Hari-hari telah berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah sebulan lamanya Yaska bekerja dan tinggal di rumah Ardan bersama sang putra.
Hari yang mereka lalui berjalan seperti biasanya, yang berbeda hanya lingkungan mereka tinggal saat ini.
Kini di rumah Ardan telah ada dua wanita sebagai asisten rumah tangga yang baru, mereka adalah Hana 30 tahun, dan Reni 34 tahun. Mereka berdua sangatlah akrab dengan Yaska dan Ian, bahkan Yaska sudah menganggap mereka sebagai kakak untuknya.
Hanya saja, dua ART tersebut tidak tinggal di rumah Ardan, karena jarak rumah mereka lumayan dekat dari sini.
Selama sebulan ini banyak perubahan yang terjadi pada Yaska dan putranya.
Mulai dari hubungan mereka yang semakin dekat dengan Ardan, Yaska yang mulai memakai alat-alat modern seperti oven, blender, chopper, magic com, ponsel, dan yang lainnya, serta si kecil Ian pun kini semakin aktif mempelajari kosakata baru yang ia ketahui dari film kartun yang ditayangkan lewat televisi di kamarnya.
Tak hanya berdampak pada Yaska dan Ian. Melihat perubahan yang terjadi pada pasangan orang tua dan anak itu membuat Ardan mulai merasa puas karena dirinya merasa berhasil membawa perubahan pada kehidupan kedua manusia yang ia sayangi itu.
Saat ini, pasangan suami istri yang menghuni rumah besar bernuansa Eropa, tengah memakai pakaian masing-masing untuk berangkat kerja.
Nisa tengah merapikan kemeja berwarna pink muda dan rok yang berwarna sama di dalam ruang ganti yang ada di kamarnya dengan Ardan. Sedangkan Ardan tengah memilih jas di lemari yang ada dalam kamarnya.
Selesai berpakaian, Ardan lebih dulu keluar dari kamarnya dan mulai melangkah menuju ruang makannya.
Saat ia berjalan di tangga, bau masakan yang berasal dari dapur seketika menguar di indera penciuman Ardan, membuat Ardan semakin semangat untuk melangkahkan kakinya ke ruang makan.
Setibanya Ardan di ruang makan, benar saja bahwa di meja makannya sudah penuh dengan berbagai lauk yang sangat pas untuk sarapan. Juga di sana telah disiapkan roti dan selai cokelat atas permintaan Nisa.
Pandangan Ardan mengedar, mencari sosok Yaska yang biasanya akan berkeliaran di ruang makannya namun Ardan tak melihat sosok yang ia cari-cari itu.
Ardan pun duduk lalu meraih piring dan menyendokkan nasi serta lauk ke dalam piringnya. Biasanya Yaska yang melakukan ini, namun sekarang ia sendiri yang melakukannya.
Tak lama kemudian, Yaska akhirnya datang ke ruang makan dengan berlari kecil membuat mood Ardan meningkat drastis.
"Maaf mas, tadi Ian nangis, jadinya Yaska ke kamar dulu."
Ardan lantas tersenyum dan mengangguk. Menunjukkan dua dimple yang ikut menghiasi senyum tampannya.
"Gak apa-apa dek... emm, kamu udah sarapan?"
Yaska tersenyum dan menggeleng,
"Nanti Yaska sekalian sarapan sama Ian aja mas."Ardan lalu mengangguk dan melanjutkan kegiatan sarapannya. Yaska yang tak melihat ada air minum di meja makan pun segera meraih segelas air minum untuk pria besar tinggi yang sedang lahap makan itu.
"Mwakasi dwek..." ucap Ardan dengan mulutnya yang penuh makanan.
Yaska dibuat terkekeh dan menggeleng keheranan melihat pria dewasa ber-jas yang bertingkah layaknya anak kecil itu.
"Mas jangan bicara, nanti bisa keselek loh itu."
Masih penuh dengan makanan di mulutnya, Ardan mengangguk dan tersenyum, Ardan juga mengacungkan ibu jari kanannya yang membuat Yaska kembali terkekeh.
![](https://img.wattpad.com/cover/307114173-288-k579885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ardan - [ MPREG ] BxB [ BL ] [SELESAI]
Teen Fiction[ CERITA BL ! ] Kehidupan sepasang suami istri, Ardan dan Nisa berjalan seperti pasangan pada umumnya. Hingga di suatu hari, Ardan dan Nisa berkunjung ke kampung halaman Ardan, sebuah desa indah di lereng gunung yang penuh dengan kenangan masa kecil...