01

182 137 116
                                    

Hi everyone!🌻
Happy reading!

________________________________

05.30 a.m

Mia sudah selesai bersiap-siap pergi bersekolah. Eitss, tunggu!

"Dek, ayo makan dulu!" seru sang Mama.
Mia menghampiri Mama nya, "Iya ma." Lalu Mia pun duduk dan melahap sarapannya.

"Pulang jam berapa dek?" tanya Mama disela sarapan.
"Biasa ma."
Mama nya mengangguk mengerti.

Habis juga sarapannya. Barulah Mia pergi bersekolah. Tak lupa Mia berpamitan kepada orang tuanya. Dan, sampailah dimana tempat Mia menuntut ilmu. Yah, sekarang Mia sudah berada di kelas, suasana kelas masih terlihat sepi, mungkin terlalu pagi, atau mereka yang telat? Entahlah Mia tidak memperdulikannya. Seperti biasa, jika ada waktu kosong, Mia mengisinya dengan belajar bahasa. Bagi Mia, mengisi kekosongan dengan belajar bahasa itu asik.

30 menit berlalu, kelas yang tadinya sepi sudah mulai ramai didatangi para siswa. Ini merupakan satu hal yang Mia tak suka. Yah, kebisingan. Mia jadi tidak bisa konsen belajar, jika suasananya rusuh.

"Huffftt... Mulai nih," Mia berdecak kesal.

"Mia!" seseorang menepuk pundak Mia.

Spontan Mia terkejut bukan main, dengan kesal dia menoleh ke orang tersebut.

"Bikin kaget aja kau! Mau jantungku lompat-lompat huh?"

"Ya.. lagian mukamu masam gitu, masih pagi loh! Oh.. udah ga bisa konsen belajar lagi ya?" ucap gadis berkacamata, lalu gadis itu duduk di kursi sebelah Mia.

"Udah lah.. belajarnya bisa disambung nanti!" ucapnya lagi sambil menepuk pundak Mia.

Mia tak menjawab. Ia hanya melihat wajah sahabatnya itu dengan raut sebal karena ulahnya tadi.

"Ah.. udah dong! Senyum! Senyum! Nah gini!" Gadis itu membuat senyuman di wajah Mia dengan tangannya, sesekali ia juga mencubit-cubit pipi Mia.

Sungguh teman apa teman huh?

"Lola, ga perlu nyubit juga bisa ga?" tanya Mia, sambil melepaskan tangan sahabatnya itu dari pipinya.

"Hahaha.. lagian dari tadi diem mulu!," Lola tertawa sambil merangkul Mia.

"Oiya, maaf yang tadi ya! Hahaha." ucapnya lagi yang masih cekikikan.

Mia memutar bola matanya malas, "Ogah, besok pasti ngagetin lagi, terus minta maaf lagi!"

"Ah Mia... Please maapin ya! Em, nanti aku beliin kamu bakso deh!" ucap Lola sambil mengeluarkan jurus rayuannya, agar bisa dimaafkan Mia.

Mendengar hal itu, mood Mia langsung berubah drastis. Bukan karena rayuannya, tapi selagi ada makanan gratis, Mia tak perlu khawatir duit nya akan berkurang. Aduh Mia ini, ada-ada saja.

"Iya aku maafin, tapi bener beneran beliin bakso loh! Oh, sama es teh sekalian ya! Hihihi.." ucap Mia yang masih kegirangan.

dikasi hati minta jantung. Untung bestie saya ye!, batinnya.

Lola hanya tersenyum pasrah melihat kelakuan sahabatnya itu. Yah, yang penting sudah dimaafkan itu lebih baik, daripada tidak, 'kan repot.

"Eh! Tumben kalian udah berangkat." ucap seorang lelaki bertubuh tinggi dan bugar itu mengarah ke bangku Mia dan Lola.

Mia dan Lola yang tadinya bersenda gurau, terhenti karena seseorang menghampiri mereka berdua.

"Eh put, lo yang telat kali!" ucap Lola malas.

"Lola bener, kamu yang telat tuh!" sambung Mia.

"Hahaha.. iya iya! Abis, macet banget tadi dijalan." ucap lelaki yang bernama Putra, mengeluh atas apa yang ditimpanya hari ini.

"Ga tanya." ucap Mia dan Lola berbarengan.

Putra mendengus kesal atas jawaban dari temannya itu. Lalu Putra berjalan ke bangkunya yang berada di belakang Mia dan Lola. Mia dan Lola membalikkan badannya ke meja Putra dan menertawakannya, karena ekspresi Putra yang sedang kesal itu membuat mereka ingin tertawa.

"Terserah kalian aja!"

⭐⭐⭐

Lola Amalia, gadis berkacamata yang merupakan sahabat Mia sedari kecil. Saling menyayangi, kompak, selalu ada setiap saat, itulah mereka. Dan Lola yang selalu sabar menghadapi kelakuan aneh sahabatnya itu. Sungguh baik sekali Lola.

Putra Purnawarman Irfandi, teman baru Mia dan Lola saat pertama kali MOS. Olahraga adalah hobinya. Pantas saja tubuhnya sehat dan bugar.

⭐⭐⭐


Binamelody
Minggu, 30 Januari 2022

Travel is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang