Della memutari hampir semua tempat di istana itu. Saat semua sibuk dengan hidangan utama, gadis kecil itu mendekati meja besar tempat kue kering bergambar bunga Pansy berwarna-warni. Ada ungu, kuning, orange dan beberapa warna lagi yang menarik. Bentuk bunganya yang lucu dengan warna yang indah, membuatnya penasaran ingin mengunyah beberapa buah.
Tiba-tiba, seorang anak laki-laki seumurannya, berlari ke arah meja itu juga. Tangannya terulur hendak mengambil puding berhias mawar candy berwarna merah muda. Seorang anak perempuan berbaju kuning gading yang manis, datang menghampiri bocah laki-laki tersebut.
"Apakah kamu yakin, mau makan puding bunga Mawar ini? Kenapa tidak memilih puding bunga Cosmos yang berwarna kuning itu?" tanya gadis berbaju kuning itu.
"Tidak! Aku lebih menyukai rasa manis dan wangi mawar candy ini. Lagipula ibuku, sering membuatnya saat kami ada acara di rumah. Aku juga kurang menyukai rasa bunga Cosmos. Menurutku ada sedikit rasa tajam di lidahku, dan yeah ..., itu membuatku kurang nyaman menikmatinya."
Anak lelaki itu menyuap puding bening berornamen merah muda itu ke mulutnya. Sejenak dia memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya.
Della ingin bertanya kepada anak lelaki itu, untuk menerangkan rasa dari makanan yang berhias bunga itu. Ia menyentuh lengan anak berbaju biru tua itu. Namun, sentuhan tangan kecilnya, seperti tembus ke badan anak itu. Seketika ia memekik, kaget. Akan tetapi tidak ada yang bisa mendengar suaranya. Tapi anehnya, ia tetap bisa mengambil makanan dan menyuapnya.
Della mencoba menghalau rasa kagetnya dengan mengambil minuman bening dengan banyak daun dan bunga di dalamnya. Cairan itu dicicipnya sedikit, rasanya yang asam manis dengan aroma mint yang wangi juga manis dan memberi rasa sejuk di tenggorokannya.
"Hemm ..., rasanya enak," gumamnya sambil menikmati minuman di cangkir emas itu.
Tangan kirinya, menggenggam tiga keping kue kering. Lalu ia berjalan mencari tempat duduk yang nyaman. Agak jauh gadis kecil itu berjalan, menuju pohon rindang dengan kursi besi panjang yang berukir, dan memutuskan duduk di sana.
Dia menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi besi itu. Lalu mulai menggigit kecil salah satu bagian kue bulat itu. Rasanya manis, gurih dan wangi, serupa kue nastar yang sering bundanya buat, dengan selai nanas sebagai isiannya. Hanya saja ada sensasi bahagia saat menghabiskan kue itu gigitan demi gigitan.
'Apakah semua makanan di sini, selalu menghadirkan rasa nyaman dan bahagia, sesuai jenis isiannya? Atau mungkin berdasar jenis bunganya?' Della tercenung. Hampir semua makanan yang dihidangkan bertabur bunga dan daun-daunan. Juga aroma rempah yang segar.
Pemandangan yang indah dan angin yang berhembus sepoi, membuat mata Della berat. Akan tetapi pandangannya sejenak teralihkan dengan suara sayup derap kuda.
Mata bulatnya mencari sumber asal suara. Nampak di kejauhan seseorang dengan jubah hitam berpenutup kepala, sedang memacu kuda hitamnya dengan kencang. Sesekali penunggang itu mengayunkan tangan kirinya, seperti sedang mencambuk kuda.
Kuda itu semakin dekat dengan tempat Della duduk, namun nampaknya tidak berhenti dan tetap berlari memutar kembali, dan menjauh. Derap langkah kaki hewan berkaki empat itu, menyisakan debu yang beterbangan.
Sekilas, rambut ikal bergelombang yang mulai panjang itu terjuntai ke luar dari penutup kepalanya. Bibirnya mengecurut dan tatapan itu masih diliputi amarah. Frey, melampiaskan emosinya dengan berkuda.
Beberapa kali ia memutari tanah luas di samping istana. Setelah merasa lelah, ia memilih untuk mengikat kudanya di pohon Pinus, sedikit jauh dari pohon dimana Della duduk.
Lelaki itu membuka tutup kepalanya dan duduk selonjoran di bawah pohon Pinus. Tangan kanannya membuka botol yang diambil dari tas bekalnya.
Frey menghabiskan isi botol itu dengan sekali tegukan. Kepalanya menengadah dan disandarkan di batang kayu Pinus itu. Sesekali mulutnya mendesah, mewakili keresahan hatinya.
Perdana Menteri Ruiz, datang menghampiri Frey yang masih tepekur. Sedikit membungkuk untuk memberi hormat, lalu ia mulai berbicara. Awalnya Frey tidak begitu menanggapi ucapan lelaki berkumis itu. Namun, semakin lama apa yang dibicarakan Ruiz, membuat mata Frey terbuka lebih lebar.
"Kamu- ," Pangeran Frey menunjuk ke wajah Ruiz. "Hati-hati menyampaikan berita, Perdana Menteri! Jangan main-main dengan apa yang engkau tidak tahu pasti kebenarannya! Kepalamu bisa jadi taruhannya!"
"Pangeran terlalu lugu, untuk mengerti intrik yang terjadi di istana. Seharusnya, Pangeran belajar lebih sungguh-sungguh, tentang politik dan banyak hal tentang Kerajaan Paraldo. Jangan terlalu menuruti emosi, dan bersikap semaunya sendiri.
Kejayaan kerajaan ini, tergantung siapa pemimpinnya, dan harusnya itu adalah hak Pangeran Frey, bukan Pangeran Adelio yang lemah itu."
"Ruiz, kamu terlalu berani memasuki tempat yang bukan hakmu! Diamlah! Atau aku akan membuatmu dihukum pancung, karena telah menghasutku. Jangan membuat keruh masalah! Harusnya kamu mendinginkan emosi jiwaku, bukan malah membuatku ingin menyingkirkan kakakku!"
"Aku hanya menyampaikan, apa yang aku ketahui. Bukan menghasutmu, Pangeran." Lelaki berwajah panjang dengan bibir tipis kehitaman itu kini berjongkok di depan Frey. "Percayalah padaku, Pangeran, sebelum anda menyesal karena tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sini.
Saya permisi dulu. Semoga apa yang saya bicarakan tadi, bisa Pangeran pikirkan. Jangan sampai terlambat mengambil keputusan."
Lelaki kurus tinggi itu, kembali membungkuk dan memberi hormat lagi. Setelah mundur beberapa langkah, ia pun membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh.
Bersambung
******Apa yang dibicarakan oleh Perdana Menteri Ruiz kepada Pangeran Frey, ya?
Hihi, jadi penasaran, kan?
Makanya, jangan sampai ketinggalan update terbaru lanjutannya, ya.
Kritik, saran dan komentar masih sangat dinantikan.Oiya,Jangan lupa baca karya peserta Olimpus Match Battle lainnya, ya!
1. Viloise--@Chimmyolala
2. The Lucky Hunter--@Dhsers
3. Tersesat di Dunia Sihir--@Halorynsryn
4. Aku Bisa--@okaarokah6
5. Kurir On The Case --@AmiyaMiya01
6. Is It Our Fate?--@ovianra
7. Crush--@dhalsand
8. Keping Harapan--@UmaIkhFfa
9. Cinta Alam Untuk Disa--@DenMa025
10. Memutar Waktu--@dewinofitarifai
Happy reading, sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
Tersesat di Dunia Sihir
FantasySinopsis Tersesat di Dunia Sihir Fradella, selalu menghabiskan masa liburan di desa tempat kakek neneknya. Bermain bersama sebaya, hingga sebuah kejadian saat bermain petak umpet membuatnya tanpa sengaja masuk ke dunia para penyihir. Beruntungnya di...