Triplet - 18

9.6K 740 23
                                    

"Kakak, Bee takut dimarahin Papah."

Bibir Bee melengkung ke bawah, mata nya lesu dan berkaca-kaca, apalagi Tiger hanya diam tidak menjawab Bee sekali pun, membuat Bee semakin sedih.

Si kembar sudah pulang sekolah, mereka saat ini berada di kamar Bee, dalam keadaan hening. Bee duduk di atas ranjang dengan gigi yang menggigiti jarinya gugup, Lion duduk di sofa, dan Tiger duduk di kursi belajar Bee.

"Kakak sama Abang jangan kasih tau Papah, ya?" mohon Bee.

Bee menatap kedua nya bergantian, sungguh, Papah nya belum pulang saja, jantung Bee sudah berdebar kencang, apalagi nanti saat Papah nya sudah pulang dan mengetahui jika Bee di skors.

Tiger hanya diam, Ia menyilangkan kedua tangan nya di depan dada dengan punggung menyender pada kursi yang Ia duduki.

"Kak?"

"Papah udah tau, Bee," sahut Lion dengan nada kasihan.

"Hah? serius?" kaget Bee.

Kedua mata Bee membulat sempurna, Ia menatap Tiger dan Lion bergantian, tanpa sadar Ia menelan ludah nya takut.

"Kenapa di kasih tau?" lesu Bee.

"Guru BK sendiri yang kasih tau Papah," ujar Tiger datar.

"Kakak gak cegah?" tanya Bee.

Bee menatap Tiger sayu, biasanya, jika dia membuat masalah di sekolah, maka Tiger akan membereskan nya, seperti sebelum-sebelum nya, dimana Tiger akan berbicara dengan Pak Jaka, mengambil manfaat dari jabatan nya sebagai ketua OSIS.

Tiger hanya berdecak pelan, "Enggak, kamu udah terlalu sering buat masalah, kali ini Kakak gak bisa tolong, Pak Jaka udah final."

Bahu Bee meluruh begitu saja mendengarnya, Ia menatap ke arah Lion, dan Lion pun menggelengkan kepala nya pelan, Tiger yang ketua OSIS saja tidak bisa mencegah nya, apalagi Lion yang hanya ketua basket.

"Terus gimana?"

"Kamu cuma harus nurut sama Papah," titah Tiger.

Sebenarnya, Tiger kasihan dengan Bee, tapi Tiger sudah tidak bisa membantu Bee lagi, karena Ia sudah terlalu sering membujuk Pak Jaka. Bee itu selalu saja membuat masalah, entah itu menjaili guru, bolos, dan tidur di kelas.

"Kamu juga sih, kenapa jailin Bu Dina?" tanya Lion dengan kepala menggeleng.

"Ya abis nya Bu Dina p-"

"Bee?"

Deg. Sebelum menyelesikan ucapan nya, bibir Bee sudah terkatup rapat, saat mata nya menangkap sosok Sang Papah yang sedang berdiri di ambang pintu dengan wajah datar.

"Papah?"

Rama menghembuskan nafas pelan, lalu melangkah masuk ke dalam kamar, berdiri di tengah ruangan tersebut.

"Tiger, Lion, keluar."

"Tapi Pah-"

"Keluar!"

Mendengar suara tegas Sang Papah, Tiger dan Lion langsung beranjak, mereka keluar dari kamar Bee, walaupun hati mereka tak tega meninggalkan Bee sendiri bersama Rama.

"Tutup pintu nya!"

Setelah pintu tertutup, Rama langsung memusatkan perhatian nya kepada Bee yang sudah berdiri di depan nya dengan kepala menunduk dan tangan yang saling meremas gugup.

"Kamu di skors?" tanya Rama.

"Iya, maaf Pah."

"Tatap mata orang yang sedang berbicara dengan mu."

Triplet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang