Tigabelas

34 4 0
                                    

Semua masyarakat bersuka cita hari ini, bagaimana tidak? Mereka merayakan hari jadi negara yang mereka cintai.

Suara takbir menyebut nama sang khaliq terus bergema di lapangan kerajaan yang di hadiri oleh masyarakat sekitar.

Bahkan untuk setiap tahunnya pihak istana selalu menyediakan bazzar - bazzar makanan gratis untuk masyarakat yang datang saat hari jadi negara.

Satu persatu rangkaian acara mereka lewati dengan hati yang suka cita, bisa bertemu langsung dengan anggota kerajaan adalah hal paling menyenangkan untuk beberapa orang.

Ali menggandeng tangan sang isteri yang berjalan sedikit lamban karena kehamilannya. Mereka keluar dari istana hanya untuk mencari makanan - makanan ringan yang di sediakan pihak istana untuk rakyat.

" Sayang, nak sotong ", ucap Prilly menatap kearah Ali dengan tatapan berbinar.

" ambil je "

Bukannya mengambil, Prilly malah mencebikkan bibirnya lalu melepas genggaman tangan keduanya. Tak lupa badannya yang ia miringkan untuk memunggungi suaminya, Ali terkekeh melihat kelakuan manja sang isteri. Selalu merajuk saat apa yang dia inginkan belum tercapai.

Ali meminta sotong itu pada penjaga kedai bazzar, lalu memberikannya pada Prilly yang langsung tersenyum bahagia.

" Abang nak minta tolong ambilkan sotong tu, macam tu lah jika nak sesuatu ", sindir Ali saat Prilly tengah memakan sotongnya.

Suami isteri itu menjadi pusat perhatian, dengan baik hatinya mereka selalu melayani orang - orang yang ingin berfoto dengan mereka.

Dengan sigap Ali selalu ada didekat sang isteri yang ingin ini dan itu, " aku nak pergi tandas ". Bisik Prilly dengan celingukan mencari toilet, biasalah orang hamil. Selalu ingin buang air kecil setiap saat.

" masuk istana ya ?", Prilly mengangguk saja, keduanya berpamitan lalu pergi masuk kedalam istana.

👑👑👑

Di dalam kamar Prilly dengan senyum dibibirnya yang tak luntur saat melihat album foto sang suami saat dia masih bayi sampai dewasa.

" kenapa awak sangat comel semasa kecil? "

" sudah tentu "

" ck. Sangat yakin "

Ali memeluk perut istrinya dengan dia yang berbaring di samping Prilly yang duduk bersandar pada sandaran tempat tidur.

Dikamar mesra - mesraan, diluar rakyatnya pun tengah berbahagia. Adil.

" Saya keliru kenapa sultan mengahwinkan awak dengan saya yang orang biasa "

Ali pun diam tidak menjawab apapun, pasti ada alasan yang baik kenapa Ayahnya menjodohkan Prilly dengannya. Lelaki itu membenarkan posisi tidurannya, sekarang paha sang isteri yang menjadi bantalannya. Wajahnya menabrak perut buncit sang isteri, dia mencium perut itu terus menerus membuat Prilly terkekeh.

" awak kacak, pintar, berpendidikan tinggi, berpangkat tentera, pilot, putera raja,... sholeh ", ucap Prilly ragu dibelakang.

" kenapa teragak-agak bila kata sholeh?  "

" sholeh tak ?", Ali terkekeh dengan melihat kearah sang isteri. " insyaAllah sekarang dah sholeh lagi ya ?", ucap Prilly menjawab pertanyaannya sendiri pada Ali. " Aamiin "

Tangan lembut Prilly terus mengelus rambut sang suami, sampai tidak sadar jika Ali sudah terlelap nyaman.

" Ganteng banget ini Papa adek, semoga selalu dalam penjagaan Allah ya Sayang ", ucap wanita itu tanpa melepas elusannya di rambut suaminya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life Goes OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang