CATTLEYA [√]

1 7 . [ L e t ' s G e t M a r r i e d F i r s t ]

"Jadi, pada akhirnya kamu memberi restu kepada Eren untuk menikah dengan Mikasa?"

Hange meneguk sampanye dengan pelan, melirik sosok Levi yang sepertinya sudah mabuk. Pria itu tiba-tiba saja menariknya kemari, bar kecil di Pusat Ibu Kota Sina. Meneguk sampanye hingga tidak sadarkan diri.

Alasannya simpel, pria tiga puluhan lebih di samping Hange ini baru saja membuat keputusan terbesar dalam hidupnya. Setelah lima tahun menjadi pria kolot keras kepala yang over protektif pada sang Adik, akhirnya Levi memilih memberi restu.

"Tidak ada pilihan lain. Anak itu sama sekali tidak menyerah, walaupun setiap bertemu denganku dia selalu takut setengah mampus." Levi menimpali pertanyaan Hange. Memijat pelipis saat rasa pening menguasai, ia tidak pandai meneguk minuman beralkohol. Segelas lagi, maka ia dipastikan akan ambruk.

"Ya, mereka saling mencintai. Jadi, tidak masalah. Aku juga yakin Eren bisa membahagiakan Mikasa."

"Tidak semudah itu. Dia itu cengeng."

"Di mata mu. Bagiku, Eren cukup gentleman. Dia memperhatikan Mikasa dengan lembut."

Levi mendesis, jawaban Hange adalah jawaban yang sama di berikan oleh Kenny. Siapa sangka Kekasih dan Pamannya bisa kompak begini? Sebenarnya, apa yang mereka lihat dari pemuda Yeager yang pantang menyerah melamar Adik Kecilnya yang nakal.

"Sudahlah, jangan di pikirkan. Suatu saat nanti walaupun kamu terus mengelak, Mikasa pada akhirnya harus menikah, 'kan?"

Hange terkekeh saat Levi merespon dengan helaan napas berat. Gadis berkacamata itu sayangnya tidak tahu, bukan hanya masalah hubungan Mikasa yang menjadi alasan Levi gundah gulana.

Pria itu sengaja menarik sang Kekasih kemari, lebih tepatnya memaksa dengan kekerasan. Sebelum duduk berdampingan di tempat gaduh ini, Levi sempat melayangkan satu tinju di pipi rekan kerja Hange. Yang tak lain dan tak bukan adalah Kakak dari Kekasih Adiknya, Zeke Yeager.