[Arc 1] Chapter 3 : pertemuan tak terduga

42 7 0
                                    

Michael masih terus berjalan didalam hutan, dia tak yakin jam berapa sekarang. Waktu tak terlalu bekerja dengan nya, barang-barang nya kebanyakan hilang atau terbakar, jadi dia tak memiliki apapun untuk menunjukkan waktu padanya. Menghela nafas lelah, Michael merenungkan kembali apa yang telah terjadi padanya, dimulai dari kebangkitannya kembali, penyergapan dan pelariannya. Terlalu banyak yang terjadi dalam satu waktu yang benar-benar menguras tenaganya, dia hanya ingin berbaring dan tidak melakukan apapun, terlalu lelah bahkan untuk berpikir kenapa. Yang harus dia lakukan sekarang berlipat ganda, bertahan hidup sekaligus menghindari kejaran organisasi gila padanya.

Helpy bersenandung pelan dipelukan nya, menggoyangkan kaki kecilnya dengan manis, hal itu berhasil mengalihkan pikiran nya dari kemungkinan sakit kepala yang parah. Tangan kecilnya masih mencengkram lengan bajunya meski tak sekencang saat mereka disergap. Sesekali Helpy akan menengadahkan kepalanya keatas, memandang wajahnya yang tertutup topeng sebelum kembali menghadap kedepan. Terkadang Michael tak mengerti apa yang ada dikepala kecilnya itu.

Michael menggerakkan tangannya yang bebas keatas kepala Helpy, menggosok bulu halus yang dikotori oleh Echor hitam, berusaha membersihkan bulunya dengan seadanya. Setidaknya Helpy tidak akan terlihat terlalu kotor. Usahanya terbukti membuahkan hasil saat Echor hitam mulai menghilang dan Helpy juga terlihat suka saat bulunya digosok, beruang kecilnya menutup matanya senang dengan senyuman menggemaskan terpasang diwajahnya. Mengedipkan matanya beberapa kali dibalik topeng, Michael baru menyadari Helpy sepertinya bisa merasakan sentuhannya.

"Kau bisa merasakan sentuhan ku Buddy??"

Suaranya masih pelan, seakan tak pernah digunakan, yang memang kenyataannya. Pita suaranya rusak sejak Scooper membelah tubuhnya, memungkinkan Ennard untuk merangkak masuk dan semakin rusak saat monster itu merobek rahangnya untuk keluar dari tubuhnya, bersuara kembali terasa aneh setelah berpuluh-puluh tahun tidak menggunakannya. Tapi Helpy pasti bisa mendengar nya dengan jelas, yang terbukti saat Helpy menengadahkan kepalanya keatas dan menganggukkan kepala kecilnya dengan semangat menanggapi perkataan Michael.

"Itu aneh... Aku tidak merancang mu untuk merasakan sentuhan..."

Helpy mengangkat kedua tangannya, menunjukkan bahwa dia juga tidak tahu, menambah pertanyaan di pikirannya yang sudah tidak terhitung jumlahnya. Berusaha untuk mengabaikan itu semua, Michael kembali memusatkan perhatian nya kedepan. Untuk keberuntungannya dia mulai melihat cahaya dikegelapan, terhalang diantara pepohonan dan kegelapan malam. Tapi ada yang sedikit aneh, cahaya yang berpendar tidak terlalu terang seperti yang seharusnya, terlalu redup untuk sebuah rumah dan terlalu terang untuk hanya sebuah ilusi mata. Helpy juga melihatnya, dengan tangan kecilnya beruang itu menunjuk-nunjuk cahaya didepan sembari sesekali menengadahkan kepalanya. Mengkonfirmasi bahwa itu memang bukan sebuah ilusi semata.

"Ya Buddy, aku juga melihatnya... Dan terlalu aneh untuk sebuah rumah dihutan antah berantah ini..."

Michael tidak terlalu mempercayai sebuah kemungkinan itu, dia lebih suka menghindar dan terus berkeliaran, menghindari kemungkinan terlihat atau lebih buruk, tertangkap. Tapi Helpy sepertinya bersikeras bahwa Michael harus kesana, beruang kecil itu bahkan sampai melompat turun dari lengannya dan mulai berlari menuju cahaya. Sesekali beruang kecilnya itu berhenti hanya untuk melihat kebelakang kearahnya sebelum kembali berlari.

"Helpy! Itu mungkin berbahaya!" pita suaranya agak sakit meski hanya untuk sedikit berteriak, Michael tidak punya pilihan lain selain mengikuti beruang kecilnya, yang baru dia sadari terlalu lincah untuk sebuah animatronic dengan kemampuan bergerak yang terbatas. Dia bisa memikirkan kemungkinan itu dilain waktu, fokusnya sekarang adalah untuk mengikuti Helpy, dimana dikejauhan dia bisa melihat sebuah rumah. Atau kabin??. Ukurannya terlalu kecil untuk sebuah rumah dan terlalu tua untuk ditinggali seseorang. Dindingnya terbuat dari kayu yang sudah lumayan rusak dan mulai ditutupi lumut, atapnya masih terlihat berfungsi meski dia tidak yakin tentang itu, jendelanya pecah dengan kaca yang berhamburan dibawahnya. Disamping ada sebuah pintu yang sedikit berlubang di ujung bawah. Sangat terlihat bahwa bangunan itu sudah ditinggalkan sangat lama.

Tommorow Is Another Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang