0 1 . [ b r o k e n ]

2.2K 143 19
                                    

BROKEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BROKEN

"Sekarang aku terluka, bisa saja luka dari kecelakaan kemarin meninggalkan bekas permanen. Apa kamu juga akan mengganti ku?"

Nuii Matsuno present •

♛┈⛧┈┈•C A T T L E Y A༶•┈┈⛧┈♛

"Bodoh."

Kalimat itu keluar begitu saja, ditujukan pada sosok Hange yang memanyunkan bibir di atas ranjang rumah sakit. Ia akhirnya bisa pulang setelah dua hari mendapat perawatan pasca kecelakaan.

Konyol rasanya. Dua malam yang lalu, gadis itu meminta izin kepada Levi bahwa ia akan memakai motor untuk membeli makan malam. Namun, selang dua puluh menit setelah Hange pergi menggunakan motornya, Levi mendapat telepon bahwa gadis itu mengalami kecelakaan.

Alasannya sederhana nan konyol, seekor nyamuk menghalangi jalannya dan ia menghindar sebelum terjun bebas ke saluran air yang sedang di perbaiki. Alhasil, lengan kiri dan lehernya terkilir, serta ada beberapa luka gores di wajah dan memar di bagian kening. Hange Zoe memang pandai membuat Levi berdecak kagum, super mencengangkan.

"Kamu bodoh, Hange." ucap Levi keseratus kalinya dalam sehari, Hange sudah lelah menghitung berapa kali dia dijuluki bodoh oleh Pacarnya sendiri.

"Sekalian bilang aku idiot,"

"Ya, kamu idiot."

"Levi!"

"Apa?"

"Ck, aku mau apel. Pulang nanti tolong belikan di supermart."

Dan Hange tidak seharusnya berharap banyak pada Kekasihnya itu. Levi Ackerman itu dingin, sok cool dan sangat jarang menunjukkan sisi romantis yang ia miliki. Ia sempat berharap Levi merawatnya dengan baik, mengupaskan apel dan menyuapinya. Bukan malah menariknya ke Perpustakaan dan menyodorkan sebiji apel yang sudah di cuci.

"Jangan manja, kamu masih bisa makan dengan tangan kanan mu, gigi mu tidak patah sehingga aku harus melumatkan makanan mu."

"Cih, tidak romantis."

Levi hanya menggerling malas menanggapi Hange, ia berjalan memutar. Bersandar pada meja di belakang kursi Hange dan mengambil salah satu buku di rak.

Sebuah kegiatan rutin di sore hari, membaca buku sembari memikirkan menu makan malam apa yang akan mereka santap. Fokus Hange berpusat penuh pada apel merah di tangannya, sebelum fokusnya teralihkan pada mantel tua milik Levi yang tersampir di belakang pintu.

"Hey, Levi."

"Hm?"

"Mantel itu yang aku hadiahkan saat kelulusan mu enam tahun lalu, kan?" tanya Hange.

Gadis itu mendongak, mendapati wajah serius Levi yang membaca novel misteri. Kening pemuda itu mengernyit, sebelum mengalihkan fokus menatap entitas Hange yang menatapnya sembari mengunyah dengan suara ribut.

"Ya, lalu?"

"Maksudku, aku baru menyadari kamu tidak pernah mengganti mantel mu. Harusnya beli saja yang baru, itu sudah ketinggalan jaman dan warnanya mulai pudar." ucap Hange

"Masih bisa dipakai. Aku bisa merawat pakaianku agar tidak sobek, berbeda dengan mu yang pakaian semahal apapun pasti mudah sobek karena kamu tidak bisa duduk diam dan menghindari kecelakaan."

Levi terkekeh pelan saat wajah Hange merengut, gadis itu berdecak. Menatap wajah Levi yang kembali memfokuskan diri pada novel di tangannya.

"Jadi, kamu ini tipe yang mengganti barang jika sudah rusak, begitu?" tanya Hange.

"Ya, ku harap kamu sudah lama menyadarinya, Kacamata. Aku Pacarmu sejak delapan tahun yang lalu dan kita sudah tinggal seatap selama tiga tahun." jawab Levi.

Menggigit apelnya dengan kesal, Hange kembali berdecih. Ia sudah terdengar seperti Levi jika sedang kesal.

"Cih, aku tahu dengan jelas. Kamu bahkan menggunakan cangkir sampai permukaannya terkikis karena terlalu sering kamu pakai!"

"Ya, lalu kenapa sekarang mempermasalahkan mantel yang sudah tua itu? Tidak suka jika hadiah darimu aku kenakan sepanjang hidup ku?"

"Bukan, bodoh." ucap Hange, ia menatap apel di tangannya. "Sekarang aku terluka, bisa saja luka dari kecelakaan kemarin meninggalkan bekas permanen. Apa kamu juga akan mengganti ku?"

"Omong kosong apa itu?" Levi melirik Hange tajam, apa kecelakaan membuat otak jenius Hange bergeser?

"Maksudku, aku sudah tidak seperti dulu lagi! Ada bekas luka seperti cangkir teh kesukaan mu yang terkikis dan terpaksa kamu buang! Bagaimana jika luka ku lebih parah? Gigi ku copot semua! Kamu pasti akan langsung mengganti ku dengan yang baru dan lebih mulus, Levi!"

PUK!

Buku novel di genggaman Levi mendarat halus di pucuk kepala Hange. Membuat gadis itu mengaduh.

"Aku tidak percaya kamu adalah salah satu Dosen jenius di kampus, otak mu rusak setelah kecelakaan?"

"Maksudku---"

"Jangan mengatakan omong kosong lagi. Sudah jelas kamu bukan benda yang bisa diganti seenaknya,"

"Aku kan sudah rusak, Levi!"

"Luka mu itu bisa sembuh kata Dokter. Lagi pula kamu hanya terjatuh di saluran air setinggi betis orang dewasa, jangan lebay."

"Tapi--"

"Habiskan apelnya, Mata Empat. Lalu akan ku buatkan makan malam enak juga menyuapi mu, kamu berharap aku melakukan hal itu, kan?"

"Ah! Setelah ku pikir-pikir, aku bisa makan sendiri, Levi."

"Jangan menolak kebaikan ku."

Tbc.

Makassar, 07 Juli 2022


CATTLEYA  [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang