Empat

177 41 3
                                    

Pukul tujuh pagi meja makan sudah di penuhi oleh keluarga istana yang sudah bersiap untuk sarapan bersama seperti biasanya.

Prilly dan Ali yang sudah menunggu pun akhirnya mulai mengalas saat sang Sultan telah memulainya terlebih dahulu lalu di ikuti yang lain. " Abang nak makan apa? Biar Prilly dapat "

Wanita itu mengalas makan Ali membuat semua orang memperhatikannya, mereka tersenyum karena Prilly yang memiliki energi positif. " dah .. dah jangan banyak - banyak "

" sikit je ?"

" hmm "

" macam mana pula Abang sarapan sikit, hari ni kerja kan ?"

Bundanya tersenyum melihat menantunya yang cerewet dengan makanan anaknya. " nanti kerja tak fokus kalau banyak sarapan. "

" mana ada? Sedikit sarapan boleh membuatkan kita tidak fokus pada kerja. ", Ali melihat kearah sekitarnya yang tengah melihat padanya dan Prilly. Lelaki itu tersenyum canggung, baru kali ini dia merasa kikuk di meja makan.

Prilly menyimpan piring berisi lauk yang banyak itu di hadapan Ali, " ini kebanyakan "

" Tak apa, kalau tak habis, Prilly nanti akan habiskan. "

Ali memakan makanan yang sudah di siapkan istrinya itu, Ali melihat Prilly yang mengalas sarapannya sedikit. " kenapa sikit je ?"

Prilly melihat kearah Ali yang berbicara pelan, bahkan nyaris berbisik. " Tak pa, Perut Prilly tidak biasa bersarapan pada jam begini."

" jam berapa?"

" huh ?"

" awak biasa sarapan jam berapa?"

" jam 9 atau tak jam setengah 10 ke atas "

Mau tidak mau akhirnya Ali memakan habis sarapannya, sungguh dia tidak terbiasa sarapan sebanyak itu.

" adakah Abang ingin membawa makan tengah hari ke pejabat? "

" tak payah, Saya akan makan di luar sahaja nanti. "

" hari ini saya pergi ke tadika, boleh tak?"

" nak apa?"

" Sudah tentu mengajar, apa lagi? Saya seorang guru tadika. "

" whatever "

" boleh tak menjawab ya atau tidak, jika terpulang kepada saya, keliru. "

" boleh, dimana?"

" apa?"

" awak mengajar di mana? "

" dekat rumah Atuk "

" jauh sangat ", Ali berkata sampai keningnya berkerut. " saya tak izinkan "

" Ayolah Abang " rengeknya, Ali menatap wanita itu sedikit lama. Benarkah wanita itu merengek padanya?

" saya cakap tak, jadi tak boleh ", Prilly menghembuskan nafasnya pelan. Dia berpikir, jika dia tidak mengajar lantas dia harus berbuat apa didalam istana sebesar ini?

" keluar istana boleh tak ? Macam jalan dengan Bonda atau Anna ?"

" asal izin aku dulu "

" ini kan aku izin "

" hmm "

" boleh tak?"

" boleh ", Prilly tersenyum bahagia.

👑👑👑

Benar saja, Prilly dan Anna pergi keluar untuk berjalan - jalan. Mereka sudah menonton film di bioskop yang ada disalah satu mall yang dekat dengan istana.

Life Goes OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang