[Arc 1] Chapter 11 : Sesuatu yang mengintai

38 3 0
                                    

Jeritan dan rintihan kesakitan bergema didalam ruangan, memenuhi kepalanya dengan teror yang tidak terbayangkan. Darah mengecat dinding dan lantai dengan warna yang memuakkan, membuat perutnya semakin melilit mengerikan dengan warna merah yang tidak terputus.

"Tenanglah nak, kau tidak mau kan membangunkan adik-adikmu sekarang? Atau kau mau adik-adikmu menggantikan mu saat ini? Bukankah itu terdengar bagus??" suara pria itu sangat tenang dengan senyum lebar terpasang pada wajahnya, mata peraknya terlihat menikmati saat anak diatas meja besi langsung terdiam dengan rintihan pelan dan suara tersedak ditenggorokannya berusaha untuk menahan suaranya. Seluruh anggota badan anak itu bergetar hebat, tangan kecilnya terkepal erat pada penahanan nya, mulutnya menggigit pelan bibir bawahnya yang bergetar, menahan isak tangis dengan suara tersedak sesekali.

Tangan bersarung tangan tidak berhenti bergerak diatas tubuh anak itu, tangan itu dengan cekatan memotong garis diatas kulit lembut, membuat sayatan dalam yang cukup untuk mengalirkan darah keatas meja besi, menggenang untuk mengotori tubuh anak yang bergetar hebat menahan rasa sakit yang menyiksa.

Ethan berusaha untuk berteriak, memukul, atau hanya berusaha menghancurkan dinding tak kasat mata didepannya. Semua usahanya tidak membuahkan hasil sama sekali, dia hanya bisa meratap dan berteriak pada kekejaman yang sedang terjadi didepannya, kepanikan dan teror mengisi pikirannya yang sangat kacau dengan statis memuakkan.

Mata birunya menatap dengan tidak percaya dan penuh teror saat pria yang melayang diatas anak itu menarik sesuatu dari luka terbuka ditubuh anak itu, putranya sendiri, yang menangis kesakitan dengan rintihan penderitaan. Warna merah yang memuakkan mengecat tangan yang memegang benda berdenyut digenggaman nya, mengalir turun untuk membasahi lengannya sebelum menetes diatas lantai putih.

"Bukankah ini hebat nak? Kau bisa bertahan tanpa organ penting ini... Apa yang akan terjadi jika aku melepaskan benda didalam kepalamu itu? Sepertinya itu akan menarik bukan?" senyuman lebar terpasang tidak alami diwajahnya, mengirimkan perasaan merinding pada siapapun yang menatap langsung kearahnya, mata peraknya yang mati menatap dengan tidak berperasaan, terlalu menakutkan untuk disebut sebagai mata manusia.

Tangan pria itu turun kembali untuk meletakkan benda ditangannya diatas meja besi disamping tubuh anak itu, Ethan hanya bisa menatap dengan mata terbelalak penuh kengerian dan teror saat pria yang sama menarik sebuah pisau besar dari belakang tubuhnya. Tangan yang berlumuran darah entah sejak kapan memegang sebuah suntikan dengan cairan aneh didalamnya, berwarna ungu yang hampir transparan, yang terlihat tidak nyata didalam pandangannya.

Dia menyadari satu hal dengan pasti, dia tidak bisa berbuat apa-apa dengan apa yang terjadi didepannya. Semua yang berusaha dia lakukan terasa sia-sia, rintihan dan isak tangis itu akan terus menghantuinya dalam mimpi terburuknya. Pengingat mengerikan tentang apa yang telah dia saksikan.
.
.
.
.
.
.
.

"Eth-! Bangun!"

Saat membuka matanya dengan sentakan terkejut, yang pertama dia perhatikan adalah mata berwarna hitam dengan polesan ungu yang menatapnya dengan penuh khawatir, melayang tepat disamping tempat tidur nya.

Ethan mengeluarkan teriakan tertahan saat melihat Michael, yang juga membuat Kastanye tersentak terkejut sebelum mengambil satu langkah kebelakang. Helpy mengeluarkan cicit bingung saat melihat kedua orang dewasa didepannya terkejut satu sama lain dengan kehadiran mereka masing-masing. Saat ini beruang kecil itu berada ditempat tidur bayi disamping Ethan, duduk menggoyangkan kakinya sambil memperhatikan Rose yang tertidur.

Ethan mengatur nafasnya yang sedikit tidak beraturan, keterkejutan masih ada saat matanya menatap Kastanye yang berada tepat disamping nya. Dia melihat Mike menggelengkan kepalanya perlahan sebelum menatap kembali kearahnya.

Tommorow Is Another Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang