[Arc 1] Chapter 8 : Rencana kedepannya

26 7 0
                                    

Michael bergerak menaiki tangga menuju lantai dua setelah meminta pirang yang lebih muda untuk duduk menunggu disofa yang baru saja dia bersihkan, pikirannya berputar disekitar bagaimana menemukan Williams dan menghentikannya. Dia juga harus mengecek kekuatannya, dia tidak terlalu yakin apa saja yang bisa dia lakukan yang membuatnya sedikit lebih khawatir tanpa bisa mengetahui hal itu.

Kakinya bergerak melewati anak tangga demi anak tangga, Helpy di gendongannya terlihat penasaran. Saat menapaki tangga terakhir matanya tidak sengaja melihat kearah pintu bercat biru muda dan pink yang sudah memudar, pintu sama sekali tidak digerogoti rayap, sepertinya Williams benar-benar meluangkan waktunya untuk menyempurnakan rumah ini. Yang dia yakini untuk menyembunyikan pekerjaan kotornya didalam basement rumah mereka.

Terkadang dia terlalu muak saat mengingat nya sehingga Mike menyingkirkan pikiran itu sebelum agresinya naik kembali, matanya sekali lagi melirik kearah pintu bercat biru dan pink, itu adalah pintu kamar tidur Evan dan Elizabeth. Dia belum berani untuk masuk semenjak hilangnya Elizabeth dan kematian Evan, sampai sekarang hal itu tidak berubah sama sekali. Dia benar-benar harus berdamai dengan masalalu sehingga hal itu tidak terus membebani nya, meskipun akan sangat sulit.

Menghela napas pelan, Mike akan membersihkan salah satu kamar kosong tamu untuk digunakan Ethan. Kakinya bergerak menuju pintu pertama dari tangga, yang dicat putih dan sekarang mulai memudar. Tangannya memegang kenop pintu sebelum menarik dan membukanya, pintu terbuka dengan derit pelan, menampilkan ruangan luas dengan tempat tidur dan lemari baju. Kalau tidak salah ingat mereka masih memiliki tempat tidur bayi di loteng, dia akan melihatnya nanti.

Memasuki kamar Michael pertama-tama menurunkan Helpy diatas lantai kayu, membiarkan beruang kecil itu berkeliling untuk memuaskan rasa penasarannya. Kakinya bergerak untuk menarik seprai tempat tidur dan bantal, melipatnya untuk nanti dia simpan di keranjang cucian, jika masih ada. Tangannya bergerak otomatis mengambil sapu disamping lemari pakaian.

Pekerjaannya selesai dengan cepat, tidak heran karena selama ini dialah yang ditugaskan untuk mengurus rumah, Williams tidak terlalu peduli dengan hal seperti itu. Michael mendengus kesal mengingat bagaimana pria tua itu membebankan semua tanggung jawab rumah dan adik-adiknya padanya. Michael saat itu tidak punya pilihan lain selain menurutinya, dia juga sudah biasa mengurus adik-adiknya semenjak ibu mereka meninggal. Tapi semuanya menurun semenjak Elizabeth dinyatakan menghilang dan Evan meninggal karena kesalahannya, dia masih mengurus rumah tapi Mike benar-benar menghindari kamar Evan dan Elizabeth. Williams bahkan sudah sangat jarang kembali, yang membuatnya mau tidak mau sendirian dirumah. Lagipula desas-desus buruk tentang dirinya semakin memburuk, jadi dia tetap berada dirumah selama beberapa bulan, setidaknya sampai desas-desus mulai mereda.

Menghela napas pelan, Michael menyingkirkan pikiran itu dari kepalanya. Saat melihat bajunya sendiri dia ingat bahwa dia harus mengganti bajunya dengan yang baru serta membersihkan abu dan darah dari tubuhnya. Kalau tidak salah dia masih memiliki setelan jas yang dia dapatkan dari paman Henry-nya, sebelum Henry juga menghilang entah kemana. Meninggalkannya benar-benar sendirian.

Mike bergerak keluar kamar tamu, yang membuat Helpy berlari kecil mengikuti langkahnya. Dia menyusuri lorong untuk melihat pintu bercat merah diujung, catnya juga sudah memudar dan mengelupas. Menguatkan dirinya sendiri, Mike melangkah kan kakinya mendekati pintu merah, tangan dilayangkan pada pegangan pintu, sedikit keraguan masuk kedalam pikirannya sebelum Mike menyingkirkan pikiran itu dari kepalanya. Menghela nafas pelan Mike memegang pegangan pintu sebelum menariknya terbuka, menampilkan keadaan kamar lamanya.

Kondisi kamarnya masih sama dengan saat dia meninggalkan nya, tempat tidur masih tertata rapi dan sekeliling ruangan yang sudah bersih, meski semuanya ditutupi debu. Mike memang meluangkan waktu untuk benar-benar membersihkan kamarnya sebelum pergi, karena dia tahu dia tidak akan kembali dalam waktu yang sangat lama. Melihat kamarnya sendiri sekarang mengirimkan perasaan nostalgia, banyak yang terjadi didalam kamar ini. Meski kebanyakan sudah dia lupakan, menggelengkan kepalanya Mike berjalan masuk kedalam kamar. helpy mengikuti langkah tuannya dari belakang, memandangi berbagai hal yang menurutnya menarik.

Tommorow Is Another Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang