[Arc 1] Chapter 10 : Mimpi Buruk

43 6 0
                                    

Ethan berada di sebuah kehampaan hitam tak berujung. Hitam, semuanya hitam sejauh matanya melihat. Kepanikan mulai memenuhi kepalanya saat dia hanya melihat hitam disekelilingnya.

Tidak ada apapun, bayangan benda ataupun cahaya. Terlalu kosong untuk kenyamanannya sendiri.

Perlahan-lahan Ethan bisa mendengar sebuah tangisan pelan, terlalu pelan dan menyakitkan. Rintihan pelan terdengar bersahutan dengan tangisan meski sangat kecil dan hampir tidak terdengar.

Pandangannya secara perlahan berubah, dinding hitam disekelilingnya mulai terdistorsi menjadi sebuah ruangan besar dengan berbagai suku cadang tergeletak begitu saja diberbagai tempat, 2 robot setinggi 6 kaki terlihat bersandar diujung ruangan, sebuah beruang emas dengan gigi yang terlalu besar dan kelinci yang berukuran sedikit lebih kecil. Sebuah meja dengan berbagai peralatan dan cetak biru yang tergeletak diatas nya ditempatkan diujung ruangan yang lain, cahaya lampu yang menggantung terasa agak sedikit temaram, membuat suasana disana sedikit lebih menyeramkan, ditambah dengan bayangan gelap yang hampir menutupi seluruh ruangan membuat Ethan sedikit panik. Tangisan dan rintihan kembali terdengar, semakin lama Ethan mendengarkan suara itu dia semakin merasa ngeri saat menyadari bahwa itu adalah rintihan anak kecil.

Nada ketakutan, rasa sakit dan kesedihan bercampur aduk didalam tangisan yang sedikit meninggi, membuat naluri orang tua Ethan melonjak naik dengan tajam, keinginan untuk datang dan menghibur anak itu membengkak dan hampir tumpah. Sebelum suara tamparan bergema didalam ruangan remang-remang, dibarengi dengan tangisan yang tiba-tiba berhenti meski rintihan kadang terdengar lemah. Ada suara seseorang yang berbicara dengan pelan, tapi Ethan tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

Kakinya bergerak tanpa dia ketahui, berjalan menuju suara hanya untuk berhenti diambang pintu sebuah ruangan lain, matanya menatap dengan tidak percaya dan ngeri. Didepan matanya sendiri, diatas meja besi, seorang anak dengan rambut hitam kecoklatan berbaring dengan tangan dan kaki diikat kencang, leher dan kepalanya juga ditahan pada tempat nya, membuat pergerakannya menjadi terbatas. Air mata mengalir dengan deras dari mata berwarna biru samudra yang menenangkan tapi hampa disaat bersamaan, ketakutan tercetak jelas pada tatapan mata yang bergetar. Diatasnya, melayang membayangi anak yang gemetaran adalah seorang pria paruh baya dengan rambut hitam malam yang diikat longgar, pakaiannya sangat formal dengan kemeja abu-abu yang ditutupi jas berwarna hitam. Sarung tangan menghiasi tangannya, dengan bekas luka yang terlihat di pergelangan tangannya yang tidak ditutupi kemeja.

Ethan ingin melakukan sesuatu, apa saja untuk menghentikan binar ketakutan dalam pandangan anak itu, tapi dia tidak bisa, dia berusaha melangkah maju hanya untuk menghantam dinding tak kasat mata didepannya. Matanya menatap tidak percaya pada kejadian didepannya, kenapa pria itu tidak melakukan apapun benar-benar diluar pemikiran nya.

Pria paruh baya itu berjalan meninggalkan anak yang masih diikat diatas meja besi, entah mau melakukan apa. Anak itu, sekarang Ethan bisa melihat kepanikan mulai tumbuh pada wajah mudanya, mata biru samudera melebar dengan ketakutan dan teror untuk sesuatu yang Ethan tidak bisa lihat. Anak itu berusaha memberontak dari ikatan ditubuhnya, dengan panik menatap terus menerus kearah tempat pria itu pergi.

Suara logam yang diseret diatas lantai menarik perhatian nya, membuatnya mengalihkan kepalanya untuk melihat pria paruh baya itu kembali dengan menyeret kapak ditangannya, suara goresan besi dengan lantai memenuhi telinganya dengan teror. Apa yang sebenarnya dilakukan pria itu?! Pria itu berdiri didepan meja besi, memperhatikan anak yang memberontak dengan mata perak tidak bernyawa dan tidak berempati. Senyuman kosong terpasang diwajahnya, mengirimkan perasaan merinding pada tubuh Ethan, senyuman itu terasa sangat mengganggu. Terlalu tidak alami dan dipaksakan.

Tommorow Is Another Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang