Pada siang hari yang cerah, ruang tengah Ardan dipenuhi kekehan-kekehan kecil yang saling bersahutan.
"Hihii... llobotnya nalli-!!"
"Pio liat-!! kakak juga bisa nari kayak rrobotnya nih! beep-beep.. beep-beep.."
"Hebaaat ttatak Iaaann! hihii..."
Kekehan itu tidak lain berasal dari Ian dan Vio yang sibuk dengan dunia mereka sendiri.
Kekehan itu membuat Ardan yang tengah menonton televisi di ruang tengah sesekali menoleh dan mengembangkan senyumnya, melihat anak-anak kecil yang asyik bermain di sana.
Sedangkan Yaska, ia tengah sibuk menyiapkan kue kering dan minuman dingin untuk Ferry beserta istri dan anaknya yang rencananya akan datang sebentar lagi.
*Tok... tok... tok...
Mendengar ketukan di pintu utama yang terbuka membuat Ardan menoleh ke arah pintu.
Disana pak Wiryo berdiri dengan senyuman ramahnya.
"Permisi nak Ardan... nak Ferry sudah ada di depan."
"Oh iya, iya pak. Sekarang Ardan kesana."
Pak Wiryo mengangguk lantas pergi dari tempatnya berdiri.
"Dek, mas ke depan dulu ya. Mas Ferry udah dateng." teriak Ardan agar terdengar oleh Yaska di dapur.
"Iya mas!!"
Tak lama kemudian suara bising beberapa orang terdengar mendekat ke ruang tengah.
Sepasang suami istri dan satu bocah laki-laki berpenampilan casual mereka lalu datang ke ruang tengah bersama Ardan.
Yaska pun keluar dari dapur dengan nampan yang penuh dengan minuman dan camilan, lalu berjalan ke ruang tengah. Meletakkan nampan itu di meja yang dikelilingi oleh sofa panjang.
"Wah... Yaska udah dewasa sekarang, bahkan udah punya jagoan kecil ya. Gak nyangka juga akhirnya Ardan ketemu sama cintanya lagi nih." kata Ferry dengan senyumannya.
Yaska tersenyum sedikit canggung karena perkataan Ferry tersebut.
"Saya Karin, istrinya mas Ferry." istri Ferry pun membuka suara dan mengulurkan tangannya yang dibalas oleh Yaska.
"Adeknya sembunyi ya mbak..." kata Yaska yang melihat anak dari Ferry dan Karin itu tengah bersembunyi di belakang kaki Karin.
"Hahaa, iyaa... Chiko tuh suka malu di depan orang baru, dek"
Karin lalu meraih tangan kecil putranya.
"Sayang, liat itu ada dua temen baru Chiko di sana. Kenalan dulu ayo."
Ian yang tengah duduk di tempat bermainnya lalu berdiri dan berlari menuju kerumunan orang-orang dewasa di sana.
Ia sepertinya tertarik dengan orang-orang baru yang masuk ke rumah Ardan itu. Namun sayangnya Ian malh melupakan Vio yang masih bermain dengan robot di tangannya.
Ian yang melihat Chiko bersembunyi di belakang kaki Karin lalu mendekatinya.
"Halo... nama aku Ian, kalo kamu siapa?"
Chiko menatap lekat-lekat wajah Ian.
"Chiko..." cicit Chiko dengan senyuman malu-malunya membuat Karin terkejut.
"Ayo kita main ke sana, Chiko." ajakan Ian dibalas anggukan oleh Chiko lalu Ian pun meraih tangan Chiko yang lebih kecil darinya dan membawanya pergi menuju tempat bermainnya tadi, yang Ardan buatkan di ruang tengah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ardan - [ MPREG ] BxB [ BL ] [SELESAI]
Teen Fiction[ CERITA BL ! ] Kehidupan sepasang suami istri, Ardan dan Nisa berjalan seperti pasangan pada umumnya. Hingga di suatu hari, Ardan dan Nisa berkunjung ke kampung halaman Ardan, sebuah desa indah di lereng gunung yang penuh dengan kenangan masa kecil...