Suasana didalam istana kerajaan megah itu terlihat sangat ramai, di penuhi keluarga kerajaan dan pemerintah kerajaan.
Mereka duduk dengan tenang diantara jajaran kursi yang rapi, tatapannya fokus ke depan melihat sang Sultan yang duduk di singgasananya.
Sultan yang mengurus sebuah negara yang diturunkan dari mendiang ayahnya.
Mereka yang hadir terlihat begitu khusyuk saat memanjatkan doa setelah kegiatan - kegiatan kerajaan usai dilaksanakan.
Satu persatu anak sang Sultan di panggil untuk menghadap, dan memberikan air pada sang Ayah mereka.
Muhammad Shauqeen Ali Reheeq, lelaki tampan dengan sejuta kemampuan dan pesonanya itu berjalan ke depan dengan gagahnya.
Anak sulung dari Sultan Muhammad Yaqeen Ahkam Reheeq dan Khadeejah Raqeema Izzati sekaligus pewaris tahta itu membungkukkan badannya didepan sang Ayah. Pangeran itu menatap sekitarnya sebentar lalu kembali ke tempat duduknya, di lanjutkan oleh adik perempuannya Shaqueena Hannah Reheeq, atau biasa dipanggil Putri Anna.
Wanita dengan balutan baju adat negaranya itu berjalan begitu anggun menghampiri sang Ayah, dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan kakaknya.
Terakhir adalah adik bungsunya, Muhammad Shaqeel Alif Reheeq yang masih berusia 6 tahun, bayangkan betapa menggemaskannya dia. Lelaki 6 tahun yang memakai baju kurung khas melayu berwarna biru muda.
👑👑👑
Setelah acara kenegaraan selesai, Sultan dan anak istrinya berkumpul di tempat yang mereka sediakan didalam istana hanya untuk bersantai dari dunia kerajaan kesultanan kenegaraan dan keistanaan.
Seperti keluarga pada umumnya, mereka bercengkrama tanpa perlu canggung dengan jabatan.
" Ayah, Saya nak bercuti di Singapura untuk beberapa hari. "
Sang Ayah melihat kearah anak bungsunya yang menatapnya dengan tatapan memohon.
" bukan minggu ni, sebab kena attend wedding anak kawan Ayah. "
Alif mengerucutkan bibirnya, lantas duduk disamping Ibu nya. " Bonda, nak main "
" main saja dekat sini. "
" Bonda "
" Saja main dekat sini okay dengan Bang Ali. " ucap Bundanya dengan nada lembut seraya mengelus kepala anak bungsunya itu.
" kenapa Abang, Bonda? Abang nak berenang "
" Bonda kira nak cari bakal isteri " ucap Bundanya seraya menutup mulutnya.
" iyalah Abang, kapan nak cari bakal isteri ", adik wanitanya berkata dengan kekehan.
" aisshhh .. jom lah, kita keluar Lif ", putus Ali yang mulai bosan karena selalu di teror tentang calon istri.
-
Ali melihat kearah sekitar taman dekat istananya, berbaur dengan masyarakat adalah kesukaannya. Tanpa pengawasan ketat, dia merasa lebih bebas.
Entah siapa yang ceroboh, tubuh kekarnya menabrak seseorang sampai orang itu terjatuh dan meringis seraya memegang hidungnya.
" saya tak sengaja, awak tak apa - apa?", tanyanya dengan mencoba membantu wanita yang masih menundukkan wajahnya itu.
Wanita berhijab rose gold itu melihat tangannya yang berlumuran darah, dan itu sontak saja membuat Ali membelalakkan matanya. Dia bingung, matanya melihat kearah sekitar mencoba meminta tolong dan dia malah tidak menemukan siapapun, adik kecilnya pun tidak ada entah kemana?
Ali berjongkok dihadapan wanita didepannya, " awak tak apa - apa?", tanyanya lagi untuk memastikan orang didepannya baik - baik saja.
Wanita didepan Ali itu mengangkat wajahnya, kedua pasang mata itu saling bertatapan sampai akhirnya wanita didepan Ali itu tergeletak pingsan. " aishhhh .. bagaimana ni ?"
" ahh .. Alif, tolong Abang "
" siape dia?"
" ah nanti je lah, cepat-cepat panggil Pakcik Sahrul. "
Alif tanpa banyak bicara lagi dia segera menemui supir yang mengantar mereka kesana. Tak mau buang - buang waktu, Ali segera mengangkat tubuh wanita itu dan sedikit berlari menuju mobilnya.
-
Semua keluarga kerajaan melihat kearah wanita yang terbaring di kamar tamu. Sosok wanita yang dibawa anak sulungnya dengan keadaan tidak sadarkan diri.
" ni siapa pula Li ?"
Ali menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, " Ali tak tau Bonda "
" terus kenapa awak bawa dia kesini ?"
" tadi itu .. apa tu.. Saya secara tidak sengaja terlanggar, kemudian dia jatuh dan pengsan. Saya keliru ke mana hendak pergi? sebab itu saya bawa ke sini. " jelas Ali pada Bundanya.
" MasyaAllah, mana perempuan ni cantik sangat "
" biasa aja lah Bonda "
" Ali tak tertarik ?"
" tak "
Bundanya mengangguk - anggukkan kepalanya, sedangkan Ali keluar dari kamar itu untuk pergi ke kamarnya.
______________________________________