Hange Zoe. Gadis hiperaktif yang berhasil mencuri hati Levi Ackerman sejak tiga tahun lalu. Dia mudah bosan pada satu hal tertentu.
Seingat Levi, gadis itu mengikuti klub menggambar komik dua bulan lalu dan hanya bertahan seminggu. Atau saat Hange bersemangat mengikuti klub catur dan tidak lebih dari seminggu dia datang mengeluh pada Levi bahwa ia bosan.
"Kamu keluar dari klub drama? Bukankah kamu baru bergabung dengan mereka tiga hari yang lalu, Hange?"
Nada suara Levi terdengar kesal, ia melepas apron hitamnya. Menata menu makan malam mereka di atas meja, sembari menatap Hange di seberang sana yang sedang sibuk membersihkan lensa kamera.
"Aku bosan, Levi. Mereka hanya membahas hal-hal yang tidak ku mengerti,"
"Lalu, kenapa kamu bergabung kalau pada akhirnya juga bosan?"
"Ayolah, aku terlalu senggang. Tidak banyak yang bisa aku lakukan, kamu juga sibuk kerja part time setelah pulang dari kampus, kan?"
"Buang-buang waktu."
"Pengalaman, Levi. Ini namanya mencari pengalaman!"
Menghela napas, Levi mengalah. Berdebat dengan Hange tidak akan ada habisnya.
Namun, ada hal yang sebenarnya mengganjal di sudut hati Levi semenjak Hange mudah mengeluhkan kalimat bosan akhir-akhir ini. Dan pemuda itu tak suka menyimpan beban terlalu lama.
"Hey, Mata Empat."
Perhatian Hange teralihkan, ia menatap Levi dengan satu alis terangkat naik.
"Apa?"
"Bagaimana jika ... Suatu hari nanti, kamu bosan padaku?"
"Hah? Kamu bilang apa?"
Levi menunduk, memutus kontak mata. Ia menggenggam kuat piring bersih di tangannya. Matanya yang selalu menatap lurus dan tajam, meredup. Sayu dibalik anak poni yang menjuntai saat pemuda itu semakin menyembunyikan wajahnya.
"Bukan hal yang mustahil, kan? Melihat kamu sekarang begitu mudah mengeluh bosan, bukan sebuah hal yang mustahil suatu hari nanti kamu bosan padaku." ucap Levi setengah berbisik
Hening membelenggu cukup lama, Hange tidak langsung merespon. Membuat Levi mendongak kesal, ia merasa diabaikan. Namun, melihat ekspresi Hange yang berubah, tidak seperti biasanya. Pemuda itu memilih bungkam.
"Dengar, Levi. Kamu itu Pacarku."
Wajah Levi memanas, "Tidak perlu kamu perjelas begitu, dong."
"Dengar dulu. Kamu bukanlah klub menggambar komik yang senyap itu, kamu juga bukan papan catur datar yang membuang waktuku hanya untuk duduk dan berpikir sepanjang hari, kamu bukan klub drama yang hanya membahas tentang Pangeran menyelamatkan Putri dari musuh. Kamu itu manusia, Levi."
"Intinya?"
"Aku menyukaimu lebih dari semua itu. Jika di perintahkan untuk hidup sepanjang umur di sisimu, aku tidak akan ragu untuk menjawab iya. Karena, bahkan jika kamu memintaku memandang foto mu sepanjang hari di setiap bulan di sepanjang tahun, maka aku tidak akan pernah merasa bosan melakukannya." ucap Hange
Matanya menatap kesal, kemudian berdiri dan berbalik memunggungi Levi. Sebelum Hange benar-benar melangkah ke dapur, ia berkata sekali lagi.
"Kamu bukan objek yang bisa disamakan dengan semua itu, Levi. Jangan katakan omong kosong seperti itu lagi, jahat sekali. Itu seperti kamu meragukan perasaanku."
Ah, sekarang Levi tahu kenapa ia bisa jatuh hati pada sosok wanita di hadapannya ini. Rasanya, ia ingin menggeser meja yang menghalangi mereka saat ini juga dan berlari memeluk Hange erat.
Tbc.
[Hujannya awet sejak tanggal 22 Desember, ya :") tapi, bersyukur, guys. Hujan adalah berkah dan rahmat.
Hi! Apa kabar kalian? Aku sendiri baik walaupun udah tiga hari gusinya bengkak dan ngunyah susah :")
Jaga kesehatan, ya! Spesial akhir tahun aku bakalan update setiap hari (kalau kerjaan ku ga banyak) kemarin buka-buka note ternyata ada banyak cerita LeviHan yang udah mengkerak di dasar note 😅 alhasil edit-edit sedikit terus mau aku update di book ini.
Rencana book ini bakalan tamat di chapter 50. Tapi, kita lihat aja nanti kedepannya, ya~
See u next chapter! Salam cinta dari Istrinya Tomioka Giyuu /love sign/ ]
Makassar, 30 Desember 2022
Nuii Matsuno.
KAMU SEDANG MEMBACA
CATTLEYA [√]
Fanfiction[kumpulan cerita Oneshot Levi x Hange] "Tau tidak? Aku tidak perlu meneropong ke arah langit untuk melihat Proxima Centauri." "Kenapa?" "Karena, hanya dengan aku menatap ke dalam mata mu. Aku sudah menemukan konstelasi yang jauh lebih indah dari mer...