Bab 11

5 4 0
                                    

“Adelio, kakakmu itu sangat istimewa, dari kecil ia mempunyai pembawaan yang tenang. Ia mudah belajar apapun. Hampir semua guru mengagumi kecerdasannya.

Ia tidak pernah alpa dengan tugasnya. Empati yang terasah, dan dia sangat menyayangimu. Apapun milik dia, tak akan segan diberikan, bila kau yang minta.

Raja sangat menyayanginya, dan punya banyak rencana besar untuk kakakmu itu. Meski aku tahu, kadang raja mengeluhkan sikapnya yang kurang tegas. Apalagi bila itu menyangkut kamu.” Ruiz menjeda ucapannya. Ia memperhatikan mimik wajah Frey yang memerah.

“Itu berbanding terbalik denganmu. Perhatian dan kasih sayang orang yang begitu besar, membuatmu sedikit keras kepala dan mau menang sendiri.

Ibu ratu yang tak pernah menolak apapun yang kamu mau, dan Adelio yang selalu siap berkorban untukmu. Raja Finn menyayangimu sebagai anak bungsunya, bukan sebagai penerus tahta Kerajaan Paraldo. Itulah sebabnya beliau jarang melibatkanmu dalam peristiwa-peristiwa penting.

Aku sudah memberi saran kepada raja, agar menyertakanmu dalam misi ke bagian barat, karena sikap tegasmu. Tapi begitulah raja, hanya Adelio yang selalu dianggap paling tepat sebagai pemimpin.” Ruiz menatap Frey dengan penuh selidik. Ia ingin tahu bagaimana ekspresi si anak manja itu.

“Menurutmu, bila aku ikut dalam misi Adelio, apakah aku bisa menarik simpati raja?”

“Mungkin saja! Meski aku tidak terlalu yakin.”

“Kata-katamu seakan berkata bahwa aku bukan seorang yang layak dan mumpuni. Apakah memang serendah itu, nilaiku di mata raja?”

“Tidak juga. Beliau cukup tahu bahwa kamu seorang yang cakap. Kamu mahir strategi negosiasi dan berperang, namun emosimu yang gampang meledak itu yang sangat raja takutkan.”

“Apakah hal itu sebuah cela?”

“Bisa dibilang begitu! Seorang mata-mata akan cepat tertangkap bila kurang peka memainkan emosinya, dan pasukan kerajaan yang ditugaskan kali ini, akan menyamar untuk mengungkap masalah di bagian barat.”

“Menurutmu, seandainya aku bisa mengendalikan emosi, apakah aku bisa menjadi pemimpin misi ini?”

“Sangat bisa, Frey!”

“Apakah mereka akan menyamar dengan menutup wajah atau bagaimana?”

“Hanya Adelio yang kemungkinan harus memakai penutup wajah, karena ia akan sangat mudah dikenali.”

“Baiklah, aku sudah sangat mengantuk, malam ini. Terima kasih atas penjelasannya. Oiya, suatu saat nanti, bolehkah aku memegang miniatur istanamu itu?”

“Tidak! Karena dia sangat istimewa, jadi tidak semua orang boleh memegangnya. Maafkan aku atas penolakan ku ini.”

“Baik, aku mengerti. Sekali lagi terima kasih atas waktu dan nasehatmu. Semoga engkau diberkahi dengan kesehatan. Selamat malam.” Frey berjalan keluar rumah Ruiz. Setelah ke luar dari rumah yang penuh ornamen emas itu, Frey berjalan hati-hati. Jangan sampai ada yang mengetahui kunjungannya kali ini.

Tersesat di Dunia SihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang