah saya akan menolong anda" kata Ana yang melihat seorang laki-laki gendut yang berumur sekitar 40an sedang di ikat di sebuah kursi. Sedangkan pria tersebut yang mendengar itu langsung tersenyum bahagia. Tapi senyumannya tidak bertahan lama saat dia merasakan perih di bagian pipi.

Transmigrasi Gadis LicikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang