Api panas menyelimuti gedung disekitarnya, membakar apapun yang dilalui, mulai menghapus semua tragedi yang terus berlalu lalang disekitarnya.
Michael Afton
Sebuah jiwa malang yang terjebak dalam tubuhnya sendiri, tidak bisa pergi atau terhapus begitu saja. Semua tragedi meninggalkan luka yang sangat dalam untuk membekas pada jiwanya. Membuatnya mati berkali-kali dalam proses nya bahkan kehilangan dirinya sendiri.
Dia bahkan tidak bisa menyebut dirinya sendiri sebagai manusia, dimana dia telah meninggalkan kehidupan manusia nya disaat dia mati untuk pertama kalinya. Membuatnya hidup dalam bayang-bayang dan pengasingan, sembari mencoba menghindari sekelompok orang asing yang terus menerus berusaha menangkap nya.
Dia tak pernah bisa melupakan mereka. Sekelompok orang bersenjata lengkap dengan rompi yang menutupi seluruh tubuh. Berusaha menembaknya dengan peluru bius yang bisa dia hindari dengan mudah. Bagaimana tubuhnya menjadi tegang dan bergerak mengikuti insting saat dia menghindari semua peluru yang mereka tembakan padanya. Dan saat itulah dia melihat nya, Logo Umbrella terpampang jelas di rompi mereka, tidak pernah hilang dari ingatannya.
Dan semua itu akan berakhir sekarang. Semua perjuangan dan penderitaan yang dia alami akan berakhir dalam nyala api yang perlahan merambat dan membakar ujung celana hitamnya, terus naik untuk membakar tubuhnya yang rusak dan membusuk. Bau daging yang terbakar menguar diudara, melengkapi jeritan tak manusiawi dari ventilasi disekitarnya. Jeritan panik dari monster yang pernah dia sebut ayah, jeritan kesedihan dari saudari yang pernah dia kecewakan dan teman yang tidak bisa dia selamat kan. Dan juga permintaan maaf pada adik kecil yang tidak bisa dia bahagiakan dan untuk menerima takdir yang begitu kejam.
Dia menundukkan kepalanya saat merasakan beban kecil di perut nya, untuk melihat Helpy, animatronik kecil ciptaannya yang sangat dia sayangi. Beruang kecil itu menempel padanya, menutup matanya sembari memeluk perut tuannya dengan lengan kecilnya, tidak pernah melepaskan nya. Dia menggerakkan tangannya keatas kepala kecil beruang itu, mengelusnya perlahan.
Dia mendengarkan pidato terakhir Henry, penutup dari semua tragedi yang terjadi dan akhir dari kehidupan terperangkap yang menghantui benda mati. Menghiraukan bagaimana panas api mulai melelehkan tubuhnya, menghancurkan eksistensi dari keberadaan nya.
Dia berharap bahwa dia bisa merasakan panasnya, merasakan penderitaan dari kulit yang meleleh dan daging yang terbakar. Tapi dia tak bisa merasakan semua keistimewaan itu, saraf nya telah mati bertahun-tahun yang lalu, mati dengan tubuh yang tidak menjadi miliknya lagi, dengan dia yang menjadi tawanan didalam tubuhnya sendiri.
Menghela nafas lelah, dia menutup matanya merasakan api mulai menutupi penglihatannya, memeluk Helpy yang berada dipangkuannya untuk memberikan kenyamanan terakhir pada beruang kecil itu dan dirinya sendiri. Menerima janji kematian dan membiarkan kegelapan memeluk jiwanya sekali lagi. Menenggelamkan nya dalam kedamaian yang sangat dia nantikan.
.
.
.
.
.
.
.
.Masa ungu cair berdenyut perlahan diatas abu dan puing dari sebuah bangunan terbakar, menyebar disekitar seperti akar yang bergerak tidak menentu, berdenyut mencari sesuatu. Tubuh baru. Tuan rumah yang cocok untuk mereka, yang dipenuhi penderitaan dan ambisi untuk sanggup menampung mereka. Tapi cukup baik untuk tidak tertelan oleh kegelapan.
Mereka merasakannya, tuan rumah baru yang akan cocok. Dipenuhi penderitaan dan ambisi yang mereka butuhkan. Mereka menyentuh tubuh pertama yang mereka temukan, melilit semua anggota tubuh yang bisa mereka capai, menyambungkan dan memperbaiki kembali tubuh yang rusak. Memperbaiki apa yang patut mereka perbaiki tanpa merusak atau merubah struktur tubuh yang ada.
Masa cairan lain bergerak menyelimuti tubuh, menutupi semua bagian yang ada dengan cairan ungu kental yang berdenyut. Mereka bergerak membuat organ baru yang berfungsi normal, menyelimuti jantung yang baru selesai diperbaiki dan menyebar diseluruh tubuh. Mengendap jauh didalam dan menunggu tuan rumah baru mereka bangun.
Mereka juga melihat sebuah robot kecil, beruang putih dengan casing yang telah meleleh dan mengalami kerusakan dimana-mana. Mereka tahu hubungan beruang itu dengan tuan rumah baru mereka, dengan pemikiran itu mereka juga melilit casing beruang putih, menyelimuti nya dengan masa ungu yang tersisa. Memberikan kehidupan nyata pada beruang kecil itu dan mungkin tanda perdamaian pada tuan rumah baru mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tommorow Is Another Day
Fanfiction(FNAF × Resident Evil AU Crossover) Masa ungu cair berdenyut perlahan diatas abu dan puing dari sebuah bangunan terbakar, menyebar disekitar seperti akar yang bergerak tidak menentu, berdenyut mencari sesuatu. Tubuh baru. Tuan rumah yang cocok untu...