Bab 05. Kenalan

59 26 86
                                    

Nanda, pasangan kekasih Delio dan Sela, tak terlupakan juga dua insan yang sedari tadi masih bersitatap tajam satu sama lain, Henan dan Gina. Setelah sesi antar barang pesanan selesai, Nanda kebetulan yang melihat kakak tingkat dan kekasihnya berdiri di tempat dengan muka heran memilih memanggilnya. Sekalian dengan dua anak yang tak akur itu ikut dipanggil untuk bergabung.

Selesai dengan tugasnya, Nanda beralih untuk memesan beberapa kue-kue ringan yang ada di kantin. Niatnya dia ingin meluruskan masalah antara anak Hawa dan Adam ini, yang mana seharusnya bukan termasuk urusannya. Tapi apa daya, Nanda masih dalam status sebagai induk dari anak banyak tingkah Henan dan saudaranya sendiri, Jeon.

"Makan, gak usah saling pandang terus. Nanti saling suka, mampus," pukas Nanda yang berhasil menyuap satu kue ke dalam mulutnya.

Sedangkan Delio dan Sela yang duduk berdampingan masih dilingkupi dengan perasaan heran. Kalau Sela dia masih sedikit maklum sebab perihal hari itu dan Gina sudah cerita juga kepadanya. Hanya saja saat dirinya baru mengetahui dengan tanda tanya kenapa keduanya masih saling beradu tetap berlanjut.

"Apaan?! Ogah, dih!" tolak Gina.

"Gue juga ogah asal lo tahu," balas Henan.

Nanda cuman bisa menghela napas kasar sembari terus menyuapi mulutnya.

"Cewek yang makan bubur pakai gula, makasudnya apaan?" sahut Delio.

Mulutnya sudah gatal sebenarnya dari awal. Dia ingin segera mendapat jawaban dari alasan kedua anak ini tak saling akur.

"Ini, Bang. Masa makan bubur pakai gula? Apa rasanya coba? Mencoreng citra orang makan bubur," jawab Henan. Memberi tatapan rendah kearah Gina.

Gina mendengkus kesal. Ingin rasanya dia melempar kue yang ada di depan ke muka Henan. Terlalu menjengkelkan untuk dia.

Delio menoleh ke arah Gina yang duduk di samping Sela. Dengan sebelah alisnya yang menukik keatas dia kembali menatap Henan.

"Memang biasa ada orang yang makan bubur pakai gula, gak masalah, sih. Meskipun memang itu terbilang agak aneh. Tapi tergantung yang makan mau rasanya kayak bagaimana," jelas Delio. "Ini, mah, lo nya doang yang kurang kerjaan. Perkara makan bubur doang lo permasalahin, alay."

Gina tersenyum miring memberi tanda kemenangan. Sementara Henan malah memberi dengkusan kasar. Bahkan sempat di beri juluran lidah dari Gina mengejeknya membuat Hendra melotot kesal. Sekarang lihat siapa yang di buat kesal?

"Sel, ada kelas? Mau aku antar pulang?" Dari pada pusing dengan kelakuan anak kecil adik tingkatnya ini, mending Delio memikirkan kekasihnya sekarang.

"Sudah selesai. Niatnya mau pulang sekarang sama Gina," jawab Sela. Delio mengangguk dan meneguk segelas air.

"Yaudah, yuk Sel, balik. Gue masih harus ke toko sore ini," ajak Gina.

"Oh, iya. Ayo."

Sela mengangguk dan mengambil posisi berdiri. Tidak melupakan pesanannya jangan sampai tertinggal. Berpamitan dengan tiga lelaki tadi sebelum akhirnya benar-benar pergi dan menghilang dari pandangan mereka bertiga.

Tinggal mereka yang masih sibuk mengunyah di sana. Termasuk kini Henan yang malah makan kue dengan sedikit kasar. Dari raut mukanya dirinya masih merasa kesal. Delio mendelik ke arahnya namun nampak tidak diperdulikan sama sekali.

"Kenapa sih, lo? Jangan-jangan lo demen sama dia?" selik Delio.

Henan menoleh dengan segera begitu mendengar lantunan Delio. "Heh! Mana ada. Yang ada gue kesal sama dia, tuh!" sungutnya.

"Alibinya kesal, aslinya suka. Terbukti masalah sepele saja lo permasalahkan. Kayak gak ada yang lebih penting saja," bantah Delio.

Henan diam membatu. Bukan karena dia membenarkan ucapan Delio, tapi dia kesal. Bisa-bisanya kakak tingkat sekaligus teman kosnya itu mengambil kesimpulan yang menurutnya tidak masuk akal.

[✓] Campus Love Story [Lee Haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang