“Frey, mau kemana?”
“Apa urusanmu?”
“Tenang, Frey. Jangan perturutkan amarahmu. Nilai dirimu akan semakin buruk, bila emosimu gampang terpancing,” seloroh Ruiz datar sambil menatap manik coklat Frey yang berkilat.
“Ayo ke rumahku, aku punya minuman yang akan membuatmu lebih tenang dan rileks. Mungkin kamu bisa menceritakan kegundahanmu, padaku.”
Tanpa menjawab, Frey mengikuti langkah Ruiz, dengan memberi jarak. Pikirannya kusut, karena penolakan oleh raja. Awalnya, ia ingin memacu kencang si Jantan, untuk melampiaskan semua rasa kecewa. Ia ingin berteriak dengan lantang di alam bebas, untuk melepas semua sesak di dada. Atau bahkan ia ingin menangis, tanpa ada seorangpun yang harus tahu.
Bahkan rasa untuk pergi yang jauh dari istana, dimana ia tidak dikenali, juga datang silih berganti. Namun, entah, ajakan Ruiz serupa magis yang bisa meruntuhkan semua rencananya untuk melepas semua rasa yang mengganggu.
Ruiz mempersilahkan Frey, untuk duduk di kursi empuk berwarna merah keemasan. Mata sedih Frey, kembali tertuju ke miniatur istana yang nampak semakin indah saja.
Ia berjalan mendekati pajangan itu. Rasa penasarannya, semakin besar untuk menyentuhnya. Hingga, suara deheman dari dalam membuatnya menarik kembali tangannya.
“Aku sudah mengingatkanmu, Frey. Jangan dipegang istanaku itu,” Ruiz terkekeh seolah mentertawakan dirinya sendiri.
“Aku hanya punya miniatur istananya saja, itulah sebab aku sangat menjaganya. Aku cukup sadar diri, selamanya tidak akan bisa menjadi raja yang sesungguhnya. Meskipun, aku sudah bekerja sangat keras.
Itu berbeda denganmu! Tanpa bersusah payah, kau lahir sudah dengan gelar anak raja. Semua kebutuhanmu tersedia, segala kenyamanan dan fasilitas, kamu punya.
Andai kau lahir lebih dulu ..., Tapi, sudahlah, meski tak menjadi raja, hidupmu sudah berkelimpahan.” Lelaki tua itu kembali terkekeh, sambil menghapus setitik air di ujung matanya.
“Kukira, aku akan mendapatkan sesuatu yang menghibur hati, ketika kamu mengundangku ke mari. Nyatanya, kamu malah bersenang-senang atas rasa sedihku. Lebih baik aku pergi tidur saja.” Frei beranjak dari kursi, namun Ruiz kembali menahannya.
“Tenang, Pangeran. Kamu bahkan belum mencicipi minuman yang sudah kusiapkan sendiri. Minumlah, agar tidurmu lelap dan reda sakit hatimu.” Ruiz tersenyum puas, melihat Frey meneguk habis suguhannya.
Frey berpamitan saat matanya terasa mulai berat. “Minuman apa yang kau buat, Ruiz? Aku jadi mengantuk seperti ini.”
“Seperti kubilang tadi, Frey. Itu hanya ramuan herbal untuk membuatmu rileks dan lebih tenang, juga membuat tidurmu lelap. Apakah kamu perlu diantar pulang?”
“Tidak perlu. Aku masih bisa berjalan sendiri!”
Malam berlalu, berganti pagi dengan sinar matahari yang hangat. Semua terasa damai dan tenang, hingga pasukan penjaga yang berpatroli, menemukan Frey, tertidur di taman depan kamarnya, membuat gaduh suasana pagi.
Berita itu, sampai juga ke telinga raja. Tanpa diperintah, Neil segera bergegas untuk memeriksa keadaan.
Frey yang sudah berada di dalam kamarnya, telah diperiksa oleh tabib istana. Ia masih lelap dalam tidurnya. Sesekali bibirnya menyunggingkan senyuman.
“Nampaknya Pangeran Frey, sedang dalam tidur terdalamnya. Kemungkinan, beliau meminum teh bunga Damiana dan sedikit tumbukan daun Koka, yang mampu membuat seseorang rileks dan mengantuk. Sedangkan tumbukan daun koka, akan membuat peminumnya tidur sangat dalam dan berhalusinasi.”
“Apakah itu berbahaya?”
“Tidak, selama penggunaannya dalam batas wajar. Mungkin nanti siang, Pangeran Frey akan terbangun.”
Tabib istana berpamitan, setelah memberi beberapa kantung kecil ramuan herbal untuk diminum Frey. Neil pun pergi, untuk memeriksa kondisi Pangeran Adelio, setelah itu melapor kepada raja.
Di dalam ruang pribadi, Raja Finn berwajah sangat murung. Ia sibuk dengan analisa-analisa tentang Frey. Ada apa dengan si bungsu? Apakah ia tertekan karena penundaan keputusan? Sehingga menjadi tidak terarah jalan berpikirnya?
Ketukan di pintu menyadarkan Raja Finn, dari lamunannya. Penjaga memberitahu kedatangan Neil, dan mengijinkannya masuk.
“Apakah tidak sebaiknya, Baginda Raja mengundang kakek guru Fillius, untuk memberikan pertimbangan jalan keluar dari masalah kedua pangeran?” tanya Neil setelah duduk di kursi depan raja.
“Iya benar, aku juga berpikir seperti itu. Apakah kamu sudah tahu penyebab Frey menjadi seperti itu?”
“Salah seorang pengawal ada yang memberi informasi bahwa semalam pangeran bertamu ke rumah Perdana Menteri Ruiz. Tentu atas undangan beliau. Namun, ada satu hal yang saya masih belum berani menyimpulkan, Baginda.”
“Apa itu?”
“Mengenai luka sumpit di leher Pangeran Adelio. Sepengetahuan saya, Pangeran Frey, tidak begitu mahir olah sumpit. Apalagi saat itu target sedang berkuda dengan lumayan kencang. Tentu dibutuhkan konsentrasi sangat tinggi untuk bisa membidik titik syaraf untuk melemahkan target.”
“Lalu menurutmu, apakah ada pihak lain yang bermain?”
“Kemungkinan besar seperti itu, Baginda. Pangeran Frey, hanya kambing hitam yang sengaja dipasang untuk mengelabuhi kita.”
“Ada nama yang kamu curigai?”
“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan, Baginda. Sebenarnya saya malah berpikir bahwa, penyerangan itu lebih mengarah untuk menggagalkan misi ke wilayah bagian barat. Pertanyaannya adalah, ada apa di wilayah bagian barat?”
“Benar sekali, Neil. Bagaimana bila kita membuat lagi misi rahasia, dengan prajurit dan rute perjalanan yang berbeda. Apakah kamu masih punya prajurit pilihan, yang lain?”
“Siap, Baginda, ada. Bagaimana bila waktu pemberangkatan pertama hanya tiga orang, lalu disusul keesokan hari, tiga orang berikutnya, agar tidak mencolok. Sehingga lawan tidak tahu .”
“Ide yang jenius, Neil. Segera kamu persiapkan mereka, dengan agenda sama seperti misi awal. Jangan lupa, undang kakek guru penasihat untuk hadir di sini malam nanti, aku ingin mendengar pendapat dan petuahnya.”Bersambung
*********
Halo readers, apa kabar? Bagaimana pendapat kalian tentang bab ini?
Apakah Raja Finn, akan mendapat solusi dari kakek guru yang bijaksana, ya?
Bagaimana juga kisah Frey, setelah bangun dari tidurnya?
Ikuti terus ceritanya, jangan lupa kasih bintang, ya.
Oiya, Jangan lupa baca karya peserta Olimpus Match Battle lainnya, ya!
1. Viloise--@Chimmyolala
2. The Lucky Hunter--@Dhsers
3. Tersesat di Dunia Sihir--@Halorynsryn
4. Aku Bisa--@okaarokah6
5. Kurir On The Case --@AmiyaMiya01
6. Is It Our Fate?--@ovianra
7. Crush--@dhalsand
8. Keping Harapan--@UmaIkhFfa
9. Cinta Alam Untuk Disa--@DenMa025
10. Memutar Waktu--@dewinofitarifa
#OMB2022 #eventAE #wpAE #Olimpus #AEPublishing
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Tersesat di Dunia Sihir
FantasySinopsis Tersesat di Dunia Sihir Fradella, selalu menghabiskan masa liburan di desa tempat kakek neneknya. Bermain bersama sebaya, hingga sebuah kejadian saat bermain petak umpet membuatnya tanpa sengaja masuk ke dunia para penyihir. Beruntungnya di...