Di dalam kamar, Bee menangis sambil menutup seluruh badan nya menggunakan selimut, Ia tidak ingin ada orang yang mendengarnya menangis.
"Kakak jahat."
Bee meremas selimut yang Ia pakai, merasa marah, kesal, sekaligus sedih dengan Tiger yang sudah melayangkan perkataan kasar kepadanya, dimana Tiger mangatakan jika dirinya ini adalah anak nakal, selalu merepotkan, dan sakit-sakitan.
"Bee udah gak sakit," gumam Bee sesegukan.
Tiba-tiba, satu pemikiran hinggap di kepala Bee, Ia melepas selimut yang menutupi wajah nya, lalu menatap langit-langit kamar nya bergambar unicorn.
"Apa Bee selalu ngerepotin Kakak sama semua nya ya?"
"Pasti Bee selalu nyusahin mereka."
"Pantes aja banyak yang bilang kalau Bee itu anak nakal."
Bee terus saja meracau tak jelas, Ia memikirkan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang sedang terjadi, ingatan Bee pun kembali pada waktu-waktu yang sudah lalu, dimana Bee selalu jail kepada kedua kembaran nya, dan selalu membuat onar di sekolah.
"Pasti Bee cuma jadi beban dimana-mana," gumam Bee sedih.
Kedua kelopak mata Bee menutup, Ia menyesali semua perbuatan nya yang sudah keterlaluan, Ia pun berpikir pasti Mamah nya merasa malu, karena Bee terus menerima surat peringatan dari sekolah, bahkan ada satu waktu dimana Mamah atau Papah nya harus ke sekolah untuk memenuhi panggilan guru.
"Bener kata Opa, Bee harus mandiri, Bee jangan ngerepotin orang lain, jadi mulai sekarang Bee harus bisa mandiri."
Entahlah, semua perkataan Tiger yang memang benar, berhasil membuat Bee sadar diri, Ia sudah sadar dengan segala perilakunya yang kelewat batas.
Mulai sekarang, Bee akan mandiri dan tak merepotkan orang lain.
Ceklek....
"Bee? sayang?"
Tiba-tiba pintu kamar Bee terbuka, menampilkan Lion yang berdiri di ambang pintu dengan senyum hangat yang selalu Ia tampilkam kepada Bee, perlahan Lion berjalan mendekati Bee yang sudah menyingkap selimut nya.
"Abang?" kaget Bee.
"Abang masuk yah?" izin Lion.
Biasanya Lion tak meminta izin untuk memasuki kamar Bee, tapi kali ini Ia meminta izin karena tau suasana hati Bee sedang tidak bagus.
Sedangkan Bee, Ia hanya menganggukkan kepala nya saja sebagai tanda setuju, lalu menegakkan tubuh nya, duduk menyender pada kepala ranjang.
"Bee nangis?"
Senyum hangat yang terpancar di wajah Lion seketika pudar digantikan dengan wajah sedih, melihat jejak air mata yang ada di kedua pipi Bee, belum lagi hidung, bibir dan mata nya yang merah akibat menangis.
"Enggak kok, cuma kelilipan aja," alibi Bee.
Lion menggelengkan kepala nya, Ia jelas-jelas melihat Bee menangis tadi, tapi Bee malah menyangkal, tak ingin membuat mood Bee semakin buruk, Lion hanya tersenyum tipis lalu mendudukkan dirinya di samping Bee.
"Abang kenapa ke kamar Bee? kan udah malem, harusnya tidur," tanya Bee.
"Gimana Abang bisa tidur tenang kalau adek Abang ini lagi sedih," kekeh Lion.
Lion mencubit ujung hidung Bee yang memerah dengan pelan, dan itu berhasil membuat Bee cemberut.
"Ishh Abang mah," rajuk Bee.
Kedua tangan Lion menangkup pipi gembul Bee, Ia menatap Bee dalam, seolah menyelami semua perasaan Bee yang sedang di rasakan nya, di mata Bee, Lion dapat melihat kesedihan, kekesalan, dan kemarahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplet [END]
ContoPossessive Brothers Tiger, Lion dan Bee adalah anak kembar tiga atau triplet. Walaupun mereka kembar, sifat mereka sangat berbeda jauh, wajah nya pun tidak indentik. Tiger yang datar, Lion yang humoris, dan Bee si manja tapi grasak grusuk disatukan...