[Arc 1] Chapter 1 : masalah baru

62 9 0
                                    

Perasaan panas yang pertama kali dia rasakan saat api menyelimuti nya tiba-tiba diam. Kegelapan sekali lagi menyelimuti nya, kehampaan yang tenang bergema disekelilingnya, menyampaikan perasaan damai yang dia nantikan pada tubuhnya.

Awalnya dia tak melihat apapun disekelilingnya, hanya hamparan hitam tak berujung. Dia tak melihat saudara atau saudarinya, bahkan temannya. Hanya kegelapan yang menyambutnya, mengelilinginya dalam kesunyian yang menyesakkan.

Mungkin ini hukuman nya, surga atau neraka bahkan merasa bahwa dia tidak pantas sama sekali untuk mereka. Api penyucian dimana dia akan terkurung selamanya, tapi dia tak keberatan. Ini mungkin hukuman yang setimpal untuk nya, hukuman atas semua dosa yang telah dia lakukan. Dia hanya berharap saudara-saudaranya berada ditempat yang lebih baik, melepaskan jiwa mereka dengan damai, tidak terikat sekali lagi dengan dunia terkutuk tempat mereka berada. Tidak menderita oleh monster yang mereka sebut ayah dan takdir kejam yang membelenggu mereka.

Dia perlahan menutup matanya, menerima takdir dengan lapang dada.

Saat itulah dia merasakannya, sebuah tarikan pada jiwanya. Mencengkram dengan putus asa untuk menariknya. Jeritan bernada tinggi keluar dari mulut nya saat perasaan tubuhnya robek dimana-mana, menyusun ulang dan menyatukan kembali tubuhnya. Mengencangkan kembali apa yang seharusnya sudah mati. Dia bisa merasakan saat lengannya diputar dan ditarik, saat jantung nya diremas dan dipaksa untuk bekerja kembali, perasaan kepalanya menggelegak seperti ingin meledak. Setiap anggota tubuhnya panas dengan perasaan kesakitan yang mengerikan. Nadinya bersinar dengan warna ungu yang memuakkan, menyebar keseluruh tubuhnya.

Dia melihat nya, sesuatu yang seperti sulur menegang kencang meremas tubuhnya, menariknya kesegala arah.

Dan secara tiba-tiba dia membuka matanya.
.
.
.
.
.
.
.

"Subjek ditemukan, posisi berada di pinggiran kota Hurricane Utah, kirim pasukan kesana dan jangan biarkan subjek kabur."

"Roger, kami segera bergerak."

=======================

Helpy duduk menunggu tuannya bangun, memperhatikan wajah tuannya yang tidak seperti yang dia ingat. Tapi dia benar-benar yakin bahwa itu adalah tuannya, meski banyak perbedaan diantara mereka. dia masih memakai pakaian yang dipakai tuannya, rompi kuning dengan kemeja biru muda dibaliknya dan topeng beruang putih favorit nya masih berada disamping kepalanya.

Tapi kulit nya lebih sehat, tidak ungu sakit-sakitan seperti yang dia ingat. Kulitnya berwarna coklat terang dengan sedikit bintik-bintik dipipi nya, Helpy juga bisa melihat beberapa bekas luka samar diwajahnya dan pipinya sedikit berisi tidak seperti pipi tirus yang selalu ada diwajah tuannya. Rambutnya juga asli, rambut coklat dengan warna yang lebih terang diujung nya, yang sedikit bergelombang menutupi kepala sampai diatas bahunya. Bukannya wig yang biasa tuannya pakai untuk menutupi kepalanya. Meski kusut dibeberapa tempat, mungkin karena keadaannya.

Helpy menggerakkan telinganya turun, sedikit sedih mengingat saat mereka dalam api. Bagaimana tuannya berusaha menghiburnya dengan mengelus kepalanya dan memberikan pelukan yang sangat menenangkan padanya. Dia sangat menyayangi tuannya, dia ingat saat tuannya menyuruhnya untuk pergi menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi dia tetap tinggal, namanya adalah Helpy dan tidak mungkin bahwa dia pergi sedangkan tuannya kesepian disana. Helpy tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi.

Helpy tahu bahwa dia hanya sebuah robot kecil, sebuah robot yang hanya bisa mengerjakan dokumen kecil, dia saja bahkan tidak bisa mengangkat pensil yang terlalu berat untuk nya. Dia mungkin tidak terlalu berguna bagi orang lain. Tapi tuannya sangat menyayanginya, tuannya membantunya saat lehernya patah karena kecerobohannya, memperbaikinya jika ada seorang anak yang tidak sengaja menjatuhkan nya dan menghibur nya jika dia merasa sedih.

Tommorow Is Another Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang