Sepuluh

214 46 4
                                    

Selesai sarapan seperti biasanya, dan semua orang sudah sibuk dengan kegiatan masing - masing begitupun Ali yang sudah berangkat ke kantornya.

Prilly meminta izin untuk ikut salah seorang pelayan istana yang hendak membeli bahan masakan untuk di masak untuk makan siang.

Tidak jauh dari gerbang istana yang begitu luas, sekeluarnya dari gerbang Prilly melihat dua mobil yang berhenti pinggir sana. Refleks dia melihat kearah jendela, betapa kaget dan hancurnya perasaan Prilly saat dia melihat Ali yang notabene suaminya tengah berpelukan dengan seorang wanita didalam mobil yang kacanya terbuka.

Dan Prilly tau, siapa wanita yang di peluk Ali. Nabila.

Selama di perjalanan dia terus melamun, sesekali menghapus air matanya yang tiba - tiba meluncur mengalir ke pipinya. Tangannya terus mengelus perutnya yang semakin membuncit, " Puteri tak apa ?"

" aku tak apa, tak usah risau ", jawab Prilly dengan senyuman.

Sebenarnya pelayanan dan supir didepannya itu bingung kenapa tiba - tiba Prilly menangis. Mereka tidak melihat apapun tadi, jadi mereka bingung kenapa tiba - tiba.

-

Sesampainya di pusat perbelanjaan Prilly bingung harus turun atau tidak, namun dia memutuskan untuk turun dengan wajah yang ditutupi masker karena mereka keluar tanpa penjagaan ketat.

Selama memilih - milih apa yang akan di beli Prilly tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang membuat dia sedikit terdorong kesamping sudut tempat buah - buahan yang mengenai perutnya. " Awww .. " ringisnya pelan.

" maaf .. maaf " ucap lelaki tampan itu meminta maaf, Prilly mengangguk lantas lelaki itu langsung pergi setelah pamit pada Prilly sebelumnya.

Prilly kembali berjalan mencari pelayanannya, namun saat mencari pelayannya itu perutnya terasa sakit. Dia bersandar didekat tempat sayuran, memegang perutnya yang terasa begitu sakit.

" Puteri, anda kenapa ?"

" ahh .. perut aku sakit banget "

" puteri kenapa ?"

" sakit "

Pelayanan itu terlihat begitu khawatir, dia mencoba menelpon Cik Arul yang mengantar mereka. Setibanya cik Arul disana, keduanya langsung membawa Prilly keluar dan melarikannya kerumah sakit. Meninggalkan semua belanjaan yang sudah sang pelayan pilih tadi.

👑👑👑

Sultan Yaqeen yang mendengar penuturan salah satu pelayan langsung pergi dari istana untuk menemui menantu kesayangannya itu. Pria tua itu terlihat tergesa - gesa di lorong rumah sakit yang dijaga ketat oleh ajudan.

Sang istri pun terlihat sedikit berlari untuk mengejar langkah sang suami, mereka sampai di depan pintu dimana Prilly tengah diperiksa. Cik Arul dan Pelayan itu langsung membungkukkan badannya saat melihat Sultan mereka. " apa khabar menantu saya? "

" masih dalam pemeriksaan kesihatan, Sultan. "

" Mengapa ia berlaku seperti ini? "

Cik Arul memandang Pelayan yang bernama Sarah itu untuk menjelaskan semua yang terjadi. " Maaf Sultan, tadi semasa saya belanja Puteri dan saya berpisah kerana Puteri ingin mencari sesuatu. Entah apa yang berlaku, apabila saya mendekati Putri dia diam dan terus memegang perutnya, kemudian berkata jika perutnya sakit. "

Sultan Yaqeen dan istrinya menghebuskan nafasnya kasar, " oh ya Sultan, tadi dalam perjalanan ke pusat membeli belah, dalam kereta puteri terus menitiskan air mata. dan kita tidak tahu apa sebenarnya yang berlaku, kerana apabila ditanya dia hanya menjawab jika dia baik-baik saja. "

Life Goes OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang