Bab 09. Postingan Bikin Mundur

55 23 83
                                    

Gina baru selesai bersiap untuk berangkat ke kampus. Sialnya, masih dengan naik kendaraan umum sebab motor yang dipinjam teman kos lainnya belum juga dipulangkan. Gina sudah berjanji untuk tegas dengan tetangga kosnya. Terlalu lembek hanya akan membuatnya terlihat lemah dan gampang dibodohi.

Sela sudah berangkat duluan. Hari ini lagi dia dapat kelas yang berbeda dengan gadis itu. Tadi Sela memberinya kunci motor untuk menyuruhnya memakai motor miliknya berangkat ke kampus. Tapi Gina tidak enakan, dia takut ada apa-apa di jalan jadi dia menolaknya. Meski sempat dipaksa tapi Gina tetap bersih keras menolak.

Baru memutuskan ingin naik apa, ponselnya malah berbunyi dan menimbulkan notif pesan masuk. Gina menyerit karena mendapat pesan dari nomor asing yang tidak dikenal.

+62-0606-2000 :
| Buru turun, gue di depan.
| Yang cepat ya, Nona :)
| Nanti kulit eksotis gue terkelupas kepanasan di sini.

"Siapa ini? Sembarangan banget chat orang pagi-pagi. Gak jelas," pukas Gina.

Tidak memperdulikan pesan itu dan akhirnya beranjak turun dari lantai kamarnya.

Baru ketika dirinya selesai memakai sepatu di teras halaman kos, berjalan mendekat pagar dan hendak keluar, Gina malah mendapati Henan yang duduk tenang di atas motornya.

"Lah? Hen? Lo ngapain di sini?" herannya.

Henan menoleh. "Lama amat. Dandan lo?" ucapnya.

Ponsel dalam genggamannya lantas disimpan di dalam kantung celana.

"Buru naik. Ada kelas pagi gue," titahnya.

Gina memberikan telapak tangannya, memasang raut muka masih belum paham kenapa anak ini bisa ada di sini pagi-pagi. Soal kelas pagi, dia juga memang ada.

"Bentar, jawab dulu kenapa lo ada di sini?" tanyanya ulang.

"Haduh, pakai ulur waktu segala. Lihat jam, deh. Tiga puluh menit lagi masuk kelas. Buruan naik saja kenapa?" keluhnya. "Nanti gue cerita di jalan. Buru naik, jangan lupa helm," suruhnya lagi.

Karena tidak ingin memperpanjang uluran waktu memang, Gina lantas mendengarkan titah Henan dengan segera. Mengambil helm miliknya yang untung tidak ikut dipinjam keluar kota. Baru lekasnya dia naik di motor lelaki itu dan berangkat.

Dalam perjalanan pun hanya diam. Ucapan Henan yang katanya akan bercerita di jalan nampaknya tidak ada. Gina jadi mendengkus soal itu. Tapi lumayan juga, dirinya tidak harus mengeluarkan uang pagi-pagi lagi untuk ke kampus.

Sedangkan Henan yang tengah fokus menyetir sesekali menatap Gina dari balik kaca spion motornya. Raut wajah gadis itu yang nampak masih merasa heran perihal dirinya yang tiba-tiba berada di depan gerbang kos putri. Dia hanya tersenyum singkat sebelum kembali menatap jalan.

"Henan."

"Hmm."

Gina sedikit mendekatkan dirinya. "Lo yang chat gue tadi, ya? Dapat nomor gue dari siapa?" tanyanya.

"Tahu dari mana kalau gue yang chat?"

"Feeling, sih. Soalnya kan, chat-nya bilang dia sudah di bawah. Jadi gue pikirnya memang lo."

Henan tidak memberi jawaban soal ucapan Gina. Sudah terlalu jelas memang dan untungnya anak ini memang peka.

"Minta sama siapa lo nomor gue?"

"Sama Mavi."

Kedua alis Gina terangkat, mencoba untuk memperjelas pendengarannya. "Kak Mavi? Kapan?"

"Gue teman sekos sama dia. Cowok Sela juga, Bang Delio sama sepupunya," jelas Henan.

[✓] Campus Love Story [Lee Haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang