Tujuh

197 46 3
                                    

Hati wanita itu biasanya tidak pernah salah, tebakan wanita pun biasanya tak pernah meleset.

Prilly terus mendial nomor Ali, katanya lelaki itu begitu sibuk karena ada meeting dengan perusahaan lain. Tapi nyatanya Prilly mendapati pesan dari Nabila yang memperlihatkan dirinya tengah bersama dengan Ali.

Entah kenapa hatinya terasa begitu tidak enak, pikirannya selalu tertuju pada Kakek dan Neneknya. Ingin rasanya dia pergi ke rumah kakek dan neneknya hanya untuk memastikan apakah mereka baik - baik saja atau tidak tapi sayangnya Ali tidak mengizinkannya untuk keluar.

Prilly terus melihat kearah ponselnya, menunggu sebuah telpon sampai akhirnya ada telpon masuk dari nomor yang tidak di kenalnya.

Deg!

Jantungnya terasa seperti berhenti saar ia mendapatkan informasi jika Kakek dan Neneknya yang ikut serta dalam liburan sekampung itu dilarikan ke rumah sakit karena bus yang ditumpangi mengalami kecelakaan.

Prilly begitu lemas, dia berusaha tegar untuk mencoba menghubungi Ali. Dia ingin meminta izin untuk pulang ke rumah kakek dan neneknya, namun tidak diangkat sama sekali. Bahkan panggilannya selalu di reject.

Wanita itu keluar dari kamarnya, dia harus meminta pertolongan siapa? Bundanya tengah menemani Ayahnya ke acara pemerintahan, adik - adik iparnya pun tidak ada. Kenapa istana sebesar ini tak dapat seorang pun untuk Prilly mintai bantuan, kemana mereka?

Dengan cepat Prilly kembali mengangkat telpon yang masuk, tubuhnya begitu lemas. Dia limbung, sampai - sampai dia tidak tau apa yang terjadi setelahnya.

-

Prilly melihat sekelilingnya, kepalanya begitu pusing. Namun dia kembali tersadar apa yang terjadi, " kenapa? Pelan - pelan Prill "

" Akak " tangisnya tumpah, semakin menjadi. Bundanya yang baru saja tiba langsung memeluk menantu kesayangannya itu.

" kamu kenapa ?"

" Nenek .. nenek .. " dia tidak bisa melanjutkan ucapannya.

" Nenek kenapa hmm ?"

" Nenek dan Atuk meninggal dunia " ucapnya dengan teriakan histeris. Semua orang mematung.

" kenapa bisa ?"

" Prill .. " panggil seseorang yang baru saja masuk kedalam kamar dengan nafas yang memburu. Mata Prilly menatap tajam pada Ali yang berjalan mendekat kearahnya, " jangan .. jangan mendekat "

" JANGAN MENDEKAT !" Teriak Prilly saat Ali semakin mendekat padanya.

" awak kenapa ?"

" Gara - gara awak! Gara - gara awak Atuk dan Nenek aku meninggal. ITU SEMUA GARA - GARA AWAK "

" AWAK LELAKI BRENGSEK YANG PERNAH AKU TEMUIN DI MUKA BUMI INI "

Zule memeluk Prilly yang histeris, " Kalo aja dia angkat telpon aku pasti gak akan jadi gini, kalo aja dia gak ngurung aku disini pasti aku bisa lihat Atuk dan Nenek aku "

" tapi apa yang dia lakukan diluar sana? " Prilly menatap Zule dengan tatapan yang begitu sakit. " dia malah bersenang - senang dengan pacarnya itu! Dia pembohong, dia pembohong! Dia bilang didepan semua orang bahwa dia sudah mengakhiri hubungannya itu, tapi nyatanya tidak! DIA PEMBOHONG "

Prilly semakin terisak, sedangkan Ali diam mematung. Kenapa Prilly bisa tau tentang semua itu?

👑👑👑

Prilly menatap nanar tanah kuburan yang basah itu. Sekarang dia benar - benar sebatang kara, tidak memiliki siapapun sebagai tempatnya untuk pulang.

Semua keluarga istana ikut hadir dalam pemakaman ini, Zule membantu Prilly untuk berdiri. Karena langit yang mendung dan pasti sebentar lagi akan hujan.

Life Goes OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang