28 - Di mana?

22.7K 2.3K 70
                                    

"Piooo... Piooo-!!!! Ayo main!!"

*Cklek...

Kedua alis Ardan seketika menyatu kala melihat sosok wanita muda yang sangat asing baginya membuka pintu rumah di depannya itu.

.
.
.
.

Wanita muda tersebut mendekati pagar, membukanya lalu melemparkan senyuman manisnya.

"Maaf? Mas, sama adek mau nyari siapa ya?"  tanya wanita tersebut sambil bergantian menatap Ardan dan Ian.

"Ini anak saya mau main sama Vio. Vionya ada di dalem ya?"

Pertanyaan Ardan dibalas garukan kepala oleh wanita di depannya.

"Eeeh, Vio cucunya Ibu Diah bukan mas?"

Ardan mengangguk. "Ya."

"Maaf mas, tapi empat hari lalu mereka udah pergi dari rumah ini. Rumah ini udah saya sama suami saya beli dari Bu Diah."

Mendengar jawaban dari wanita di depannya membuat Ardan terkejut. Termasuk Ian yang sedari tadi ikut menyimak ucapan wanita tersebut.

"Hah? Dijual?"

"Iya mas. Kata Bu Diah, dia lagi perlu uang buat berobat anaknya yang seminggu lalu kecelakaan kerja."

Semakin wanita di depannya itu membuka suara, semakin terkejut juga Ardan dibuatnya.

"Apa mbak tau mereka sekarang tinggal mana?"

Wanita itu menggeleng.

"Saya kurang tau mas... Dua hari yang lalu saya udah coba hubungi Bu Diah kan, buat titip salam, ehh nomornya malah gak aktif."

Ardan menghela nafasnya berat.

"Makasih ya, mbak. Kalo gitu, saya sama anak saya pulang dulu."

Wanita di depan Ardan itu pun mengangguk.

Ardan meraih tangan kecil Ian lalu Ardan tuntun untuk kembali ke rumah Ardan.

Ian mengerti, dirinya mengerti jika Vio sudah tidak ada di rumah itu. Kini Ian hanya menunduk menatap jalan yang ia lalui tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Ardan yang melihat putranya terlihat sedih pun kebingungan. Bingung karena merasa kasihan atau bingung karena merasa gemas jika putranya ternyata bisa sesedih itu.

Namun di kepalanya, Ardan tentu saja ikut memikirkan kepindahan Bu Diah dan keluarganya secara tiba-tiba.

•••

"Hey, hey? Kenapa Ian sama Papa pulang-pulang mukanya asem begitu, hum?" sapa Yaska yang sedang mengupas buah apel di ruang tengah sambil menonton televisi.

Ardan dan Ian yang baru memasuki rumah pun menghampiri Yaska di sana.

Ian perlahan menaiki sofa lalu mendekap tubuh Yaska. Menenggelamkan wajah kesalnya di dada sang mama. Sedangkan Ardan mengambil posisi duduk di dekat Yaska.

Mas Ardan - [ MPREG ] BxB [ BL ] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang