11

34 28 44
                                    

Hai!
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya!!>\\<

Hai!Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya!!>\\<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kukuruyuk... Petok... Petok...
(maaf, kurang lebih seperti itu, ehe :D)

Pagi telah muncul kembali, Mia sedang berada di meja makan bersama Sang ibu. Menyantap sarapan pagi sebelum memulai aktivitas. Rasa keganjalan menyelimuti Mia. Tidak ada Arka. Biasanya Arka menyempatkan sarapan bersama mereka. Tetapi, sekarang? Kemana si Arka itu? Jika ayahnya--Teguh, ia paham tidak sarapan dengannya karena berdagang di pasar dari dini hari.

"Mah, kakak mana?" tanya Mia disela-sela sarapan seraya celingukan mencari keberadaan Arka.

"Tadi pergi waktu Mia lagi mandi," jawab Eri seadanya. "Mau bantu papa sebelum kuliah katanya." sambungnya.

Mia mengangguk paham. Tumben rajin nih kakak! , batin Mia. "Berarti, Mia berangkat sendiri ya, mah?" balas Mia dijawab anggukan oleh Eri yang tak lupa tersenyum pada anaknya.

⭐⭐⭐

"Permisi pak satpam," ucap Mia dengan sopan pada pak satpam.

Yap, sekarang, Mia tengah berada di pos satpam. Menanyakan pada salah seorang satpam di sana tentang kejadian kemarin lagi. Setelah bel pulang, Mia buru-buru datang ke pos satpam. Tentu, Lola mengikutinya dari belakang. Putra? Ia tidak mengikuti mereka. Ada urusan alam yang harus ia bereskan, itu katanya.

Mia terengah-engah. Dari ruang kelas ia berlari menuju ke pos satpam. Padahal tas yang ia gendong lumayan berat. Siapa yang tidak tahu Mia, ia sangat keras kepala. Sudah diperingatkan Lola untuk tidak berlarian tetap saja ngeyel.

"Iya? Ah, kamu anak yang kemarin datang kemari ya?" ucap pak satpam. Tidak disangka, pak satpam tersebut masih mengingat dirinya. Mia hanya mengangguk dan tersenyum kikuk.

Setelah mendapat jawaban anggukan dari Mia, pak satpam itu memanggil temannya yang katanya pernah dititipkan amplop. Pak Jono namanya. Terlihat jelas pada name tag di bajunya. Satpam yang bernama Jono lah yang dititipkan amplop oleh seseorang.

Pak Jono menghampiri Mia. "Iya ada yang bisa saya bantu, nak?" tanya pak Jono sopan.

"Eum... Pak, saya mau tanya. Katanya, bapak pernah dititipkan amplop bertuliskan pembayaran Study tour atas nama Mia. Benar begitu pak?" tanya Mia dengan sopan juga pada pak Jono.

Pak Jono itu sempat berpikir sejenak. Otaknya berputar mengingat-ingat kembali. Tak butuh waktu lama, pak Jono akhirnya membuka suara. "Ah yah! Benar, waktu itu bapak pernah dititipkan sebuah amplop berisi uang," ucap pak Jono seraya menepuk tangannya.

Mia sumringah mendengar ucapan pak Jono tersebut. Tak lama lagi dirinya tahu siapa yang membayar biaya study tour nya.

"Tapi, bapak lupa siapa yang menitipkannya." sambung pak Jono.

Travel is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang