Satu

243 35 3
                                    

Pintu ruangan Sultan terbuka setelah seorang penjaga membukakan pintunya untuk seseorang.

Seorang lelaki dengan pakaian rapi menghadap pada sang Sultan yang menatapnya tegas dibalik kursi kebesarannya.

" awak dapat apa yang aku nak ?"

" betul, Sultan. Saya mendapatkan informasi yang Sultan inginkan ", ucap lelaki itu dengan memberikan amplop yang berisikan data yang diinginkan sang Sultan.

" bagaimana ?"

" nice ", Sultan mengangguk - anggukkan kepalanya seraya membuka amplop itu. Dia membacanya dengan teliti apa yang sudah didapatkan salah satu kaki tangannya.

Sultan Yaqeen mengangguk - anggukkan kepalanya, lantas kembali memasukkan data itu pada amplopnya. " Awak boleh pergi "

" baik Sultan "

" terimakasih ya ", orang itu menganggukkan kepalanya disertai dengan senyuman, lalu keluar dari dalam ruangan mewah itu.

-

" Ali "

" iya Bonda ?"

" Ayah nak cakap dengan awak, dah di tunggu di bilik "

" bilik Ali? "

" bilik Bonda dan Ayah, jom lah "

Ali mengikuti Bundanya dari belakang, tangannya mulai gelisah. Ada apa hal sampai - sampai Ayahnya memintanya berbicara di kamar Pribadinya.

Bundanya membuka pintu dan masuk diikuti Ali. Lelaki itu dapat melihat Ayahnya yang tengah duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan televisi.

" ah .. sudah datang "

" ada apa hal Ayah ?"

" duduk "

Ali duduk di sofa bulat yang ada di kamar itu, kakinya sudah bergerak - gerak karena takut. " ada apa hal ?"

" Ayah nak jodohkan awak "

Mata lelaki itu membelalak, " apa?"

" Ayah cakap, Ayah nak jodohkan Ali "

Ali berdiri dari duduknya, satu tangannya dia simpan di pinggangnya. Tangan satunya lagi ia gunakan untuk mengusap wajahnya. " apa hal pula Ayah jodohkan Ali, dengan siapa ?"

Sultan Yaqeen terdiam, melihat kearah istrinya. " jom lah Ayah, Ali nak cari bakal istri Ali sendiri. Bukan dengan di jodohkan seperti ini "

" Tapi Ayah nak Ali kahwin dengan dia "

" siapa ?"

" Prillyaffa Shanzey Idris "

Ali mengerutkan keningnya, " siapa - siapa ?"

" duduk dulu lah ", Ali akhirnya duduk kembali setelah sang Bunda memintanya untuk duduk. " Saya tak kenal, jadi saya tak nak "

" tapi Ayah nak awak kahwin dengan dia "

" Ayah, tolonglah. Ali akan menguruskan rumah tangga, dan Ali ingin berkahwin dengan orang yang Ali cintai. "

" Bila ? bilakah Ali akan memperkenalkan bakal isteri Ali kepada Ayah dan Bonda ? "

" Beri masa kepada Ali, Ali pasti akan membawanya kepada Bonda dan Ayah. "

Sultan Yaqeen menghembuskan nafasnya kasar, " sampai bila ? Ayah telah memberi masa kepada Ali, tetapi Ali selalu mensia-siakan peluang yang Ayah berikan kepada Ali. "

" berikan Ali seminggu, Ali pasti akan membawanya ke hadapan Ayah dan Bonda "

Kedua orang tua itu saling pandangan dan mencoba berpikir, lalu mereka menganggukkan kepalanya yang langsung membuat Ali tersenyum bahagia. " Tapi ..

Life Goes OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang